Rukmini gadis desa yang berwajah manis, hilang mendadak tanpa ada yang tau keberadaan nya , 2 tahun kemudian dia kembali ke desa nya, dari mana kah rukmini menghilang
yuk simak cerita selanjutnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cancer Star, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 Kabar Bahagia
Hanggara yang sudah di dalam kamar segera mengendong rukmini dan membaringkan nya di kasur, setelah itu dia menempelkan tangannya dikepala rukmini terlihat asap hitam keluar yang lama kelamaan memudar menyisakan cahaya putih yang menyilaukan mata.
" Masuklah Kedalam Tubuh Orang Yang Menginginkan Kematian Istriku." gumamnya lirih.
Terlihat asap hitam tadi membumbung menembus atap lalu menghilang. Tak berapa lama kemudian rukmini membuka matanya, netranya menangkap sosok pria tampan dengan senyum manis menghiasi wajahnya. rukmini langsung terbangun memeluknya.
" Kangmass, Kenapa Baru Datang! Aku Takut Sekali Huhuhu..." ucapnya sambil menangis.
Hanggara memeluk rukmini sembari mengusap air matanya dan berkata. " Sudahlah! Jangan Menangis Lagi Ya, Yang Penting Kangmass Sudah Disini." bujuknya pada rukmini.
Hanggara menemani rukmini sampai dia tertidur lalu memandang wajahnya sambil bergumam " Ndak Lama Lagi Aku Akan Memiliki Anak Darimu Sayang, Kalau Dia Laki-laki Pasti Gagah Dan Tampan Seperti Ku, Tapi Apabila Perempuan Dia Akan Memiliki Wajah Yang Cantik. Kakek Dan Dayang Nawang Pasti Senang Mendengar Nya." senyum bahagia terpancar diwajahnya.
" Pembalasanku Belum Selesai, Semua Yang Sudah Berusaha Menghilangkan Nyawa Istriku Akan Menerima Akibatnya." geramnya mata hanggara patih berubah jadi merah.
Keesokan paginya tampak rukmini sudah terbangun, wajahnya terlihat berseri-seri tidak seperti hari-hari kemarin yang selalu terlihat lesu karena kurang tidur. bi ijah yang sudah ada di dapur begitu bahagia melihat majikannya sudah sehat kembali.
" Neng Rukmini Ko Kelihatan Nya Bahagia Sekali, Kayak Anak Gadis Yang Baru Di Apelin Pacar Nya Heheheh..." seloroh bi ijah.
" Bi Ijah Bisa Aja Heheh... Emang Bi Ijah Pernah Di Apelin Pacarnya Waktu Masih Gadis?." tanya rukmini sambil tersenyum kecil.
" Pernah Neng, Saat Masih Pacaran Dengan Almarhum Suami Bibi Dia Sering Mendatangi Ku Sambil Membawa Pisang Tanduk." kenang bi ijah.
" Hahahah....Bi..Bi..Pasti Bi Ijah Kenyang Selalu Makan Pisang Tanduk." lontar rukmini tertawa.
" Neng Rukmi Mau Makan Apa Hari Ini?." tanya bi ijah.
" Terserah Bibi, Bikin Apa Aja Yang Penting Ada Sambal Mangganya, Oiya Bi Nanti Siang Bikinin Rukmi Rujak Ya." pesan nya pada bi ijah.
" Rebes Neng..Ehhh Salah Maksud Bibi Beres." sembari menaikan jempolnya.
Rukmini keluar jalan-jalan menikmati udara pagi di depan rumahnya sambil berkenalan dengan ibu-ibu yang masih membeli sayur.
" Selamat Pagi Bu." sapa rukmini.
" Selamat Pagi Neng, Ooo...Ini Majikan Nya Bu Ijah Pantas Saja Dia Selalu Menyanjungnya Ternyata Kamu Memang Sangat Cantik." puji salah satu ibu yang membeli sayur.
" Heheheh...Makasih Banyak Bu Pujiannya." balas rukmini tersenyum malu-malu.
" Suami Mana Neng, Ko Ndak Pernah Kelihatan?." sambung ibu itu lagi.
