Revisi
Ada beberapa hal yang dirasa kurang memuaskan, jadi diputuskan untuk merevisi bagian awal cerita.
Petugas kepolisian Sektor K menemukan mayat di sebuah villa terpencil. Di samping mayat ada sosok perempuan cantik misterius. Kasus penemuan mayat itu nyatanya hanya sebuah awal dari rentetan kejadian aneh dan membingungkan di wilayah kepolisian resort kota T.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bung Kus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tugas Untuk Tabah
Memasuki villa terbengkalai untuk kali kedua, Tabah berada di barisan depan. Dia berperan sebagai penunjuk jalan. Beberapa petugas kepolisian unit reskrim resort kota terlihat berhati-hati menyusuri lorong-lorong bagian dalam villa yang penuh sarang laba-laba dan lumut di beberapa bagian.
Semua orang kagum dengan desain villa yang besar dan kokoh. Padahal jelas terlihat bangunan berada di atas bukit apalagi konon katanya telah berdiri dari jaman belanda dulu. Namun ada satu hal yang sangat terasa menjadi kekurangan dari bagian dalam villa, yakni ventilasi. Udara terasa pengap, bahkan di lorong yang sempit saat banyak orang memasukinya terasa seperti dicekik.
Tabah sampai di ruangan yang menjadi tempat penemuan mayat kemarin. Tidak ada yang berubah. Dinding penuh dengan noda merah maroon yang menyala diterpa cahaya senter. Beberapa petugas kepolisian tampak tertegun menatap pemandangan mengerikan di hadapannya.
Kepala satuan reserse kriminal bernama Adi yang ikut serta dalam penelusuran villa, mendekati Tabah.
"Aku sudah melihat kondisi mayat. Dengan cipratan darah sebanyak ini, mustahil tubuhnya tampak utuh seperti tidak memiliki luka sedikitpun. Tapi tetap saja kita perlu menunggu hasil pemeriksaan," ucap Adi setengah berbisik. Tabah mengangguk setuju.
Setelahnya Tabah menunjukkan bukti-bukti jika villa terbengkalai tersebut ditempati seseorang selama beberapa hari terakhir. Seperti tungku di dapur dengan arangnya yang baru saja padam. Juga perapian yang masih terasa hangat di ruangan bagian tengah villa. Tabah juga memeriksa ruang makan. Namun ternyata tudung saji dan ayam panggang utuh yang kemarin dia sobek bagian pahanya itu sudah lenyap.
"Tidak ada jejak kaki. Tapi aku pun setuju denganmu. Villa ini sempat ditempati. Perapian yang menyala, udara hangat, dan samar ada aroma wangi yang tipis," seloroh Adi. Kali ini kasat reskrim itu duduk di teras villa bersama Tabah. Sedangkan petugas kepolisian yang lain masih memeriksa pekarangan sekitar villa.
"Kasus kali ini secara resmi akan berada di bawah pengawasanmu. Kuharap kamu bisa secepatnya menyelesaikannya," lanjut Adi menepuk bahu Tabah. Sebenarnya Tabah sudah menduga, pasti dirinya yang akan ditunjuk sebagai penanggungjawab penyelidikan, mengingat terjadinya kasus di wilayah tugasnya. Selain itu, dirinya juga salah satu petugas senior. Bisa dikatakan kasus kali ini sebagai jembatan untuknya meningkatkan jenjang karir. Itu jika Tabah dinilai berhasil.
"Kenapa kamu tidak bersemangat? Apa menurutmu kasus ini terlalu berat untuk ditangani?" tanya Adi, saat melihat raut wajah Tabah yang terlihat lesu.
"Bukan begitu Ndan," sahut Tabah menghela napas. Dia kembali teringat bayangan perempuan berkebaya putih semalam.
"Aku hanya kesulitan tidur semalam. Jadi pagi ini merasa sedikit kurang fit," jelas Tabah. Adi manggut-manggut.
"Sambil menunggu hasil pemeriksaan dari petugas forensik, kamu bisa memeriksa latar belakang mayat bernama Hendra itu. Kemudian coba kamu berkoordinasi dengan BKTM desa ini. Anehnya hari ini dia tidak bisa dihubungi. Lalu satu lagi, soal perempuan yang kalian temukan di samping mayat kemarin. Dia sama sekali tidak memiliki identitas. Kepolisian resort kota kesulitan untuk menggali informasi darinya," sambung Adi.
"Apakah mungkin perempuan itu tidak waras Ndan?" tanya Tabah kemudian.
"Siang ini dokter jiwa akan melakukan pemeriksaan. Kepolisian juga mengambil poto untuk disebarkan di media sosial. Barangkali akan ada petunjuk. Aneh, di wilayah tugas kita rasanya sudah lama tidak ada laporan orang hilang. Tapi ada satu perempuan cantik yang ditemukan di tempat seperti ini." Adi menggaruk pelipisnya.
