"Jangan salahkan takdir, terkadang jodoh itu datang di waktu yang kita tidak pernah duga sama sekali. -Darren
-----------------------------------------------------------------------
Kini ia harus menerima perjodohan itu, Darren Baron Alexi anak kedua dari keluarga zafano. Apalagi saat ia tahu siapa perempuan yang akan menikah dengannya nanti....?
By: manikutami.
Aku tidak peduli, ada ataupun tidak yang membaca novelku.- by author.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Manikutami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 29
Acara ultah Ryan begitu banyak para tamu undangan telah berdatangan. Disaat ini Anna sedang sibuk berbicara dengan ketiga temannya, mereka begitu senang bisa bertemu Anna lagi. Karena semenjak Anna menikah, mereka jarang sekali dekat seperti ini lagi.
Disana begitu banyak makanan tersaji, Anna dan ketiga temannya begitu sangat menyukai banyak makanan apalagi makanan manis.
"Anna." panggil Merina menghampiri.
"Eh Tante .." Anna menyadari akan itu menghentikan aktivitas nya.
"Anna bisa kita berbicara sebentar...?" tanya Merina di anggukan Anna.
Akhirnya mereka memilih meja yang tidak ada di penuhi orang orang. Anna begitu canggung jika memulai pembicaraan jadi ia memilih untuk menundukkan kepalanya dan terdiam.
"Kamu betah tinggal dirumah keluarga Zafano." Anna mengangkat wajahnya, ia menatap pada Merina.
Anna pun tersenyum kaku, "saya sangat senang tinggal di sana, mereka begitu ramah ramah pada saya." ujar Anna.
"Tapi kalau boleh Tante tau, kamu dan Darren saling mencintai...?" tanya Merina dengan santai tanpa menghiraukan dengan ekspresi wajah Anna penuh arti.
"Kenapa tante Merina tanya tentang hal itu...?" batinnya dalam hati.
"Apakah salah ya tante berbicara, tapi tante hanya ingin menyakinkan saja siapa tahu di antara kalian tidak saling mencintai, tante bisa bantu kalian...?" jelas Merina.
Anna menjadi berpikiran hal yang membuat hatinya teriris. "saya sama Darren saling mencintai kok tante, malahan Darren sangat sayang pada saya sampai sampai saat waktu saya pingsan dia menjaga saya dan merawat saya sampai sembuh .." jawab Anna sambil tersenyum. Ia tidak ingin mengungkit hal jelek tentang hubungan nya antara Darren apalagi Darren tidak mencintai nya sama sekali.
Merina mendengar jawaban Anna begitu kesal dan marah, kemungkinan besar rencana yang ia telah susun bersama elena duluan hancur.
"Tante kenapa melamun?" Anna membuyarkan lamunan Merina.
"Eh iya, kalau begitu bagus dong kalau Darren mulai perhatian dan cinta sama kamu." ujar Merina dengan senyum paksa.
Dalam beberapa detik Ryan tiba - tiba datang dan ikut berbincang bincang dengan mereka.
"Sepertinya ibu dan Anna sedang berbicara cukup serius tidak ajak ajak..." canda Ryan dengan wajah cemberut.
Anna dan Merina hanya tertawa sekilas.
"Memangnya apa sih ibu dan Anna bicarakan serius banget banget ..." tanya Ryan penasaran.
"Kepo " canda Anna.
"Bukan apa apa hanya sekedar perbincangan ringan saja, bukan begitu Anna?" Anna yang ditatap hanya mengangguk.
"Hai Tante,Ryan." sapa Darren ikut nimbrung.
Ia mendekati istrinya, "permisi semuanya, saya harus berbicara dengan Anna. ayo Anna." ujar darren menarik paksa lengan Anna pergi dari sana.
..
Akhirnya acara potong kue akan dimulai. Ryan sudah berdiri di depan meja di mana tempat kue besar berada tepat di depan nya dan semuanya yang berada di sana beriringan mengelilingi sembari menyanyikan ucapan selamat ulang tahun pada Ryan.
Setelah selesai meniup lilin dan pemotongan kue, Merina memberikan Ryan hadiah ulang tahun di depan semua orang. Sebuah kalung yang telah di berikan pada mendiang ayahnya dulu saat beliau masih hidup.
"Ibu ingin kamu memakai kalung ini dan menjaganya dengan baik baik jangan sampai kamu berikan kalung ini hilang .." ujar Merina pada putranya setelah kalung itu tersemat di leher Ryan.
Darren melihat kalung itu, menyipitkan matanya mengingat sesuatu hal. "seperti gue pernah lihat kalung itu, tapi di mana ya?" gumam Darren.
•
•
Jangan lupa like jempolnya dan dukung terus karya aku sekian terima kasih banyak 🌼