Gadis Kecil Kesayangan Om Mafia Tampan

Steven bangun dari tidurnya saat merasakan seseorang yang tengah memeluk dirinya. Saat Steven membuka matanya terlihat Gea dengan nyaman tidur di dada Steven. Steven dengan lembut mengusap kepala Gea ia lalu dengan pelan memindahkan tubuh Gea dari atas tubuhnya.

"Cantik,"Puji Steven yang mengecup sekilas bibir Gea. Dia Lalu memilih untuk bangkit dari tempat tidur karena melihat Jam sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi.

Steven pun bergegas untuk mandi karena badannya yang terasa lengket. Setelah mandi Dia memakai kaos berwarna hitam dan celana pendek. Saat melihat gaya yang masih tidur dia tidak tega untuk membangunkannya. Maka dia pun keluar dari kamar dan memerintahkan Santi untuk menjaga Gea di dalam kamar.

"Hey tuan Steven,"Panggil lili yang baru saja datang dia langsung menghampiri Steven.

Santi yang merasa tidak punya kepentingan di sana langsung menuju ke kamar Gea. Dia berdiri di dalam kamar Gea untuk menjaga Gea, dia sama sekali tidak bersuara agar Gea tidak terbangun.

Dia membuka matanya yang masih terasa berat,badannya laki-laki terasa sakit. Dia yang ingin menengok jam pun melihat kehadiran Santi di sana membuat dirinya terkejut.

"Sejak kapan kamu di sini?"tanya Gea yang segera menutup tubuhnya karena selimutnya sempat melorot.

"Baru saja nyonya,tuan yang memerintahkan saya untuk menjaga Nyonya selagi Tuan makan,"terang cantik dengan lembutnya.

"Yaudah kamu keluar aja aku mau mandi,"ucap Gea meminta Santi untuk keluar karena dia merasa risih ada Santi di sana.

"Maaf Nyonya,tapi tuan tidak membiarkan saya untuk pergi sebelum Tuan kembali ke sini,"jelas Santi membuat dia menghela nafas.

"Dia makan sendiri dibawah?"

"Sepertinya tidak Nyonya karena tadi saya melihat adik Nyonya datang,"jawab Santi

Dia tidak bereaksi apa-apa saat mengetahui jika Steven sedang makan dengan Lili.

"Tolong ambilkan bethrobe di dalam kamar mandi,"titah Gea ke Santi. Santi pun langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk mengambil bethrobe milik Gea

"Ini nyonya,"ucap Santi memberikan bethrobe itu.

"Balik badan,"titah Gea yang tak mau Santi melihat tubuhnya yang sedang tidak memakai apa-apa.

"baik nyonya,"jawab Santi yang berbalik memunggungi Gea.

Dia pun segera memakai bathrobe menutupi tubuhnya. setelah itu dia berjalan menuju ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

"mau saya bantu Nyonya?tanya Santi menawarkan bantuan.

"Ih nggak usah lah Aku bukan anak kecil," tolak Gea.

"Tunggu saja di situ,kalau kamu mau keluar dari kamar juga nggak apa-apa aku bisa jaga diri di sini,"sambung Gea sebelum dia menutup pintu kamar mandi.

Meskipun Nyonya mengizinkan dia keluar dari kamar itu, tetapi Santi Memilih tetap di sana. dia takut jika nantinya tuannya itu marah karena meninggalkan Nyonya sendiri dalam kamar.

Selesai mandi Gea memakai dress yang telah disiapkan oleh Santi.Santi pun membantu dia mengeringkan rambutnya.

"Nyonya sangat cantik pantas saja Tuan Steven sangat mencintai Nyonya,"Puji Santi.

"Kata siapa dia mencintaiku?"tanya Gea yang memandang wajah Santi lewat pantulan cermin.

"Bukankah itu sangat terlihat,"jawab Santi.

"entahlah,"

"Dia hanya membeliku bukan mencintaiku,"batin Ghea."dan mungkin saja aku bukanlah yang pertama," sambung Gea.

Ceklek

Pintu kamar Gea dibuka,terlihat Steven yang masuk ke dalam kamar dengan raut wajah dinginnya.

"Bawakan makanan untuk kami,"titah Steven ke Santi.

"Baik tuan,"jawab Santi yang kemudian keluar dari kamar untuk membawa makanan sesuai perintah Steven.

Setelah Santi keluar,Steven berjalan mendekat ke arah Gea. Dia langsung memeluk dia dan menggesekkan hidungnya dengan hidung Gea.

"Om belum makan emangnya?"tanya Gea.

