Lara telah menghabiskan tiga belas tahun hidupnya sebagai wanita simpanan, terperangkap dalam cinta yang terlarang dengan kekasihnya, seorang pria yang telah menikah dengan wanita lain. Meski hatinya terluka, Lara tetap bertahan dalam hubungan penuh rahasia dan ketidakpastian itu. Namun, segalanya berubah ketika ia bertemu Firman, seorang pria yang berbeda. Di tengah kehampaan dan kerapuhan emosinya, Lara menemukan kenyamanan dalam kebersamaan mereka.
Kisahnya berubah menjadi lebih rumit saat Lara mengandung anak Firman, tanpa ada ikatan pernikahan yang mengesahkan hubungan mereka. Dalam pergolakan batin, Lara harus menghadapi keputusan-keputusan berat, tentang masa depannya, anaknya, dan cinta yang selama ini ia perjuangkan. Apakah ia akan terus terperangkap dalam bayang-bayang masa lalunya, atau memilih lembaran baru bersama Firman dan anak mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syah🖤, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32
Jangan lupa like komen dan votenya yah
Terimakasih
_
Setelah semua tamu pergi dan suasana venue kembali tenang, Lara dan Firman akhirnya pulang ke kamar hotel mereka yang telah dipesan khusus untuk malam pertama mereka sebagai pasangan suami istri. Suasana kamar itu hangat, diterangi cahaya lembut dari lampu tidur yang memberikan sentuhan romantis. Rangkaian bunga mawar berwarna pastel—tema pernikahan mereka—diletakkan di berbagai sudut ruangan, menambah suasana intim.
Lara duduk di tepi ranjang, melepas gaun pengantinnya dengan hati-hati. Meskipun hari itu penuh dengan kebahagiaan dan kesibukan, ada perasaan gugup yang menggelayuti dirinya. Malam pertama adalah momen yang istimewa, dan meski ia dan Firman sudah lama bersama dan beraktivitas layaknya suami dan istri, malam ini terasa berbeda. Mereka kini resmi sebagai suami istri.
Firman mendekat setelah berganti pakaian ke piyama kasual. Melihat Lara yang masih duduk dengan tenang, ia meraih tangan istrinya dan menggenggamnya lembut. "Kamu kelihatan gugup," katanya dengan senyum tipis.
Lara tersenyum malu. "Iya, sedikit. Hari ini terasa luar biasa, dan semuanya terasa seperti mimpi. Aku masih berusaha mencerna semuanya."
Firman mengusap punggung tangan Lara dengan lembut, lalu berkata, "Kamu nggak perlu khawatir atau terburu-buru. Malam ini hanya tentang kita berdua, nggak ada yang harus kita kejar."
Perlahan, rasa gugup Lara mulai menghilang. Firman selalu tahu cara membuatnya merasa nyaman, dan malam ini bukan pengecualian. Mereka berbicara sejenak, menenangkan diri, sebelum akhirnya menyerahkan diri pada keintiman selayaknya pengantin baru pada umumnya . Malam pertama mereka berlalu dengan penuh kelembutan, kehangatan, dan cinta yang tulus.
"Ahhh.." Deru nafas berat Firman terdengar begitu jelas menggema ruangan itu
Setelah semuanya usai, mereka berbaring berdampingan di ranjang, saling menatap dalam keheningan yang penuh makna. Firman menarik Lara ke dalam pelukannya, membelai lembut rambutnya.
"Jadi, bulan madu di Bali?" Firman memulai, memecah keheningan.
Lara mengangguk dengan mata masih tertutup setengah. "Iya, sepertinya itu ide yang sempurna. Apalagi Andre sudah menawarkan diri untuk jadi pemandu kita."
Firman tertawa kecil. "Aku yakin Andre sudah punya rencana besar buat kita. Tapi sebenarnya aku lebih suka kalau kita punya waktu untuk berdua saja."
Lara membuka matanya, menatap suaminya. "Aku setuju. Mungkin kita bisa menghabiskan beberapa hari dengan Andre, lalu setelah itu pergi ke tempat-tempat yang lebih sepi."
"Kamu maunya yang sepi sepi, hayoh mau ngapain coba di tempat sepi, mas jadi takut" ucap Firman menggoda istrinya itu
"Ih mas...kalo tempat nya sepi kan enak kita jadi enjoy rileks nyaman pokonya enaken deh mas" protes Lara yang tau maksud dari ucapan Firman
Firman terkekeh, "Bali punya banyak pantai tersembunyi yang indah. Kita bisa menginap di vila-vila kecil yang jauh dari keramaian,"
Lara tersenyum mendengar perkataan suaminya itu, tanggapan seperti itulah yang ingin di dengar oleh Lara, membayangkan pantai-pantai indah di Bali, suara deburan ombak yang menenangkan, dan langit biru yang tak berujung. "Itu terdengar sempurna. Kita bisa menghabiskan waktu berdua, jauh dari semua kesibukan, menikmati setiap momen bersama."