" Dia Kerja Bu Diluar Kota, Jadi Jarang Pulang, Kalau Ibu-ibu Semua Enak Karena Suami Nya Selalu Dirumah Menemani." lontar rukmini.
" Iya Neng, Namanya Juga Cuma Petani Jadi Ndak Kemana-mana, Tapi Begitu Deh Penghasilan Nya Kadang Ndak Mencukupi Kebutuhan Keluarga." ucap ibu berbaju kuning.
" Iya Neng, Suami Kita-Kita Ini Semua Nya Bertani Dan Berkebun." lanjut ibu berjilbab biru.
" Waktu Tinggal Didesa Aku Dan Simbok Juga Berkebun Singkong Bu, Tapi Syukur Penghasilan Lumayan Cukup Untuk Kami Berdua " sambung rukmini terlihat matanya mulai berembun.
" Neng Rukmi Sudah Tidak Punya Bapak?." tanya ibu berjilbab biru .
" Aku Yatim Piatu Sejak Masih Kecil, Nenek Yang Merawatku Hingga Dewasa, Tapi Dia Juga Sudah Meninggal." timpalnya.
" Maaf Ya Neng, Pertanyaan Ibu Jadi Membuatmu Bersedih." pungkas ibu tadi merasa tak enak hati.
" Tidak Apa-apa Bu, Oh Ya Silahkan Dilanjutkan Belanjanya Biar Aku Yang Bayar, Pilih Saja Mau Beli Apa!." pesan nya pada semua ibu-ibu yang ada disitu.
Rukmini lalu melangkah mendekati mamang sayur kemudian berkata. " Mang Hitung Semuanya Biar Aku Yang Bayar." pesan nya pada mamang sayur.
" Iya Neng," balas nya.
Ibu-ibu yang berbelanja tersenyum senang dan mengucapkan terimakasih pada rukmini . " Terimakasih Banyak Neng, Semoga Rezeky Nya Tambah Banyak." ucapnya semua.
Rukmini kemudian melangkah masuk dan tak lama kemudian keluar setelah mengambil uang uang untuk membayar belanjaan ibu-ibu disitu sekalian membagikan sedikit rezeky untuk keluarga nya.
Setelah mamang sayur menghitung semuanya rukmini kemudian membayar." Ini Mang, Sisanya Buat Mamang Ya, Buat Modal." pesan rukmini .
Si mamang menghitung uang dari rukmini, dia terkejut karena sisa dari pembayaran sayurnya ada satu juta, wajahnya begitu bahagia dan mengucapkan terimakasih berkali-kali pada rukmini.
Tidak berbeda jauh dengan si mamang sayur, ibu-ibu yang sudah di bayarkan belanjaan nya di berikan juga uang oleh rukmini.
" Neng Rukmi, Sekali Lagi Terimakasih Ya, Semoga Neng Rukmi Selalu Bahagia Dan Cepat Dapat Momongan!." tukas nya dengan wajah senang.
" Iya Bu," balas nya sambil tersenyum.
Rukmini lalu melangkah masuk kembali ke dalam setelah pamit pada mereka. " Waaahhh Bu Ijah Beruntung Ya Bisa Bekerja Dengan Orang Sebaik Neng Rukmini." kata ibu berbaju kuning yang di iyakan yang lainnya.
Mamang sayur kembali mendorong gerobak nya dengan wajah penuh bahagia meninggalkan depan rumah rukmini, hingga terdengar suara orang memanggilnya. " Mang Sini, Aku Mau Sayur." teriak seorang wanita.
Mamang sayur menolehkan kepalanya terdengar gumaman dari mulutnya. " Aduhhh.. Itu Kan Kakak Iparnya Pak Damis, Pasti Ujung-ujungnya Ngutang Lagi Deh." gumamnya lirih seraya membelokan gerobak sayur nya ke arah rumah istri darman.
" Ada Sayur Sama Telur Mang?." tanya nya kemudian.
" Ada Bu Tapi Lagi Mengeram." balasnya dengan wajah kesal.
" Iiihhh...Si Mamang Malah Bercanda, Aku Nanya Nya Serius." pekik istri darman.
