Senja Anindita gadis cantik yang baru saja lulus SMA diharuskan menikah dengan Abyansyah sang kakak tiri yang merupakan seorang Dokter ahli Bedah berusia 33 tahun, bukan perbedaan usia dan status duda anak 1 yang membuat Senja ragu menjalani pernikahan ini, namun rasa benci Abyansyah yang selalu menganggapnya sebagai anak dari perusak rumah tangga kedua orang tuanya.
Bagaimana Aby dan Senja menjalani kehidupan pernikahan ini??
C
e
k
i
d
o
t
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deodoran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
"Kemeja, pakaian dalam, celana bahan, boxer ah! Peelengkapan mandi" Senja berbicara sendiri lalu masuk kedalam kamar mandi, setelah keluar ia sudah mengepak perlengkapan mandi Aby dalam sebuah bag kecil, Sebuah koper berukuran sedang siap terbang ke Semarang.
"Mas, Cuma 3 hari kan Seminarnya ?"
"Heem"
"Tapi aku lebihin pakaian untuk empat hari mas buat jaga jaga" Ucap Senja sembari tersenyum kearah Aby dan Kaila yang tengah bermain diatas tempat tidur.
Hati siapa yang tidak menghangat melihat perlakuan Istri seperti Senja, Sejak menikah Aby tak pernah repot mengurusi masalah pakaian apa yang hendak ia pakai karena semua sudah disediakan Senja, Gadis 18 tahun dengan sikap dewasanya itu membuat Aby merasa tenang setiap hendak keluar rumah mencari nafkah.
"Papa papa emman...emman....Aila" Kaila memutus pandangan Aby kepada Istrinya yang terlihat sibuk menaruh koper yang akan dibawa Aby besok pagi ke Semarang.
Aby melihat layar ponsel Senja yang sejak tadi dimainkan Kaila, bocah 2 tahun itu menggeser layar yang menampilkan foto foto Kaila bersama anak anak Panti. Senja memang mengabadikan beberapa momen setiap kali berkunjung di Panti.
"Iya sayang, Teman Kaila kan" Aby mengelus pucuk kepala putrinya, ia senang Kaila sudah bisa berinteraksi dengan orang lain.
"Senja, mulai besok Pak Ahmad Suami bi Asih mulai bekerja sebagai sopir, jadi setiap kali mau kepanti atau keluar kamu gak perlu lagi minta jemput sama temanmu itu"
"Mas, apa gak berlebihan? Kalau mau keluar aku bisa pake taxi online koq" Ujar Senja kini ia sudah ikut duduk di tepi Ranjang.
Selain mobil pajeronya, Aby memang memiliki Sedan Altis yang sangat jarang ia pakai, dan mulai besok mobil itu akan digunakan untuk Kebutuhan Senja Dan Kaila.
"Gak! Itu semua demi kenyamanan Kaila"
"Ah...Baik mas" Senja merasa tidak berhak menolak toh Aby melakukannya demi sang putri bukan untuk dirinya.
"Mas, besok Dokter Risya juga ikut?" Tanya Senja antusias, ia memang sudah lebih akrab dengan sahabat suaminya itu, beberapa kali Risya berkunjung keapartemen untuk menemuinya dan juga Kaila.
"Tidak, dari setiap departemen hanya mengirim 1 Dokter ahli dan satu residen" jawab Aby.
"Kalau mbak Laras ikut ya Mas?" Cicit Senja, mendengar kata dokter Residen Senja penasaran apakan kekasih sekaligus mantan istri suaminya itu ikut.
"Iya, dia residen yang mewakili departemen Obgyn" jawab Aby Santai, namun tatapan matanya menelisik gerak gerik Senja, ia bisa menagkap ketidaknyamanan Istrinya disana.
Aby menghela nafas kasar, apakah ia terlalu jahat jika menginginkan kehidupan Rumah tangga yang normal bersama Senja? Terus terang rasa itu masih ada untuk Laras tapi tidak sebesar dulu , kehadiran Senja berhasil mengikisnya perlahan, Namun Aby masih belum bisa sepenuhnya melepas Laras.
.
.
.
Senja mengantar Aby hingga basement sementara Kaila masih tertidur, dulu saat Ada seminar atau pelatihan luar kota Aby selalu was was ketika harus meninggalkan Kaila bersama pengasuhnya namun kini ia bisa pergi dengan tenang Karena Kaila berada ditangan yang tepat.
