"Sekarang tugasku sudah selesai sebagai istri tumbalmu, maka talaklah diriku, bebaskanlah saya. Dan semoga Om Edward bahagia selalu dengan mbak Kiren," begitu tenang Ghina berucap.
"Sampai kapan pun, saya tidak akan menceraikan kamu. Ghina Farahditya tetap istri saya sampai kapanpun!" teriak Edward, tubuh pria itu sudah di tahan oleh ajudan papanya, agar tidak mendekati Ghina.
Kepergian Ghina, ternyata membawa kehancuran buat Edward. Begitu terpukul dan menyesal telah menyakiti gadis yang selama ini telah di cintainya, namun tak pernah di sadari oleh hatinya sendiri.
Apa yang akan dilakukan Edward untuk mengambil hati istrinya kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan
TING ... TONG
Bel kamar Ghina berbunyi.
“Pagi Tante Sarah,” sapa Rika ternyata yang memencet bel kamar.
“Met pagi juga Rika,” balas Mama Sarah ketika membukakan pintu kamar.
“Rikaaaa.” Ghina langsung memeluk tubuh Rika, padahal mulutnya masih mengunyah makanannya.
“Uuupp ..., Ghin engap nih aah.” Ghina mengurai pelukannya, lalu menarik tangan Rika ke meja makan.
“Sarapan Rika, bantuiin gue ngabisin nih makanan!” Tunjuknya ke meja makan.
“Siapa takut,” jawab Rika langsung mengambil beberapa makanan ke piringnya.
“Tante Sarah sudah sarapan?” Rika hampir lupa menanyakan terlebih dahulu.
“Tante sudah sarapan tadi jam 7, jadi kalian berdua nikmati aja.”
“Oke Tante, kami memang team kebersihan,” ucap Rika sambil tersenyum lebar.
Ghina melahap semua makanan tanpa beban, padahal hatinya kacau balau menanti jam 2 siang.
Selesai sarapan pagi yang kesiangan, team butik tante Feby sudah datang. Mau tidak mau Ghina membersihkan badannya terlebih dahulu.
“Duh Cin ... mukanya jangan di tekuk dong. Calon pengantin tuh harusnya ceria,” ujar Dela yang mulai memake over wajah Ghina, untuk menjadi ratu satu hari.
“Sabar ya Ghin, loe pasti bisa lewati.” Rika coba memberi semangat sohibnya, dilihat perubahan mood Ghina begitu cepat. Saat team butik datang, seketika itu juga wajahnya layu.
Ghina menganggukkan kepalanya.
Sedangkan di kamar yang berbeda, Edward terlihat santai, justru dia habis bertelepon mesra dengan kekasih hatinya. Berhubung stylish buat pengantin pria belum datang.
2 jam lamanya, Ghina sudah rapi dengan kebaya pengantinnya. Dela benar-benar memake over wajah Ghina seperti ratu didukung wajah sang pengantin wanita sudah cantik alami.
Rika juga sudah di make over wajahnya dan sudah mengenakan kebaya buat pendamping pengantin wanita yang sama di kenakan oleh beberapa sepupu Ghina.
“Ghina, Mama suapin makan siang dulu ya.” Ghina menerima suapan dari mamanya.
“Anak Mama cantik sekali,” puji Mama Sarah saat menyuapi Ghina makan.
“Cantiknya kan dari Mama,” balas Ghina, berusaha membuat hati mamanya bahagia.
“Apa pun nanti yang terjadi di rumah tangga kamu nanti, ingat kamu punya mama dan papa. Ghina tidak sendiri,” wejangan Mama Sarah.
🌹🌹
Waktunya pun tiba ...
Ballroom Hotel terlihat penuh dengan dekorasi bunga yang dominan berwarna putih dan merah muda. Seakan menceritakan sebuah taman bunga yang sangat indah.
Semua para undangan terlihat sudah duduk di tempat yang telah di sediakan wedding organizer.
Edward dengan balutan tuxedonya begitu tampan, jantungnya berdebar-debar, sesekali ia mengusap keringat di keningnya. Walau saat ini ia tidak menikah dengan sang pujaan hati, namun ini kali pertama kalinya ia menikah dan akan melaksanakan ijab kabul.
Penghulu, para saksi, calon pengantin pria serta wali atau ayah kandung dari sang calon pengantin wanita sudah duduk di depan meja untuk pelaksanaan ijab kabul.
Pak Penghulu sudah membuka sesinya, dan mulai mengarahkan calon pengantin pria dan ayah kandung dari calon pengantin wanita. Mereka berdua mulai berjabat tangan, Edward mencoba menghilangkan rasa gugupnya.
“Saya nikahkan engkau dan kawinkan engkau dengan putriku Ghina Farahditya dengan mas kawin uang sebesar 200 juta dan cincin berlian dibayar tunai.”