" Tidak Ada Bu Sudah Di Borong Semua Ibu-ibu Yang Tinggal Di Sekitar Rumah Kakak Iparnya." ungkapnya.
" Waaahhh...Banyak Duit Mereka Rupanya, Tak Kusangka Pekerjaan Suaminya Yang Cuma Buruh Tani Punya Banyak Uang." gerundel nya dengan wajah tak suka.
" Mereka Dibelanjain Sama Orang Yang Membeli Rumah Pak Damis." terang si mamang.
" Aapppaaa...Jadi Dia Belum Mati." geram nya marah.
" Siapa Yang Belum Mati Bu." tanya si mamang kaget mendengar teriakan istri darman.
Istri darman ditanya seperti itu baru sadar hampir keceplosan, dia segera mengalihkan pembicaraan nya. " Heheheh....Ndak Mang, Aku Tadi Tiba-tiba Ingat Kalau Kompor Dirumah Belum Di Matiin." ketusnya sembari meninggalkan si mamang sayur yang menatapnya binggung. " Dasar Aneh, Untung Dia Tidak Jadi Beli." umpat nya sambil berlalu meninggalkan rumah darman.
Darman yang baru bangun kaget karena istrinya sudah mengomel dan memakinya. " Ada Apa Sih Bu, Bapak Baru Bangun Sudah Di Omelin." tanya nya .
" Pak! Apa Betul Mbah Kuntet Sudah Mengirim Penyakit Yang Bisa Membuat Perempuan Yang Membeli Rumah Damis Meninggal?." tanya nya balik.
" Benar Bu, Memang Nya Kenapa?." tanya darman kembali.
" Tadi Aku Ngobrol Dengan Si Mamang Sayur Yang Sering Keliling Di Desa Ini, Katanya Ibu-ibu Dekat Dirumah Damis Di Belanjain Sama Perempuan Yang Tinggal Di Rumah Itu." urainya .
" Masa Sih Bu, Mungkin Maksud Penjual Sayur Itu Bukan Orang Yang Sudah Membeli Rumah Damis, Siapa Tahu Ibu Salah Dengar." kelitnya .
" Acchhhh....Ndak Mungkin Aku Salah Dengar, Pendengaranku Masih Normal Pak." pekiknya jengkel.
" Nanti Aku Kerumah Mbah Kuntet Untuk Memastikan Kebenaran Cerita Si Mamang Sayur." bujuk darman pada istrinya.
" Pokonya Kalau Belum Berhasil Juga Aku Pulang Kampung Saja Daripada Tinggal Di Sini Melarat." ancam nya .
Dengan jengkel istri darman masuk ke dapur sembari menghentakkan kakinya.
" Masa Iya Genderuwo Kiriman Mbah Kuntet Tidak Berhasil Membunuh Wanita Itu, Tapi Kalau Betul Kemana Lagi Aku Minta Tolong." gumamnya dalam hati.
Malam pun tiba, darman bergegas menuju kerumah mbah kuntet untuk memastikan berita yang di sampaikan istrinya, setelah sampai dia lalu berteriak di depan pintu rumah mbah kuntet. " Mbah Kuntet, Ini Aku Darman."
" Masuklah Darman." perintah mbah kuntet.
Darman segera masuk kemudian duduk di hadapan mbah kuntet dia lalu bertanya. " Bagaimana Mbah, Apa Dia Sudah Meninggal."
" Aku Belum Tahu Darman, Sampai Sekarang Genderuwo Peliharaanku Belum Juga Datang, Aku Sudah Beberapa Kali Memanggilnya Tapi Tak Muncul-muncul, Firasat Ku Mengatakan Ada Yang Tidak Beres Dengan Rumah Itu." dengusnya gusar.
" Jadi Bagaimana Mbah, Apa Yang Harus Kita Lakukan." suara darman terdengar panik.
" Kamu Pulanglah Dulu, Besok Malam Baru Kesini Lagi, Aku Mau Bersemedi Untuk Sementara Waktu." titah mbah kuntet.
" Baiklah Mbah," darman segera meninggalkan rumah mbah kuntet diiringi suara lolongan anjing dan burung hantu.