"Kamu mau dibawakan oleh oleh apa?"
"Gak ada mas, asal mas pulang dengan selamat aja itu sudah jadi ole ole terbaik" Lagi lagi Senja tersenyum.
Coba bayangkan bagaimana Perasaan Aby tidak menghangat, setiap kata yang keluar dari bibir Senja bagaikan motivasi untuknya, meski sebenarnya Senja tidak sadar dengan apa yang ia ucapkan, sekali lagi ia hanya mencoba menjadi istri dan ibu yang baik.
Senja menyerahkan koper berukuran Sedang pada Aby begitu Lift tiba dibasement.
"Aku pamit, pak Ahmad sudah menunggu"
"Mas hati hati ya" Senja mencium punggung tangan Aby penuh takzim, lalu Aby merengkuh tubuh Senja kedalam pelukannya dan mengecup kening Senja cukup lama.
"Maaf Senja, berikan aku waktu"
"Tak apa mas" Senja memeluk Aby tak kalah eratnya, " Seperti yang pernah kukatakan, jika memang aku tidak bisa berakhir menjadi istri mas toh aku tetap Adiknya mas, Aku sudah sangat bahagia dengan Mas yang sudah tidak membenciku seperti dulu" Meski berharap banyak dari pernikahan balas budi ini namun Senja berusaha tak menggunakan perasaannya jika Aby tiba tiba berada dalam mode romantis seperti sekarang ini. Senja berusaha mendoktrin fikirannya jika Aby adalah kakak yang menyayanginya.
"Heem....Jaga Kaila baik baik" Aby mengusap pucuk kepala Senja penuh kasih. Setelah memastikan istrinya masuk kedalam Lift barulah Aby berjlan sembari menarik kopernya menuju tempat dimana mobilnya terparkir.
Pak Ahmad nampak menggaruk tengkuknya saat Aby menyerahkan koper untuk disimpan dibagasi.
"Kenapa pak?" heran Aby melihat tingkah pak Ahmad, suami Bi Asih itu memang pernah bekerja dengannya sebagai supir yang mengantarkan Laras pulang pergi bekerja di sebuah puskesmas, namun semenjak bercerai Aby juga memberhentikan Pak Ahmad.
"Di didalam mobil ada nyonya Laras Tuan"
"Apa!!" Alis Aby saling bertautan.
Laras memang sengaja mengganti tiketnya ke penerbangan pagi agar ia bisa bersama Aby.
Ia tahu Aby tak pernah suka perjalanan Rombongan dengan para peserta seminar lainnya, maka dari itu ia sengaja datang pagi dan langsung menuju ke basement Apartemen mantan Suaminya itu, sebenarnya ia ingin menjemput Aby langsung didepan pintu sayangnya Laras tak punya akses masuk dan hanya bisa sampai sebatas loby.
Namun semuanya peejuangan Laras ia rasa sia sia karena harus menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Aby memperlakukan Senja persis seperti Aby memperlakukan dirinya dulu.
"Laras Apa yang kau...." Aby yang langsung membuka pintu kabin kedua itu tak bisa melanjutkan kata katanya saat melihat laras terisak lirih.
Aby hanya bisa menghela nafas, kini ia duduk berdampingan bersama Laras dan memerintahkan Pak Ahmad untuk segera menjalankan mobilnya.
Laras masih menangis, ia seakan tak peduli dengan keberadaan Pak Ahmad yang melihat sisi terburuknya.
"Aku sudah mengatakan untuk menjaga jarak bukan? Ini akan menyakitimu jika kau terus seperti ini, hanya 2 tahun ras" ujar Aby frustasi, terserah apa kata Pak ahmad mendengar perdebatan mereka.
"Lalu setelah 2 tahun apa mas? Kau punya anak dari istrimu itu iya!! Aku melihatnya mas, kalian tidak terlihat seperti pasangan yang akan bercerai" Sentak Laras
"Ras sudahlah, kita sebentar lagi tiba di bandara" Aby membuang pandangannya kesamping.
Sementara Laras semakin nelangsa, jika seperti biasanya maka Aby akan langsung memeluk dan berusaha menenangkannya, namun sekarang?