Mendengar penuturan pimpinannya, Tabah merasa semakin penasaran. Apa mungkin perempuan asing yang ditemukan kemarin berasal dari luar daerah? Terlintas kecurigaan di benak Tabah, jangan-jangan perempuan itu dibawa oleh Hendra dari daerah lain untuk tujuan tertentu. Namun akhirnya Hendra tewas sebelum mencapai tujuannya.
Human trafficking kah? Benak Tabah dipenuhi pertanyaan. Sangat mungkin Hendra yang sudah ditemukan dalam kondisi tak bernyawa kemarin memiliki komplotan. Dan jika dugaan Tabah benar, maka saat ini dia sedang memimpin penyelidikan sebuah kasus besar.
Terdengar langkah kaki mendekat. Beberapa petugas yang selesai memeriksa area sekitar villa tampak menunjukkan botol-botol berbahan kaca pada Adi.
"Sepertinya sempat diadakan pesta miras," ucap Adi meletakkan hidungnya pada lubang botol. Kemudian mengibaskan tangan karena bau menyengat dari dalam botol.
"Tidak salah lagi. Botol masih baru," lanjut Adi. Petugas berbadan tegap itu kemudian berdiri menghadap bawahannya yang duduk bergerombol di belakang.
"Segera pasang garis polisi. Lalu, tempat ini wajib dijaga bergantian selama minimal satu minggu. Sangat mungkin mayat yang ditemukan kemarin tergabung dalam sebuah komplotan yang hendak melakukan sesuatu di tempat ini. Jangan lepaskan pengawasan pada area desa Karang. Kemudian untuk penyelidikan mayat akan berada di bawah pengawasan Pak Tabah. Jika menemukan sesuatu, laporkan segera pada Pak Tabah," ujar Adi memberi perintah.
"Siap, laksanakan Ndan!" jawab semua petugas kompak.
Semua orang terdengar bersemangat. Mereka seolah lupa dengan kenyataan bahwa terlalu banyak keanehan pada villa terbengkalai itu. Baik Adi maupun Tabah berusaha mengabaikan perasaan tidak nyaman yang tercipta kala melihat debu tebal yang menempel di lantai tanpa ada jejak kaki lain kecuali sepatu seragam dari petugas kepolisian.
Setelah penelusuran di sekitar villa berakhir, Tabah mengendarai motornya di jalanan yang sedikit licin akibat gerimis sedari pagi. Dia tidak menuju ke kantor kepolisian sektor K. Motor maticnya mengarah ke jalanan pusat kota.
Dengan kaca helm yang tertutup rapat, pandangannya lurus ke depan. Sesekali Tabah mengusap kaca yang tertutup tetes air. Pikirannya mengawang jauh, merangkai kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi di villa terbengkalai.
Ada satu saksi kunci untuk mempercepat penyelidikan, batin Tabah. Tentu saja yang dia maksud adalah perempuan cantik yang menempel pada Andre kemarin. Apa yang dilakukan perempuan itu di dalam villa bersama laki-laki bernama Hendra? Lalu, kenapa juga tidak ada sedikitpun jejak kaki dari perempuan itu? Mustahil rasanya jika manusia bisa bergerak dengan cara melayang. Tidak mungkin berjalan dengan kaki tidak menapak bumi.
Tabah terus melamun hingga sampai di sebuah tikungan. Tiba-tiba sekelebat bayangan terlihat menyeberang jalan. Karena terkejut, Tabah menekan rem depan dan belakang bersamaan hingga terdengar bunyi ban belakang berdecit kasar.
Motor Tabah kehilangan keseimbangan. Bagian belakangnya terpelanting hingga membuat Tabah terlempar ke depan. Tabah jatuh dengan tangan kiri terlebih dahulu menghantam aspal. Sedangkan motor maticnya tergeletak tepat di tengah marka jalan.
Sambil menahan rasa ngilu di bagian siku tangannya, Tabah mengedarkan pandangan. Mencari sosok yang baru saja menyeberang. Ketika melihat ke seberang jalan, Tabah hanya bisa diam tertegun. Sekali lagi, terlihat perempuan berkebaya putih. Kali ini sosok itu berjalan menjauh. Hanya menunjukkan bagian punggungnya, tanpa memperlihatkan rupa wajah. Samar-samar Tabah juga dapat mendengar suara tawa meringkik yang membuat bulu kuduknya berdiri. Meski masih merasa ngilu dan perih di tangannya, Tabah terseok-seok meraih motornya dan kembali berkendara dengan kecepatan tinggi.
lanjut bung...tetap semangat....
jngn jngn ini dukunn nya ntar lawannya Mbah Tejo.
ahh komentar ku jngn jngn mulu wkwkwkwk.
Aku curiga sama Lilis omm... bkn suudzon tapi ntahlah Lilis kek manipulatif.
hmmm,,, aq masih blm bisa terima bang Andre sama Lilis ....,,