" Malam Ini Ko Serem Banget, Sudah Beberapa Kali Aku Kesini Tapi Tak Pernah Sekali Pun Mendengar Lolongan Anjing Seperti Itu." gumamnya lirih dengan langkah tergesa-gesa kembali kerumahnya.
Mbah kuntet yang merasa gelisah memulai semedinya, matanya terpejam dan kedua tangan nya di kantupkan di depan dada nya. Asap dupa membumbung tinggi keluar lewat sela-sela jendela, mulutnya terus memanggil genderuwo peliharaannya. " Genderuwo Penguasa Alam Kegelapan Datanglah." pintanya.
" Hahahah....Apakah Kau Memanggilku Manusia Hina." pekiknya.
Mbah kuntet terkejut lalu membuka kedua matanya, dia tersurut mundur melihat makhluk yang sangat besar melebihi genderuwo peliharaannya. Dengan terbata-bata dia bertanya. " Si..Si...Siapa Kamu." matanya melotot saking takutnya.
" Aku Akan Menjemputmu Menemui Genderuwo Yang Kau Perintahkan Untuk Membunuh Wanita Yang Tinggal Di Rumah Besar Itu, Bersiaplah Kuntet Kamu Akan Segera Menyusulnya.Hahahah." geram mahkluk besar jelmaan hanggara patih.
" Jangan Mimpi Kamu Setan Alas, Aku Dukun Yang Terkenal Bisa Menaklukkan Genderuwo Penguasa Tempat-tempat Angker, Bukan Aku Yang Akan Segera Menyusul Piaraanku Justru Kamu Lah Yang Akan Menggantikan Nya Menjadi Budakku.Hahahha..," hembus mbah kuntet dengan angkuh.
Mbah kuntet kemudian mengambil keris yang selalu dia selipkan di pinggangnya kemana pun dia pergi, terlihat mulutnya membaca mantra dan beberapa menit kemudian munculah berbagai jenis makhluk yang menyeramkan ada kuntilanak merah, nenek bungkuk yang rambutnya begitu panjang dan seperti hidup karena selalu bergerak kesana kemari, terlihat juga dua genderuwo yang besar nya hampir sama dengan tubuh hanggara patih.
Mbah kuntet lalu membuka suaranya dan berseru. " Serang Genderuwo Jelek Itu, Hancurkan Tubuhnya Seperti Dia Yang Menghancurkan Teman Kalian." teriak mbah kuntet marah.
Keempat mahkluk itu segera menyerang hanggara patih, lolongan anjing hutan semakin ramai seakan ikut menjadi saksi pertarungan kelima makhluk dari bangsa lelembut itu.
Ketika hanggara patih menangkis serangan-serangan dari dua genderuwo itu tiba-tiba dari arah belakang rambut si nenek bongkok melilit tubuhnya hingga hanggara patih tidak leluasa bergerak menghindari serangan dari lawannya di tambah lagi kilatan cahaya merah yang dilancarkan kuntilanak merah membuatnya betul-betul terdesak.
Mbah kuntet tertawa terbahak-bahak melihat hanggara patih yang mulai terdesak.
" Hahahaah....Itulah Akibatnya Kalau Kamu Terlalu Sombong Hai Genderuwo Jelek, Sebentar Lagi Mereka Akan Menghancurkan Mu Agar Tidak Ada Lagi Yang Menghalangi Niatku Untuk Melenyapkan Wanita Itu, Hahaahahah..." hanggara patih mengeram marah ketika mbah kuntet berkata seperti itu.
Saat dukun itu masih tertawa senang, tiba-tiba tubuh hanggara patih di selubungi cahaya merah menyala dan mengeluarkan hawa panas, tak lama kemudian terdengar ledakan dahsyat di sertai terlemparnya ke empat makhluk suruhan mbah kuntet.
Rambut si nenek bongkok terlihat habis terbakar sedangkan dua genderuwo dan kuntilanak merah terpental menabrak dinding rumah itu hingga amblas meninggalkan lubang yang cukup besar.
