Erika gadis biasa yang harus bekerja keras untuk menyambung hidup karena dia menjadi tulang punggung keluarga.
Namun karena parasnya yang cantik membuat gadis seumurannya iri terhadapnya karena banyak pemuda desa yang ingin mendekatinya.
Hingga suatu hari Erika harus terjebak dalam situasi yang membuat dirinya harus terpaksa menikahi seorang pria asing yang tidak di kenalnya karena kecerobohannya sendiri dan di manfaatkan oleh orang yang tidak menyukainya.
Tara, nama pria itu yang bekerja di salah satu proyek perumahan di desa Erika.
Bagaimanakah kisah Erika dan Tata menjalani kehidupannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Aku benar-benar merasa tak enak hati akhir-akhir ini namun entah apa yang membuat hati dan pikiran ku gak tenang. Aku cuman memikirkan keselamatan suamiku bang Tara karena akhir-akhir ini dia sibuk banget. Aku hanya bisa berdoa dia baik-baik saja.
"Kamu sedang apa?, aku panggil kok gak jawab? " tanya nya sambil menepuk pundak ku.
Aku langsung melihat ke arah bang Tara yang baru saja pulang dan membuat lamunanku buyar.
"Abang bikin kaget saja" ucap ku.
"Ya lagian kamu aku panggil gak jawab-jawab" ucapnya lalu duduk di samping ku.
"Entah lah bang, akhir-akhir ini perasaan ku gak enak" beritahu ku.
"Ya kamu banyak berdoa saja agar tidak terjadi apa-apa sama kita semua" bang Tara merangkul ku.
"Iya bang" balas ku.
"Satu minggu ini aku harus ke kampung kamu, di sana ada masalah lagi"Beritahu bang Tara.
" Masalah apa? "tanya ku sambil menatapnya.
" Biasa banyak preman yang berulah lagi"jawab nya.
"Aku ikut boleh? " tanya ku.
"Boleh dong sayang, aku justru mau ajak kamu" ucapnya sambil mengusap pipi ku.
Sudah empat bulan aku gak pulang dan aku kangen suasana di sana. Saat bang Tara bilang akan ke sana aku senang sekali karena dia mau ajak aku. Aku pun langsung menyiapkan baju yang akan di bawa karena akan tinggal selama satu minggu. Malamnya kami bicara dengan bunda dan papa jika kami akan pulang kampung sekalian ngurusin proyek di sana.
"Kamu yakin kuat sayang dia jalannya? " tanya bunda pada ku.
"Kuat bun, sekarang kan sudah tidak ada masalah lagi" jawab ku dengan senang karena aku benar-benar ingin segera pulang.
"Ya sudah kalian hati-hati dijalan nanti" ucap bunda dengan sangat berat untuk melepaskan aku untuk perjalanan lumayan jauh.
Kami pun berangkat sangat pagi karena takut panas di jalan agar setelah dzuhur kami sudah sampai. Selama di jalan bang Tara benar-benar perhatian banget takut aku capek padahal aku senang banget karena akan pulang kampung. Di tengah perjalanan kami mampir dulu untuk makan dan masih butuh dua jam lagi kami sampai.
Kami mampir di sebuah resto dan bang Tara langsung memesan makanan. Aku melihat ke sekeliling dengan pemandangan yang sangat indah.
"Makan dulu sayang" ucap bang Tara membuyarkan lamunanku.
"Iya bang" jawab ku lalu mengambil makanan.
Selesai makan kami melanjutkan perjalanan, setelah dua jam perjalanan sampailah kami ke jalan menuju rumahku. Jalannya sudah sangat bagus dan kami pun melewati proyek perumahan yang di kelola perusahaan bang Tara di mana tempat itu adalah tempat pertama kami bertemu.
"Kenapa tersenyum? " tanya bang Tara yang aku pikir tidak memperhatikan ku.
"Enggak bang, cuman ingat kejadian delapan bulan lalu" jawab ku sambil tersenyum.
"Em.. abang juga kadang ingin tersenyum jika ingat kejadian itu" balasnya.
Aku pun melihat ke luar lagi melihat di sepanjang jalan sekarang sudah mulai ramai.
