Karena hutang ayahnya, Ervina terpaksa menikah dengan seorang CEO yang terkenal dingin, kejam dan tak tersentuh. Kabarnya sang CEO tidak bisa melupakan mantan istri pertamanya.
Narendra Bimantara, Seorang CEO yang membenci sebuah pernikahan karena pengalaman buruk di masa lalu. Namun, karena putri semata wayangnya yang selalu meminta Ibu, Naren terpaksa menikahi Ervina sebagai pelunas hutang rekan kerjanya.
Namun, Naren tak pernah berfikir menjadikan Ervina istri sungguhan, dia berfikir akan menjadikan Ervina baby sister putrinya saja.
Dan membuat perjanjian pernikahan dengan Ervina.
Ikuti kisah IPHMDK
karya Roro Halus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roro Halus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Tak akan pernah kamu lupakan
Membuat Ervina merasa nyaman dan membalas ciuman yang sering kali dia rasakan itu, justru membuat mereka berdua candu selama dua bulan ini.
Hingga ciuman itu Naren lepaskan sejenak, memberi jeda pada Ervina agar bisa bernafas dengan baik, "Bernafas, Sayang!"
Deg!
Bukannya bisa bernafas, Ervina justru semakin tak bisa bernafas dengan mata yang mengedip-ngedip.
Sayang? Apa Ervina tidak salah dengar.
Jangan lupakan pipi Ervina yang memerah seperti kepiting rebus mengingat kata itu.
Melihat mata kecil jernih itu membulat membuat Naren gemas dan kembali menyambar bibir Ervina walaupun Ervina belum mengambil nafas.
Seakan tak bosan menikmati manisnya bertukar savila!
Dan setelah itu, kamar besar dengan nuansa hitam abu-abu tua, sangat maskulin sesuai dengan keperibadian Naren untuk pertama kalinya dipenuhi dengan desahan dan racauan saling meneriakkan nama.
Naren mulai Menggapai nirwana yang berbeda dari sebelumnya, karena kali ini hatinya juga ikut melakukan penyatuan dengan Ervina tanpa Naren sadari.
Cinta yang mati itu kini mulai memunculkan tunas dengan nama baru, —Ervina Ayu Candra.
Begitu juga dengan Ervina yang bisa merasakan surga dunia di penyatuan kali ini, berbeda dengan dua penyatuan sebelumnya.
Kali ini, Ervina bahkan mencapai nirwana beberapa kali karena Naren lupa daratan dan menghajar Ervina terus-menerus hingga hari sudah mulai menggelap.
Dengan dada yang naik turun, kemudian mereka berdua saling memeluk dengan erat.
"Sudah ya, Mas! Pinggang Na, mau rontok ini rasanya!" rengek Ervina dalam pelukan suaminya.
Membuat Naren terkekeh dan semakin mengeratkan pelukan sambil mengangguk, "Iya, Na, ayo mandi!" ajaknya.
Ervina mengangguk dan mereka berdua kemudian pergi untuk membersihkan diri bersama, hanya mandi saja kali ini karena Ervina sudah terlihat lemas.
Setelah mandi dan berganti, Naren menuju kamar Ervina untuk mengambil pakaian ganti istrinya yang masih di kamar itu semua, dan meminta maid untuk mengantar makan malam ke kamar.
Ervina menerima baju itu dengan senyum cantiknya, "Makasih, Mas!"
"Iya, Na!" jawabnya singkat, "Sana ke kamar mandi, Mas bersihkan sprainya supaya tidurmu nyaman!"
Deg!
"Apa, Mas?" tanya Ervina lagi.
Ervina tidak menyangka jika suaminya sudah mulai membahasan dirinya sendiri dengan [Mas] pada Ervina, membuat hatinya dihinggapi banyak kupu-kupu.
"Sudah sana, Mas ganti sprai dulu!" ucap Naren.
"Makasih, Mas!" pekik Ervina sambil mencium pipi Naren singkat sebelum berlari menuju kamar mandi.
"Pelan-pelan, jangan lari, Na! Licin!" pekik Naren yang dijawab tawa senang istrinya.
Membuat Naren hanya bisa tersenyum sambil geleng-geleng, kemudian mengganti sprai dengan yang baru dari almari karena sudah sangat kotor dengan banyak bekas percintaan mereka.
Setelah selesai memasang sprai, pintu kamar diketuk dan Naren membuka sambil menyerahkan sprai kotor bersama dengan mengambil nampan makanan mereka.
"Loh, makan di kamar, Mas?" tanya Ervina yang baru saja keluar dari kamar mandi dan melihat Naren memegang nampan makanan.
"Di balkon saja, Na!" jawabnya.
Naren sebenarnya takut Ervina lelah jika harus makan di meja makan bawah, namun dia gengsi untuk mengatakan itu.
"Setuju!" pekik Na menyusul, "Sambil lihat Mas manjat pohon kenitu, itu!" lanjutnya menunjuk pada pohon kenitu milik Mansion sebelah.
"Beneran jadi, Na? Gak besok saja?" tanya Naren memelas, "Mansion sebelah kosong, gelap dan gak keurus lagi, biar diambilkan tukang kebun ya!" tawar Naren dengan lembut.
Naren panik jika Ervina benar-benar merealisasikan keinginannya, karena dilain masih tak terawat, kakinya juga masih gemetaran akibat peperangan barusan, bagaimana bisa digunakan untuk memanjat.
"Tidak apa, Mas, tapi Na gak akan minta apapun lagi!" jawabnya sedih, bercampur kecewa.
"Baiklah, Mas berangkat sekarang! Lihatlah dari sini perjuangan daddy mu, nak!"
Bersambung....
Yok, mana jempolnya, jangan lupa like, komen, Vote ya, biar author semangat double updatenya🥰🥰🤣
pasti kelakuan nya si Candra itu