Mawar Ni Utami gadis yatim piatu yang dua kali dipecat sebagai buruh. Dia yang hidup dalam kekurangan bersama Nenek nya yang sakit sakitan membuat semakin terpuruk keadaannya.
Namun suatu hari dia mendapatkan sebuah buku kuno dan dari buku itu dia mendapat petunjuk untuk bisa mengubah nasibnya..
Bagaimana kisah Mawar Ni? yukkk guys kita ikuti kisahnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 30.
Waktu pun terus berlalu, siang hari sebelum adzan dzuhur Mawar Ni sudah pulang dari kota kecamatan. Bagas tampak tertidur di gendongan Mawar Ni, sedang boncengan sepada nya kini ada kronjot yang dia beli di pasar kota kecamatan. Di dalam kronjot itu barang barang belanjaan Mawar Ni ditaruh..
“Mbak Ni... beli kronjot keren!” teriak Ayu yang membuka pintu rumah karena mendengar ada suara sepeda Mawar Ni. Mata Ayu melihat ada kronjot (dua keranjang besar yang bisa ditaruh di boncengan sepeda dengan seimbang) . Kronjot yang dibeli Mawar Ni yang bukan dari bambu seperti yang sering Ayu lihat.
“Iya Yu, bisa membawa barang barang lebih banyak dan ringan kronjotnya tapi kuat.” Ucap Mawar Ni yang sudah turun dari sepeda dia melangkah masuk untuk menidurkan Bagas di balai balai.. Setelahnya dia kembali melangkah ke sepedanya untuk mengambil barang barang belanjaan.
“Iya Mbak ini bagus sekali, keren! Aku dan Bagas juga bisa dibonceng di dalam kronjot ya Mbak..” ucap Ayu dengan senyum lebar memegang megang kronjot baru Mawar Ni.
“Ha... ha.. ha.. iya iya..” ucap Mawar Ni sambil mengacak acak rambut di puncak kepala Ayu..
Ayu pun tampak sibuk membantu Mawar Ni, dia ingin menjadi anak yang tidak merepotkan orang dewasa. Dengan riang gembira dia bolak balik membawa botol botol dan jerigen jerigen yang ringan itu ke dalam rumah..
“Yuk, ini buat kamu dan Bagas.” Ucap Mawar Ni sambil mengulurkan satu kantong plastik berisi makanan ringan, wafer coklat, biskuit keju dan yogurt buah kesukaan Ayu dan Bagas.
“Asyiiikkkkkk.... terima kasih Mbak Ni.. tapi uangnya lebih baik dikumpulkan tidak buat beli jajan Mbak, biar bisa beli tempat tidur besar, Mbak Ni tidak tidur di bawah..” ucap Ayu sambil menerima satu kantong makanan ringan.
“Iya Yu, sekali kali jajan tidak apa apa kalau ada rejeki..” ucap Mawar Ni sambil mengusap lagi puncak kepala Ayu..
Sesaat terdengar bunyi suara mobil berhenti di depan rumah.. Mawar Ni dan Ayu pun menoleh ke arah suara motor itu..
“Mas Jodie.” Ucap Mawar Ni saat melihat sosok Jodie turun dari mobil lalu melangkah dengan cepat menuju ke rumah Mawar Ni.
“Yu, kamu masuk ke dalam rumah saja.” Ucap Mawar Ni saat melihat ekspresi wajah dan gestur tubuh Jodie tampak tidak bersahabat. Ayu yang juga melihat wajah Jodie tampak marah apalagi dia belum kenal dengan Jodie, ditambah dia trauma pada orang marah dan main pukul , Ayu cepat cepat berlari masuk ke dalam rumah.
Jodie terus melangkah dengan cepat ..
“Ni! Mulut kamu itu dijaga jangan memfitnah orang dan ikut ikut campur urusan orang lain!” teriak Jodie saat sudah berada di dekat rumah Mawar Ni.
“Ada apa sih Mas? Datang datang marah marah.” Ucap Mawar Ni sambil menatap Jodie yang urat wajahnya tampak tegang dan kulit wajah berwarna memerah, karena marah.
“Tidak usah pura pura tidak tahu kamu ya Ni. Kamu kan yang bilang ke orang tua Dahlia kalau aku yang menghamili Dahlia. Emang nya kamu punya bukti? Kamu itu jangan asal omong ya!” ucap Jodie dengan penuh emosi.
“Ya aku memang tidak punya bukti Mas, tapi kan Dahlia sendiri yang omong ke aku kalau dia punya hubungan khusus dengan kamu. Dahlia memang menyuruh aku merahasiakan, tapi karena Dahlia hamil dan juga pinjam uang aku, sementara sampeyan tidak tanggung jawab ya aku membuka rahasia itu..” ucap Mawar Ni.
“Kurang ajar ya kamu!” teriak Jodie dan tangannya terulur akan menempeleng kepala Mawar Ni, namun dengan cepat cepat Mawar Ni memegang pergelangan tangan Jodie dengan erat.