Kami pun sampai dan aku langsung turun tanpa menunggu bang Tara turun lebih dulu. Aku langsung masuk dan yang pertama melihat ku adalah Aldi anaknya kak Bella yang paling besar.
"Hai" sapa ku.
Aldi melihat ku saja lalu pergi ke belakang sambil berteriak "mama ada tamu".
" Siapa? "jawab mama sambil berjalan keluar dari dapur.
" Erika"kagetnya dan aku pun langsung memeluk mama.
"Kalian kenapa gak ngasih tau kalau mau datang" ucap mama setelah melepas pelukan ku.
"Abang bilang sudah ngasih tau" jawab ku karena semalam abang bilang sudah ngabarin Alma.
"Alma memang gak bilang ma? "tanya bang Tara pada mama.
" Engga tuh"jawab mama.
"Lupa kali" ujar ku.
"Ya sudah kalian masuk istirahat biar mama siapkan makanan buat kalian" ucap mama.
"Gak usah ma, kami udah makan tadi, ini saja buat orang rumah" ucap bang Tara menyerahkan makanan yang kami bawa.
"Makasih lo, ya sudah istirahat! " titah mama.
Kami pun masuk kamar dan saat masuk aku kaget melihat ada pintu dan saat di buka ternyata kamar mandi.
"Siapa yang buat? " tanya ku.
"Abang yang bilang ke ayah suruh bikin kamar mandi di kamar"jawab bang Tara.
" Oh, abang Juga yang benerin rumah? "tanya ku.
Bang Tara hanya mengangguk dan aku langsung memeluknya dan mencium pipinya " makasih ya"ucap ku.
"Iya sayang" jawab nya sambil menarik ku dan memeluk ku erat.
Sorenya ayah pulang dan bang Tara langsung bicara sama ayah dan entah apa yang mereka bicarakan karena aku sibuk bantu mama di dapur.
"Udah lama lo ma aku gak masuk dapur" ujar ku sambil memotong sayuran.
"Ya wajarlah di sana kan banyak pembantu" balas mama.
"Iya sih ma, padahal aku pengen banget masakin buat bang Tara" ucap ku.
"Kandungan kamu gimana sehat? " tanya mama sambil mengusap perut ku.
"Sehat dong ma" jawab ku.
"Sukur kalau gitu" balas nya.
Kami pun mulai fokus memasak karena sebentar lagi makan malam. Saat sedang menyajikan makanan tiba-tiba kak Bella datang.
"Ma mobil siapa di luar? " tanya nya sambil melangkah ke ruang makan.
"Erika" kagetnya saat melihat ku berdiri di depannya.
"Apa kabar kak? " tanya ku dan kak Bella langsung memeluk ku.
"Sehat Ka" jawabnya. "Kamu sehat? " tanya nya balik.
"Ya seperti yang kak Bella lihat" jawab ku.
"Sudah kita makan, panggil sana suami kamu! " titah mama dan aku pun melangkah ke belakang untuk memanggil mereka namun aku tak sengaja mendengar pembicaraan ayah dan bang Tara.
"Si Rusli mau nya apa sih Ayah? " tanya bang Tara.
"Ayah rasa dia masih gak ikhlas kamu menikah dengan Erika jadi berbuat onar lagi" jawab ayah.
"Kita selesaikan saja mereka biar mereka kapok" ujar bang Tara.
Aku pun langsung memanggil mereka dengan cara berteriak.
"Ayah, bang kita makan dulu" panggil ku.
"Iya sayang" jawab bang Tara.
Aku pun langsung berjalan masuk kedalam dan tak lama Ayah dan bang Tara masuk dan mereka duduk. Aku selama makan memikirkan ucapan bang Tara yang akan menyelesaikan masalah di proyek yang di buat bang Rusli membuat hatiku semakin tak tenang.
"Assalamu'alaikum" ucap Alma yang baru datang.
"Waalaikumsalam"jawab semua.
" Aduh, aku lupa ngasih tau mama dan ayah kalau abang dan kak Erika mau datang"ucapnya sambil menepuk jidat.
"Ya sudah lah mereka sudah datang juga, ayo makan" ucap mama dan Alma pun ikut makan dan semua orang makan dengan tenang berbeda dengan ku, kepalaku memikirkan apa yang akan terjadi besok dan berapa hari ke depan.