Mbah kuntet terkejut bukan kepalang melihat hanggara patih mampu melepaskan diri dari belitan rambut si nenek bengkok.
kembali kedua genderuwo itu menyerang hanggara patih di susul kuntilanak merah dan si nenek bongkok, pertarungan pun kembali terjadi hanya sekelebat cahaya yang menandakan begitu cepat nya gerakan mereka semua .
Mbah kuntet begitu tegang menyaksikan jalannya pertarungan itu, hingga tak menyadari seberkas cahaya kemerahan melesat menghantam tubuh tuanya, karena dia bukan dukun sembarangan sehingga serangan tadi hanya membuatnya terlempar dan sedikit darah mengucur dari sela bibirnya.
" Kurang Ajar, Ternyata Dia Bukan Genderuwo Sembarangan Disaat Bertarung Dengan Suruhanku Dia Masih Sempat Melepaskan Serangan Ke Arahku." gerutunya marah.
Belum hilang rasa geram di hatinya tiba-tiba kuntilanak merah terlempar dengan tubuh hangus terbakar di susul kemudian nenek bongkok yang terhempas di sertai lolongan anjing badannya hancur sampai hilang tak berbekas.
tinggal kedua genderuwo itu yang masih melawan hanggara patih tapi tak lama kemudian kedua nya menyusul kuntilanak merah dan si nenek bongkok tubuh genderuwo itu hanya menyisakan butiran debu yang tertiup angin malam yang masuk melalui lobang dinding.
Melihat semua suruhan nya sudah di kalahkan bahkan di lenyapkan mbah kuntet berusaha keluar dari rumah nya, keberaniannya hilang begitu saja , nyalinya jadi ciut menghadapi hanggara patih seorang diri.
Hanggara patih yang melihat dukun itu hendak melarikan diri melompat menghadang langkahnya ." Mau Kemana Kamu Dukun Laknat? Mana Keberanian Yang Tadi Kau Pamerkan." hardiknya.
" Maafkan Aku, Ini Semua Kulakukan Karena Permintaan Seseorang!." pinta nya.
" Hahahah...Aku Akan Mengampunimu Setelah Kau Lenyap Dari Bumi Ini, Haha..." setelah berkata seperti itu dia kemudian menangkap tubuh mbah kuntet lalu menghempaskan nya ke lantai, tak hanya sampai disitu saja hanggara kemudian menarik kedua kaki dan tangan dukun itu hingga putus, suara teriakan membelah angkasa keluar dari mulutnya. Mata mbah kuntet melotot merasakan sakit yang luar biasa.
Hanggara patih tertawa senang melihat wajah dukun itu." Hahahah....Aku Akan Membantumu Menghilangkan Penderitaan Yang Kau Rasakan Sekarang Ini." bersamaan dengan itu dia melempar tubuh yang sudah tak memiliki tangan dan kaki itu ke tengah hutan ." Disana Banyak Anjing Kelaparan Yang Menunggumu Kuntet." serunya dengan wajah puas.
" Orang Yang Menyuruhmu Sebentar Lagi Akan Menyusul, Hahahahah...." dia kemudian menghilang meninggalkan rumah mbah kuntet yang sudah porak poranda akibat pertaruhan tadi.
Di sebuah rumah yang tak begitu besar terdengar suara teriakan kesakitan dan juga tangisan anak kecil.
" Aaaa...Sakit Aku Tidak Tahan, Tooloonggg.." ternyata istri darman sedang berguling-guling di lantai sambil memegang kepalanya terlihat darah hitam kental mengucur dari lobang hidungnya. Tak berapa lama akhirnya dia tak sadar kan diri. seorang anak perempuan yang kira-kira umur nya sepuluh tahun menangis memeluk ibunya.
" Ibu..Bangun! Ibu Kenapa..Bangun Bu.." pinta nya sambil menggoyang-goyangkan tubuh ibu nya.
Anak itu gegas berlari keluar ketika mendengar suara bapaknya. " Bu..! Buka Pintu.. Bapak Pulang ..!" titahnya.