“Saya terima nikah dan kawinnya Ghina Farahditya binti Zakaria dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.” Dengan sekali tarikan napas Edward mengucapkan ijab kabul.
“Bagaimana SAH?” tanya penghulu.
SAH
SAH
Seluruh undangan serempak mengucapkan kata SAH, membuat ruangan Ballroom menggema.
Mama Sarah tak kuasa menahan air matanya, ketika menyaksikan ijab kabul dari layar televisi yang berada di kamar.
Sedangkan Ghina hanya terpaku tidak ada rasa senang atau sedih di wajah. Terlihat datar seakan tidak terjadi apa-apa saat melihat adegan ijab kabul.
“Pengantin wanita sudah siap ya, untuk ke ruangan ballroom,” ujar salah satu panitia WO.
Ghina di dampingi mama Sarah , Rika dan beberapa sepupunya mengiring gadis itu ke ruang ballroom untuk bertemu dengan suaminya.
Sengaja Ghina pelan-pelan melangkahkan kakinya, sungguh terasa sangat berat. Ingin rasanya dia lari dari kenyataan.
MC pernikahan sedang menyampaikan sepatah dua kata ketika sang pengantin wanita sudah mulai memasuki ruangan Ballroom.
Semua para undangan terpesona melihat kecantikan sang pengantin wanita, sudah tidak terlukiskan lagi kecantikannya seperti apa.
Edward menelan kasar salivanya, sungguh ia sadar sangat terpesona dengan pengantin wanitanya.
Edward beranjak berdiri, dan melangkahkan kakinya menuju Ghina yang baru saja masuk ke tempat acara.
“Sepertinya sang suami sudah tidak sabar menyambut sang istri,” ucap MC. Semua para undangan terkekeh mendengar guyonan si MC.
Ghina terhenyak melihat Edward sudah berada di hadapannya. Edward langsung mengambil alih tangan gadis yang di genggam mama Sarah.
Edward menggenggam tangan Ghina dan menuntunnya ke arah tempat akad nikah.
Edward dan Ghina kembali duduk, dan pak penghulu menyerahkan dokumen yang harus di tanda tangan, lalu diberikannya buku hijau dan buku merah untuk kedua mempelai.
Acara selanjutnya MC mengarahkan, prosesi penyerahan mahar dari pengantin pria ke pengantin wanita.
Ghina terkejut saat Edward memakaikan cincin nikah, ternyata cincin yang senilai 200 juta buat dirinya.
Tapi sayang ... kau hanya sebentar berada di jari manisku.
Ghina gantian memakaikan cincin nikah ke Edward.
Miris rasanya gue pakaikan cincin, tapi bakal jadi suami orang lain.
Sesuai arahan MC, Ghina mencium punggung tangan Edward. Lalu Edward mencium keningnya.
CUP
Mata Ghina langsung melotot, Edward mendaratkan bibirnya ke bibir Ghina dan begitu lama.
Astaga Om Edward cium bibir gue lagi 😭😭
Seluruh para undangan bersorak, ketika Edward mencium Ghina. Oh betapa memerahnya muka Ghina dapat serangan mendadak dari Edward.
Edward tampak tersenyum setelah melepas ciumannya. Untung Ghina pakai lipstik yang bagus punya, jadi tidak merusak warna bibirnya dan berantakan.
Selesai segala prosesi sesuai runtunan acara, sekarang Edward dan Ghina menerima ucapan selamat dari tamu yang datang.
Edward tidak mengundang rekan bisnis dan teman karena tidak ingin diketahui pernikahannya dengan Ghina. Jadi rata-rata tamu yang di undang masih kerabat dari Edward dan Ghina serta rekan bisnis Opa Thalib. Sedangkan Papa Zakaria juga tidak mengundang teman-temannya, cukup keluarganya saja. Karena pernikahan ini bukan kebahagiaan buat keluarganya sendiri, terutama putrinya.
Edward begitu pintarnya bersandiwara seakan-akan menjadi suami yang posesif. Selalu saja dia merangkul pinggang Ghina, seakan-akan ia tampak bahagia dengan pernikahannya. Sedangkan Ghina turut ikut bersandiwara, selalu tersenyum. Walau hatinya sudah mulai hancur.
2 jam sudah berlalu acara pesta pernikahan yang di gelar. Opa Thalib dan Oma Ratna beserta kedua orang tua Ghina mengantar pasangan pengantin baru ke kamarnya.
“Kalian beristirahatlah, pasti kalian berdua sangat lelah,” ucap Opa Thalib.
Mama Sarah hanya bisa menggenggam tangan Ghina, seakan memberikan kehangatan dan kekuatan untuk putri semata wayangnya.
“Kami masuk dulu Pah, Mah,” ujar Edward kembali menggenggam tangan Ghina.
Edward membuka pintu kamar hotel, dan menuntun Ghina masuk ke kamar. Sebelum lebih masuk ke dalam kamar, Ghina melepaskan genggaman Edward.
bersambung .....