"Belum jadi makan,"jawab Steven yang kemudian menuntun Gea untuk duduk di samping dirinya.

"Om Steven sama Lili ngapain aja dari tadi,"batin Gea bertanya namun tidak berani bertanya langsung.

"Om,"Panggil Gea yang terlihat ingin bertanya sesuatu.

"Iya kenapa honey?"

"Ayah Gea meminta uang berapa ke Om,"tanya Gea memandang Steven.

"Kenapa tiba-tiba tanyain itu"tanya Steven yang heran sambil mengusap rambut gea.

"nggak apa-apa Om cuma nanya aja soalnya nggak biasanya mereka baik ke Gea," jawab Gea.

Tok tok tok

Pintu kamar mereka diketuk,para Maid datang membawa makanan untuk tuan dan nyonya, cukup banyak menu hari ini,dia yang sudah kelaparan belum terlihat Tak sabar untuk makan.

"makan yang banyak honey,"ujar Steven yang kemudian menampilkan makanan untuk dirinya.setelah Steven mengambil makanan maka dia pun kini mengambil makanan untuk dirinya. Dia memasukkan satu suap nasi ke dalam mulutnya.rasanya sangat pas di lidah Gea.

Steven yang melihat sudut bibir Gea terdapat sisa makanan pun membersihkannya dengan ibu jari, saat Steven melakukan itu membuat dia menjadi mematung.

"Belepotan dasar anak kecil,"ucap Steven yang kemudian mengecup bibir Gea,"setelah ini aku mau ke kantor Kamu jangan nakal ya honey,"sambung Steven membuat Gea menganggukkan kepalanya.

"Mau ikut?"

"nggak deh om di rumah aja yang ada nanti malah ganggu Om," ucap Dea.

"Aku suruh Santi buat temenin kamu di kamar ya,"

"nggak usah Om gea sendiri aja di kamar,Kalau ada Santi yang ada nanti malah canggung, karena dia pasti nggak mau disuruh duduk ,"terang Gea yang menolak tawaran Steven.

"Baiklah, tapi janji jangan nakal."

"iya om"

"anak pintar,"

Selesai mereka makan,Steven pun bersiap untuk ke kantor,Dia memakai setelan jas berwarna hitam. Sebenarnya semua jas miliknya berwarna hitam tidak ada warna lain.

Steven mencium pipi dia terlebih dahulu sebelum dia ke kantor.setelah kepergian Steven dia pun bangkit dari duduknya menuju ke balkon.Dia menatap area taman yang terlihat dari sana.

'Berhari-hari Aku tinggal di sini tapi aku nggak pernah lihat sekeliling rumah ini,"gumam Ghea "Tamannya indah,"sambung Gea menatap taman itu.

***

Tadi saat sampai di kantor, Steven langsung meeting sesuai jadwalnya. Setelah selesai dia pun kembali ke dalam ruang kerjanya.setumpuk dokumen sudah menanti dirinya.

Tanpa mengeluh Steven langsung memeriksa satu persatu Dokumen itu. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu Berliana langsung masuk ke dalam ruangan Steven. Steven langsung terlihat tak suka dengan kedatangan Berliana.

"sayang"Panggil manja Berliana. Dia berjalan mendekat ke arah Steven."Kamu kenapa sih dihubungi susah banget?"

"Lu bukan lagi Tunangan gue, jadi buat apa gue ngehubungin Lu?"

"Apasih sayang, kan satu bulan lagi kita akan menikah," terang Berliana dengan senangnya.

"Diminum dulu," ujar Berliana memberikan segelas es untuk Steven.

"Mimpi,"ucap Steven sambil menaikan satu sudut bibirnya."Lagian Lu ngapain repot-repot ke sini?"

"Ih Sayang jangan galak-galak gitu sama calon istri," ucap Berliana yang terus menggoda Steven.

Steven tidak menanggapi perkataan Berliana, dia hanya menahan emosinya karena tidak mau ribut dengan Berliana. Karena panas, Steven meminum kopi yang dibawa oleh Berliana.

Dalam hati Berliana terlihat sangat senang karena akhirnya Steven meminum kopi itu. Kopi itu sebelumnya telah dicampur oleh obat per*ngsang. Berliana dengan beraninya mencampur obat itu ke dalam minuman Steven.

Dia tidak mau Steven benar-benar meninggalkannya Karena itulah cara Berliana agar Steven tidak meninggalkan dirinya.

JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK GAYS BIAR MAKIN SEMANGAT BIKIN CERITA NYA.🙏🏻