“Jangan melakukan tindak kekerasan di sini ya! Aku bisa laporkan pada Pak Polisi! Kalau memang sampeyan tidak menghamili Dahlia lalu siapa laki laki yang menghamili Dahlia? Ayo katakan ke aku, nanti aku akan katakan pada orang tua Dahlia.” Ucap Mawar Ni yang masih memegang erat pergelangan tangan Jodie.
Jodie diam saja tidak bisa menjawab, tangannya pun sudah mulai tidak bertenaga seperti tadi..
“Sudah sana pergi! Kalau tidak mau pusing ruwet ya jangan bikin masalah! Masalah itu tidak usah dicari tidak usah dibikin akan datang sendirinya..” ucap Mawar Ni sambil melepas tangan Jodie lalu mendorong tubuh Jodie..
Tubuh Jodie terhuyung huyung lalu dia pun melangkah pergi..
“Gila, kuat sekali tenaga perempuan itu.” Gumam Jodie sambil melangkah dan mengusap usap tangannya yang terasa sangat sakit dicengkeram oleh tangan Mawar Ni.
“Orang kok mau enaknya saja tidak mau anaknya!” gumam Mawar Ni sambil melanjutkan pekerja nya..
“Ni, Jodie marah marah ya? Deg degan aku Ni.. Ayu juga ketakutan, Bagas sampai bangun untung ada mobil mobilan baru jadi dia ayem diam.“ ucap Nenek yang sejak tadi mengintip dari balik pintu. Sedangkan Ayu disuruh Nenek pergi ke dapur untuk makan wafer oleh oleh dari Mawar Ni, agar tidak ikut mendengarkan pembicaraan orang dewasa.
“Iya Nek.. kurang ajar bener laki laki itu.” Ucap Mawar Ni tampak kesal.
“Dahlia juga salah kenapa juga mau sama suami orang, itu lah Ni aku selalu omong ke kamu agar hati hati sama laki laki, harus bisa jaga diri, kalau sudah hamil dan laki laki tidak mau bertanggung jawab pusing.. “ Ucap Nenek. Mawar Ni pun melangkah masuk membawa barang barang belanjaan. Lalu membersihkan botol botol itu..
Waktu terus berlalu hingga Mawar Ni selesai membersihkan botol botol dan jerigen jerigen, sampai barang barang itu sudah kering. Namun Rian dan Dito belum juga pulang..
“Kok mereka belum pulang ya Nek, ini sudah jam dua lebih.. aku harus cepat cepat memasukkan madu yang mereka panen terus dikirim hari ini.” Gumam Mawar Ni yang duduk di balai balai dapur.
“Ditelepon Ni.” Ucap Nenek
“Ga bisa Nek, tidak ada jaringan tadi sudah aku coba telepon.” Ucap Mawar Ni lalu dia bangkit berdiri menuju ke rak tempat botol botol kaca yang sudah berisi madu yang kemarin dia kemas.
“Terpaksa Aku pindah saja dulu yang ini ke botol botol yang baru.” Ucap Mawar Ni yang sebenarnya tidak ingin kerja dua kali. Maksudnya madu di dalam botol botol kaca itu untuk pembeli yang dekat dekat saja, tetapi belum ada orderan dari pembeli yang dekat dekat.
Hingga Mawar Ni selesai memindah madu dan mengemas botol botol madu itu dalam kardus tebal dan siap dikirim. Rian dan Dito belum juga pulang..
“Nek aku mau kirim madu madu ini. Bagas biar di rumah saja ya Nek.. Cuma dekat dan sebentar.” Ucap Mawar Ni sambil mengangkat kardus kardus paket itu akan dimasukkan ke dalam kronjot baru nya.
“Iya Ni, hati hati...”
“Hati hati Mbak Ni..”
“Hati hati Mak Ni...” ucap Bagas ikut ikut Kakak nya.
“He... he... he.. kalian juga hati hati dan jaga Nenek ya...” ucap Mawar Ni dan dua bocil itu pun mengangguk anggukkan kepalanya dengan mantap..
Mawar Ni pun mengayuh sepedanya menuju ke tempat jasa pengiriman... Selesai mengirimkan semua paket pesanan termasuk paket dengan tujuan ke Dubai, Mawar Ni langsung pulang..
Beberapa menit kemudian dia sudah sampai di depan rumah..
“Kok belum ada sepeda Rian dan Dito.” Gumam Mawar Ni dan mulai gelisah hatinya.. karena adzan ashar sudah mulai berkumandang, Rian dan Dito belum juga pulang
“Ada apa ya mereka kok sampai sore belum pulang.” Gumam Mawar Ni lagi sambil menaruh sepeda nya di teritisan depan rumahnya.
“Coba aku telepon mereka apa mereka berdua langsung pulang, mau memroses dan menjual madu sendiri. Kalau benar begitu juga tidak apa apa sih.. tapi lebih baik terus terang ke aku.” Gumam Mawar Ni sambil mengambil hand phone dari tas cangklong nya.