Firman mengangguk, merasa antusias dengan rencana bulan madu mereka. "Aku akan cari tahu beberapa tempat. Kita bisa buat rencana, tapi juga bisa fleksibel. Yang penting, kita menikmati waktu kita berdua."
Malam itu, dengan rencana bulan madu yang mulai mereka susun, Lara merasa lebih dekat dengan Firman daripada sebelumnya. Mereka berdua sekarang bukan hanya pasangan kekasih, tetapi suami istri yang siap memulai perjalanan hidup bersama.
***
Beberapa hari setelah pernikahan mereka, Lara dan Firman tiba di Bali untuk memulai bulan madu mereka. Dari bandara, mereka disambut dengan senyum lebar dan pelukan hangat dari Andre, yang sudah menunggu di area kedatangan. Dengan gaya gemulainya yang khas, Andre langsung mengambil koper mereka dan bercanda, “Selamat datang, pengantin baru! Bali siap menyambut kalian dengan segala keindahannya, dan tentu saja, dengan aku sebagai pemandu kalian."
Tiba tiba saja Andre menghampiri Lara yang yang berdiri di samping Firman "Tapi btw gimana malam pertama kalian? Ceritain dong gue penasaran banget hahahahah...” ucap Andre yang awalnya berbisik tepat di telinga Lara kemudian tertawa begitu kencang
Lara tertawa mendengar Andre, sementara Firman yang mendengar bisikan Andre hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum. “Terima kasih sudah menjemput kami, Dre,” kata Firman.
“Sudah pasti! Aku nggak akan melewatkan kesempatan ini. Oke, ayo kita langsung ke vila kalian. Aku sudah pilihkan tempat yang tenang dan nyaman, sesuai dengan permintaan kalian. Dan jangan khawatir, aku punya rencana seru untuk kalian berdua!” Andre menjelaskan dengan penuh semangat sambil memimpin mereka menuju mobil yang sudah disiapkan.
Perjalanan menuju vila yang terletak di kawasan Ubud terasa menyenangkan. Jalanan yang dihiasi oleh sawah hijau dan pohon-pohon kelapa yang tinggi menambah suasana liburan yang sempurna. Sesampainya di vila, Lara dan Firman terkagum-kagum melihat betapa indah dan damainya tempat itu. Sebuah vila kecil dengan kolam renang pribadi, dikelilingi oleh taman tropis yang asri, membuat mereka merasa seperti berada di surga.
“Kalian suka, kan?” tanya Andre dengan senyum penuh kebanggaan.
“Suka banget! Tempat ini benar-benar indah,” jawab Lara dengan mata berbinar-binar.
Firman mengangguk setuju. “Ini sempurna, Andre. Terima kasih sudah memilihkan tempat yang luar biasa ini.”
Setelah Andre pamit untuk kembali ke rumahnya, Lara dan Firman mulai bersantai di vila mereka dengan berendam di kolam renang bersama Lara.
"Mas, aku boleh ga setiap hari ngunjungi kamu ke rumah sakit?" tanya Lara di sela sela pelukan mereka
Firman mengernyitkan keningnya" untuk apa sayang?"
"Bukan untuk apa apa, aku hanya ingin tetap bersama mu mas, nanti kita di sana bisa makan siang terus jadi setiap hari kamu bisa makan masakan aku terus deh mas" ucap Kara begitu antusias memberitahu rencananya.
Firman tersenyum mendengar, ia senang dengan inisiatif Lara lagipula ini akan menjadi hal baru bagi Firman dan ia bisa sekaligus menjaga Lara.
"Sayang, yu di sini" ucap Firman secara tiba tiba.
Lara yang sudah mengetahui maksudnya secara mentah mentah menolak ajakan suaminya itu namun Firman nampaknya kekeh" ayolah sayang, sekali...aja sensasi baru buat kita" Firman terus merayu wanita yang kini sedang ia peluk dari belakang. Dengan terpaksa Lara menurut keinginan suaminya itu meski akhirnya ia pun menikmati nya juga.
_
Mereka menikmati ketenangan suasana sekitar, suara alam, dan tentunya kebersamaan yang terasa lebih intim setelah semua persiapan pernikahan yang melelahkan. Malam itu, mereka berbincang-bincang tentang rencana untuk beberapa hari ke depan. Firman ingin menikmati tempat-tempat tersembunyi di Bali, sedangkan Lara tampak lebih bersemangat untuk mengunjungi pantai.
~
Salam Author;)
Katanya perlu bicara ujung2nya perlu waktu lagi dan lagi baik sama lara juga sama arini beberapa bab muter itu2 aja, Maaf ya Thor kayak ceritanya hanya jalan di tempat aja 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