Toxic Relationship

Hari demi hari berlalu,

Nyonya Libi semakin tampil memukau atas segala prestasi yang selalu berhasil ia sempurnakan di ruang bedah,

Beberapa penghargaan seketika mempu ia kantongi dengan mudah, entah dari pihak yayasan rumah sakit dan bahkan dari asosiasi kesehatan global di Chernarus, hal itu membuat wajah Nyonya Libi sedikit banyak tampak berseliweran di layar kaca juga media, tak sedikit pula dari para awak media yang mencoba untuk mengulik tentang informasi pribadi dari sang dokter.

Libi ..., ternyata dirimu semakin bersinar setelah diriku memutuskan untuk pergi! aku bahagia untuk kalian!

Tuan Theodore yang terduduk sembari memegangi newspaper seketika menampilkan senyum tipis saat mendapati sebuah headline news.

"Ayah!!! aku ingin pergi ke galeri, tolong sampaikan pada ibu bahwa aku akan pulang terlambat!!"

Sang putri yang melangkah lebar menghampiri dirinya seketika membuat Tuan Theodore melipat koran yang sempat ia baca.

"Dixie-, apa tidak sebaiknya kau berada di rumah terlebih dahulu Nak? setidaknya temani lah ibumu untuk beberapa saat!"

"Ibu sudah makan siang dan juga minum obat! aku sempat membantunya tadi, tapi ibu tertidur saat diriku ingin berpamitan! jadi tolong-, ayah sampaikan saja pada ibu, bahwa diriku sibuk di galeri!" senyum manis yang membuat cekungan pada bagian pipinya membuat Dixie tampil begitu percaya diri untuk mengantongi izin dari sang ayah.

"Bagaimana dengan acara ulang tahunmu yang tertunda?"

"Aku berencana untuk mengadakan pesta ulang tahun di galeri, ayah!! sepertinya akan lebih estetik bukan??"

"Aaaaaghh!! begitu rupanya? baiklah! kau lakukan saja sesuai dengan keinginan mu, sayang!"

"Terima kasih ayah!!! aku menyayangi mu!!" Dixie yang terlewat antusias seketika menubruk tubuh Tuan Theodore meski dirinya bukanlah anak balita.

Cassie bagaimana keadaanmu sekarang Nak? kau pasti membenci ayah!!

Telapak tangan Tuan Theodore tampak mengusap lembut surai rambut Dixie meski hati juga pikirannya tertuju pada Cassie.

****

"Dia keluar dari perpustakaan??"

Esmeralda, Catelin, juga Nichole tampak segera mengekor pada langkah kaki Casandra yang tiba-tiba muncul serta melangkah cepat dengan beberapa buku pada tangan kanan.

"Casandra!!! tunggu!!!"

Ada apa mereka memanggil namaku? apa ada tugas kelompok lagi dari dosen? tapi-, sepertinya tidak ada! aku yakin betul!

Langkah kaki Cassie tampak melambat saat beberapa orang teman sekelasnya nampak berlari ke arah ia berdiri.

"Casandra!! jadi dirimu merupakan putri dari dokter Libi??" Catelin seketika menarik lengan tangan Cassie dengan lembut dan memaksa Cassie duduk disampingnya.

"A-apa??"

"Katakan Cassie!! ibumu yang akan menjadi motivator dalam seminar fakultas kedokteran yang akan digelar dalam 2 Minggu lagi bukan?"

"I-itu?? aku sungguh tidak mengerti! apa akan ada seminar di fakultas kedokteran??"

"Astaga!!! kau ini!!! kau benar-benar tak membuka situs lapak informasi untuk para mahasiswa di universitas??"

Cassie menggeleng dengan wajah datar saat Nichole sedikit mengguncang lengan tangannya, Nichole yang terus berbicara panjang lebar justru membuat Cassie termenung dengan pikiran yang tak tentu arah.

Jadi ibuku semakin terkenal sekarang? seharusnya ayah mengetahui hal ini bukan? tapi tetap saja, ayah pasti tak akan pernah kembali! hubungan ayah dan ibu bahkan hampir tergantikan,

Rencana makan malam itu-, bagaimana aku bisa menghadapi nya?

*****

Melangkah dengan sempoyongan menuju sebuah apartemen, Xavier berkali-kali tersandung oleh langkah kakinya sendiri,

Ya ..., pria yang selalu tampil bijaksana dihadapan Cassie itu nyatanya begitu berantakan saat harus menjauh untuk sementara dari Casandra.

"Xavier!!! kau kemari -, astaga!! babe!! apa kau mabuk??"

"Ti-dak!! aku hanya butuh tidur dengan tenang!!" Lindsay tampak kepayahan dalam menopang tubuh Xavier yang tiba-tiba muncul di depan pintu apartemen.

"Tidur dengan tenang?? apa maksudmu babe?? bahkan ini baru pukul 8 malam!! bisa-bisanya dirimu sudah setengah sadar seperti ini! apa kau membawa kendaraan??" Lindsay seketika menggelontorkan beberapa pertanyaan sembari membantu Xavier merebahkan diri di atas ranjang.

"Diam lah!!! Cassie-, aku merindukanmu, honey!!"

Apa maksudnya?? kenapa Xavier terus menyebut nama Cassie?? sungguh menyebalkan!

Lindsay justru menorehkan senyum, wanita itu perlahan melangkah dan menyambar ponsel yang sempat tertancap pada pengisi daya baterai di sudut meja ruang kamarnya.

"Babe!! i miss you!!"

"Hmmmmm???!" Xavier hanya mampu berdehem dengan mata yang terus terpejam sempurna.

Kuharap hal ini bisa membuat Xavier kembali dalam pelukan ku! lagipula kata putus bukanlah sebuah hal yang besar dalam hubungan ini dari awal! Xavier tak mungkin bisa meninggalkan diriku! buktinya dia selalu mencari ku meski sedang tak sadarkan diri.

Lindsay menyunggingkan senyum tipis sembari merebahkan diri serta menciumi pipi sang kekasih hati.