Tertarik pada seorang wanita adalah hal tersulit untuk David rasakan setelah beberapa tahun yang lalu ditinggal pergi begitu saja oleh wanita yang sangat dicintainya.
Di usianya yang tak lagi muda, David bahkan tidak memikirkan untuk menikah dan berusaha memulai menjalin hubungan kembali dengan seorang wanita.
Di tengah ketenangan hidupnya, David mulai merasa terusik dengan kehadiran seorang wanita bernama Embun yang berstatus anak dari pembantu yang bekerja di rumahnya.
Menurut David, kehadiran Embun di rumahnya hanya membuat petaka untuknya sebab sang mama yang awalnya sudah tak lagi berniat menjodohkannya, kini kembali berniat untuk menjodohkannya dengan Embun dan melakukan berbagai cara agar dirinya mau menikahi Embun.
Hingga tanpa David sadari, di suatu malam ia terjebak dengan rencana sang mama yang mengharuskannya untuk menikahi Embun. Anak dari pembantu yang sudah lama bekerja di rumahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 - Kekompakan Anak dan Menantu
David benar-benar tidak diberi peluang untuk menolak perkataan Mom Meisya. Baru saja Calista ikut mengompori agar dirinya mengantarkan Embun pulang, kini Danesh adik bungsunya juga ikut mengompori.
"Iya. Sebaiknya Kakak antarkan saja Embun pulang sekalian lihat keadaan Bibi Jihan." Kata Danesh.
David menghela napas dalam-dalam. Sungguh, ketiga orang di depannya saat ini seperti sedang menjebaknya. Pada akhirnya, David kalah. Ia pun mengangguk menyetujui permintaan Mom Meisya.
"Aku mau mengambil kunci mobil di kamar dulu." Kata David menatap wajah Mom Meisya tapi perkataannya tersebut tertuju pada Embun.
"Baiklah..." Mom Meisya tersenyum puas. Ia pun meminta Embun untuk duduk dulu bersama dengan mereka.
Embun merasa sedikit tak enak hati sebab merepotkan anak majikannya itu. Namun karena hal tersebut atas perintah majikannya, akhirnya Embun tidak punya kuasa untuk menolak.
Tak lama menunggu, David nampak telah kembali dengan membawa kunci mobil di tangannya. Tanpa mengeluarkan suara, ia menatap pada Embun. Memberikan kode lewat tatapan mata agar Embun mengikutinya.
"Kalau begitu saya pamit pulang dulu, Nyonya, Tuan..."Embun mengabsen satu persatu orang yang berada di ruangan tersebut:
Mom Meisya menganggukkan kepalanya. Pun dengan yang lainnya. Setelah mendapatkan respon, Embun segera melangkahkan kaki mengikuti David yang sudah lebih dulu melangkah meninggalkannya.
"Semoga saja selama berada dalam perjalanan nanti David dan Embun bisa menjalin kedekatan, ya." Harap Mom Meisya.
Calista mengangguk. "Semoga saja, Mom."
Dad Raka dan Danesh memilih mengangguk saja tanpa mengeluarkan suara.
Di luar rumah, David nampak masuk lebih dulu ke dalam mobil setelah mempersilahkan Embun masuk ke dalam mobilnya. Walau pun merasa dijebak oleh seluruh anggota keluarganya tadi, namun David sebenarnya tidak terlalu keberatan untuk mengantarkan Embun pulang.
Suasana di dalam mobil terasa dingin dan mencekam bagi Embun setelah mobil milik David melaju meninggalkan kediaman David. Selama dalam perjalanan menuju pulang, baik Embun dan David saling diam satu sama lain seakan enggan untuk membuka suara.
Jika David diam karena ia tidak ingin berbasa-basi dengan Embun, namun Embun diam karena tidak tahu harus berbicara apa dengan beruang kutub yang berada di sebelahnya.
Tanpa terasa mobil yang dikendarai David kini telah tiba di depan kediaman Embun. Embun yang melihat pintu rumahnya nampak terbuka segera berpamitan keluar pada David. Tak ingin tinggal diam di dalam mobil, David ikut keluar menyusul Embun masuk ke dalam rumah.
"Sophie..." masuk ke dalam rumah, pandangan Embun seketikan tertuju pada Sophie yang terbaring lemah di atas sofa dengan menjadikan paha Ibu Jihan sebagai pangkuan.
"Embun..." Bu Jihan tersenyum menatap wajah putrinya. Sedetik kemudian senyum di wajahnya berubah menjadi keterkejutan saat melihat David mengucapkan salam hendak masuk ke dalam rumahnya. "Tuan David?" Kata Bu Jihan sedikit keras.
Embun tidak memperdulikan keterkejutan di wajah ibunya menatap pada David. Sebab, fokusnya kini hanya tertuju pada Sophie yang nampak meriang.
"Ibu, ayo kita bawa Sophie ke rumah sakit!" Ajak Embun setelah memegang kening adiknya yang terasa panas.
Ibu Jihan mengangguk. Kemudian ia membantu Sophie bangkit dari pembaringannya.
"Kepala Sophie sakit sekali, Kak..." lirih Sophie sambil berjalan dipapah oleh Embun.
"Tahan sebentar ya, Dek. Kakak akan membawamu ke rumah sakit." Jawab Embun sambil berusaha tetap tenang walau kecemasan di wajahnya terlihat sangat jelas saat ini.
***