Niatnya kabur dari rumah dan memilih berpetualang sendiri, membuat Josceline harus berurusan dengan pria menyebalkan bernama Damian.
Celine sama sekali tak tahu jika dia telah berurusan dengan seorang Mafia kejam. Bagaimana kisah mereka nantinya? Simak kisahnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Menghadiri Gala dinner
Damian sudah bersiap-siap untuk menghadiri gala dinner, dia sedang menunggu Celine berdandan. Acara akan diadakan di sebuah hotel mewah.
Celine memakai pakaian yang lagi-lagi disiapkan oleh Mateo. Kali ini Celine mengenakan mini dress berwarna hitam dan high heel berwarna hitam. Gaun yang Celine kenakan terbuka di bagian atasnya. Celine sebenarnya tak terlalu menyukai modelnya, tapi dari pada harus berdebat dengan Damian, dia memilih diam tanpa banyak bersuara.
Saat Celine berputar membalikkan badannya, Damian tertegun menatap gadis itu. Si*al, sepertinya Mateo memang sengaja memilihkan gaun terbuka itu.
Damian mengulurkan lengannya, Celine menggamit lengan Damian tanpa ragu. Sikap Celine terlihat biasa saja. Dia tak terlalu mempermasalahkan penampilannya sekarang.
Mobil jemputan mereka sudah bersiap di depan lobi penthouse. Sebuah mobil limousine akan mengantar mereka ke acara gala dinner itu.
Mateo dan Chester sudah duduk di depan. Mereka akan mengikuti Damian di acara itu.
"Ah aku melupakan sesuatu," ujar Damian.
"Apa? Kenapa tidak meminta mereka berputar arah?"
"Barangnya ada di sini, hanya saja aku lupa memakaikannya padamu. Damian mengambil kotak perhiasan dari sebuah paperbag. Dia lalu menyerahkan kotak itu pada Celine.
"Ini untukmu, Baby." Celine menerima kotak perhiasan itu dan membukanya. Dia hanya tersenyum tipis menerima benda itu.
"Kau yakin memberikannya untukku, Dam?"
"Sangat yakin."
"Jika begitu pasang ini di leherku, meski aku sebenarnya lebih suka model yang biasa saja, tapi ku hargai pemberianmu ini."
"Aku susah payah mendapatkannya dari lelang untukmu, tapi kenapa kau tidak menyukainya?"
"Ini model untuk nenek-nenek atau kalau tidak ibu-ibu sosialita. Kau sebaiknya berikan ini untuk aunty Anne. Dia pasti menyukainya."
"Lalu apa yang kau sukai?" tanya Damian sembari memasang kalung Celine. Saat Celine menyibak rambutnya yang tergerai, Damian dapat mencium aroma parfum Celine. Aroma yang jarang dia temui.
"Tidak ada. Aku tidak suka apapun. Aku sudah pernah bilang jika sejak kecil aku selalu jadi yang utama, orang tuaku selalu mengutamakan aku. Apapun yang aku minta selalu terpenuhi. Jadi aku tidak menginginkan apapun lagi sekarang. Aku hanya ingin dibebaskan."
"Kau benar-benar gadis yang menarik."
"Itulah kenapa aku selalu dikurung oleh orang tuaku. Karena aku terlalu menarik dan mudah menarik perhatian orang. Mereka takut aku salah bergaul."
Pembicaraan itu terhenti saat Limousin mereka berhenti si depan sebuah gedung tinggi. Mateo membukakan pintu mobil untuk Celine dan Damian. Keduanya berjalan bergandengan seperti biasanya.
Saat memasuki ballroom, Celine tak menunjukkan reaksi apapun. Dia hanya menggamit lengan Damian dan mengikuti langkah Damian.
"Apa acaranya akan lama?" tanya Celine.
"Lumayan lama, tapi nanti aku akan menghindari percakapan yang tidak perlu agar kau tidak bosan."
Celine hanya menggangguk. Dia sebenarnya tak masalah dengan pestanya, hanya dia khawatir bertemu dengan relasi ayahnya atau relasi kakaknya yang mengenal dirinya.
Sebastian masih terus mengamati pergerakan nona mudanya. Dia terbilang cukup tangguh dan cekatan untuk menjadi mata-mata Celine. Kemampuan pria itu tak bisa dipandang sebelah mata. Bahkan Mateo yang paling jago di organisasi Damian saja, Masih tak ada apa-apanya dibandingkan dengan Sebastian.
Celine bisa melihat Sebastian dari kejauhan, gadis itu hanya menghela napas panjang. Rupanya di mana pun dia berada pria itu akan terus mengawasinya.
Mario yang menyadari kedatangan Celine dan Damian segera mendekati pasangan itu. Mario tersenyum tipis pada Celine dan Damian menatap tak suka pada temannya itu.
"jaga matamu itu dari kekasihku, Rio."
"Oh God, aku hanya tersenyum untuk menyapanya. Kau terlalu posesif, Damian."
"Itu karena Celine kekasihku. Tentu saja aku harus bersikap posesif. Di sini akan banyak pengusaha muda yang akan melirik dan menggodanya nanti."
"Jika begitu kenapa kau justru memamerkannya di sini? Jika kau tak mau ada yang melihatnya sebaiknya kau simpan saja Celine di rumahmu."
"Kau mau ku bunuh?" Damian menatap Mario tajam. Mario justru malah tertawa mendengar ancaman Damian.
Sesaat Mario menoleh pada Celine dan lalu berkata, "Memang sudah nasibmu dikelilingi pria-pria posesif, Celine. Terima saja nasibmu," ujar Mario sembari berlalu pergi dan tertawa.
Wajah Celine langsung cemberut. Sedang Damian justru menatapnya curiga.
"Apa maksud Mario, kau dikelilingi pria-pria posesif? Itu artinya bukan hanya aku yang bersikap seperti ini padamu?" tanya Damian penasaran. Celine mengangguk sebagai jawaban dan Damian semakin penasaran.
"Siapa pria-pria itu, Celine?"
"Aku tidak punya kewajiban untuk menjawabmu, Dam." Celine melenggang meninggalkan Damian yang masih terlihat penasaran dan kesal.
"Sial, semakin hari aku semakin dibuat penasaran olehnya," ujar Damian kesal. Dia lantas menyusul Celine yang sedang berdiri d dekat meja yang menyediakan makanan pembuka.
...****************...