Karena tak ada jawaban dia kembali berteriak ." Ibu Buka Pintunya." teriaknya lagi.
pintu pun terbuka tapi bukan istri nya yang membukakan pintu melainkan anaknya, dia heran tidak biasanya putri semata wayangnya belum tidur jam segini.
" Loh, Kamu Belum Tidur Nak! Ibu Mana?." anak itu tidak menjawab pertanyaan bapak nya justru dia menangis menghambur ke dalam pelukannya.
Darman yang melihat anaknya menangis bertanya ." Kamu Kenapa Menangis Sayang? Ibu Mana?."
" Ibu Mati, Badan Nya Tidak Bergerak-gerak." ucapnya sambil menangis.
Darman terkejut, gegas dia melangkah masuk sembari mengandeng tangan anaknya, alangkah kagetnya ketika mendapati istrinya terbaring dalam keadaan tengkurap.
Darman lalu mendekat kemudian membalikan badan istrinya, dia tersurut mundur ke belakang, bagaimana tidak wajah dan seluruh tubuh ibu dari anaknya di penuhi borok dan mengeluarkan nanah dan berbau sangat menyengat.
" Bu..! Ibu Bangun...! Ini Aku Suamimu..! " serunya seraya mengucang-guncang tubuhnya.
Mata istri nya terlihat bergerak, saat melihat darman dia berusaha bangun tapi kembali jatuh, setelah itu diapun muntah disertai belatung bercampur darah.
Darman menjauh sembari mengendong putri nya yang menangis ketakutan, dia bertanya-tanya kenapa bisa istri nya mengalami sakit seperti yang di derita anis istri adiknya damis.
Dia kemudian keluar meminta tolong pada tetangga, tampak tiga orang datang dan bertanya pada darman ." Ada Apa Pak Darman." dengan wajah heran.
" Tolong Istri Saya Pak, Dia Muntah Darah." pinta nya.
Ketika mereka masuk ke dalam ketiganya kaget melihat istri darman yang sudah tidak bernyawa dan tubuhnya dipenuhi belatung.
Darman menangis sejadi-jadinya ditinggal istri yang sudah dua belas tahun menemaninya. Bapak-bapak yang tadi masuk menenangkan darman. " Sudahlah Pak Darman, Ikhlaskan Istrinya Mungkin Sudah Takdir Dia Meninggal Dengan Cara Seperti Itu." saran nya pada darman.
" Tapi Pak Aku.." belum selesai darman berbicara tiba-tiba dia berteriak kesakitan memegang kepalanya, darah mulai mengucur dari lobang hidung nya dan tak lama darman menyusul istrinya meninggal dengan cara mengenaskan .
" Astaghfirullahaladzim...Ada Apa Ini." pekik nya kaget sambil memeluk putri darman yang hanya diam mematung melihat ibu dan bapaknya, hanya air mata nya saja yang tak berhenti mengalir menangisi kematian kedua orang tuanya.
Esok paginya tampak beberapa orang datang melayat, terdengar gumaman dari beberapa mulut orang yang sedang duduk di samping jenazah darman dan istrinya." Kok Sama Ya Penyakit Yang Menimpa Bu Anis, Padahal Denger-Denger Mereka Loh Yang Sudah Menyantet Istri Pak Damis." cerca ibu kerudung hitam.
" Kalau Memang Darman Dan Istrinya Yang Sudah Melakukan Itu Berarti Mereka Meninggal Mungkin Karena Ada Orang Yang Sudah Mengembalikan Santetnya."
Satu jam kemudian pemakaman darman dan istrinya selesai, para pelayat segera kembali kerumah nya masing-masing.
Siang itu terlihat bi ijah sedang memijat kepala rukmini sambil mengobrol. " Kenapa Ya Bi Akhir-akhir Ini Aku Selalu Mual Dan Pengen Nya Makan Yang Asem-asem." tanya nya pada bi ijah.
" Jangan-jangan Neng Rukmi Hamil." ungkapnya .
" Masasih Bi, Emang Kalau Orang Lagi Hamil Kaya Begitu Ya,?." tanya nya kembali.
" Iya Neng, Malah Ada Loh Orang Yang Lagi Ngidam Sampai Mengurung Diri Dikamar Tidak Bisa Terkena Cahaya Matahari, Bahkan Ada Juga Yang Tidak Suka Mandi." tuturnya.
" Masa Sih Bi Sampai Segitunya." balas rukmini kaget.
" Begini Aja Neng, Besok Bibi Panggilkan Nek Pia Ya Untuk Di Periksa, Siapa Tahu Neng Rukmi Betul-betul Hamil." saran nya.
" Terserah Bibi Aja Deh, Aku Nurut Apa Kata Bi Ijah." sahut rukmini.
Sore hari nya bi ijah meminta pak kahar menjemput nek pia untuk memeriksa rukmini, karena rumah nya tak begitu jauh dari rumah rukmini pak kahar pun sampai, setelah mengutarakan niat nya pada nek pia keduanya segera menuju rumah rukmini.
Bi ijah yang memang sudah menunggu di teras segera menyambut nenek yang sering membantu orang yang hendak melahirkan.
" Mari Nek Masuk, Kita Langsung Ke Kamar Saja." ucap nya sambil menggandeng tangan nek pia naik ke lantai dua karena dia sudah tak begitu kuat berjalan.
" Anakmu Ya Jah?." tanya nek pia.
" Bukan Nek, Tapi Majikan Ijah." sahut nya sambil tersenyum.
Setelah sampai di depan pintu kamar rukmini, bi ijah lalu membukanya tampak rukmini sedang berbaring, ketika melihat bi ijah datang membawa seseorang dia segera duduk di sisi ranjang.
" Ooo...Ini Yang Mau Di Periksa? Cantik Sekali Kamu Nak." lontar nek pia memuji rukmini.
" Heheheh...Makasih Nek." balasnya.
Rukmini kemudian berbaring, nek pia menyuruh nya menyingkap baju yang di pakainya ,karena hendak memeriksa perutnya. Nek pia lalu mengoleskan minyak ke perut nya lalu mengurutnya dengan pelan, wajah nya terlihat mengkerut alisnya bertaut seperti ada sesuatu yang dipikirkan .
Bi ijah yang melihat ada perubahan di wajah nek pia seger bertanya." Ada Apa Nek? Bagaimana Apa Neng Rukmi Hamil?." berondong nya pada nek pia.
" Iya...! Dia Hamil! Tapi Nenek Merasakan Kekuatan Yang Sangat Besar." balas nya dengan wajah sedikit binggung.
" Maksud Nenek Apa?." sambung rukmini.
" Maaf Nak, Kamu Memang Sudah Hamil Dua Bulan." ungkapnya.
" Aaapppaa..Aku Hamil." pekiknya senang wajah nya terlihat bahagia begitupun dengan bi ijah.
" Tapi Anak Yang Kamu Kandung Sepertinya Bukan Bayi Biasa." lanjutnya.
" Maksud Nenek Apa?." timpal rukmini.
" Nenek Juga Tidak Tahu, Yang Jelas Bayi Yang Ada Dalam Kandunganmu Memiliki Kekuatan, Bila Kelak Dia Lahir Dan Kamu Bisa Membimbingnya Maka Anakmu Akan Menjadi Anak Yang Baik Dan Suka Menolong Begitupun Sebaliknya, Pesan Nenek Jagalah Anakmu Baik-baik." titahnya.
" Pasti Nek, Aku Yang Akan Menjaganya Dari Siapapun Yang Hendak Menyakitinya." timpal bi ijah bersemangat.
Nek pia tersenyum melihat bi ijah yang begitu sangat senang dan bahagia mendengar kabar kehamilan rukmini.
Nek pia pun kembali kerumah nya setelah rukmini memberikan nya uang, walau awalnya dia menolak tapi di paksa oleh rukmini dia tak menyangka hanya memeriksa saja dia di berikan uang sebanyak itu.
Bi ijah mulai melarang rukmini kemana-mana bahkan untuk sekedar turun makan pun dia tidak mengizinkan pokonya makan saja harus di kamar. Sebetulnya kontrak rumah bi ijah masih seminggu lagi tapi karena mengkhawatirkan rukmini dia memutuskan untuk segera pindah dari rumah kontrakan nya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...