Sugar Baby

"Lusa kamu sudah di apartemen"

"Kenapa cepat sekali om?" tanya Hanum

"Ya,jika istri ku tidak ada di rumah aku akan kembali ke apartemen"

"Terus?" tanya Hanum tak mengerti

"Ya kamu yang menemani ku,bukan nya aku membayar mu mahal untuk itu"ketus Daniel membuat Hanum menelan saliva nya.

"Setiap bulan saya akan transfer uang jajan kamu jadi tidak perlu khawatir karena kamu tidak akan kekurangan uang"

"Hmmmmm" jawab Hanum pelan.

"Jika bukan saya yang hubungi kamu,kamu jangan menghubungi saya" jelas Daniel lagi dia harus berhati-hati karena bisa saja sedang bersama Susan,Hanum justru menghubungi nya.

"Hmmmm"jawab Hanum lagi

"Jika ada sesuatu yang kurang kamu bisa bicara kan pada saya"

"Hmmmm"

"Apa kamu tidak bisa bicara sehingga hanya berdehem,kamu bisu"kesal Daniel lagi

"Lalu aku harus jawab apa pak Daniel?"

"Ya kamu bisa jawab Hanum, selalu saja menguji kesabaran ku"

"Iya....iya.... siap laksanakan"jawab Hanum dengan nada malas,Daniel selalu saja menekan nya.

****

"Pulang jam berapa?" tanya Hanum yang melihat Vani baru datang

"Baru saja pulang"

"Semalam nginap di apartemen?" tanya Hanum lagi dan di anggukki Vani,Hanum menarik tangan Vani dan membawa nya kedalam kamar kost.

"Mau apa beb? aku ngantuk"

"Duduk" perintah Hanum

"Kaya' orang mau di interogasi aja"

"Bener,duduk dulu"

"Tetang apa? om Daniel lagi?"tebak Vani dan di jawab gelengan oleh Hanum

"Terus?"

"Van, pertama kali kamu melakukan nya sakit nggak?"tanya Hanum

"Melakukan apa?"

"Jangan sok polos deh,itu malam pertama, maksud nya hilang peraw"

"Hahahaha......coba sendiri aja neng biar tau rasa nya"

"Van,aku serius sakit nggak?"tanya Hanum penasaran dia takut jika suatu saat Om Daniel minta justru dia ketakutan.

"Sakit sih tapi lama-lama juga enak sendiri,cuma dua hari agak pedih saat mau BAK"

"Beneran Van"

"Hmmm, nggak percaya coba aja sama om Daniel"

"Dia ketus Van,jadi takut"

"Om Daniel begitu karena dia kurang perhatian Num, istri nya sibuk sendiri coba kamu beri dia kenyamanan pasti Om Daniel lama-lama bakalan berubah sama kamu,siapa tau bisa nikah beneran "ujar Vani membuat Hanum terdiam sejenak.

"Jangan ngarep yang aneh-aneh deh"

"Siapa tau Num dapat durian runtuh, meskipun duda tapi tajir melintir"

"Matre!!"

"Biarin yang penting happy" jawab Vani

Hanum sendiri tidak tau apa dia bisa melakukan nya dengan om Daniel,dari segi fisik lelaki itu sangat tampan tak ada yang salah dengan dirinya.

"Kalau pengen di coba Num,jangan di bayangkan saja, Ntar basah" goda Vani lalu segera beranjak pergi, tubuh nya lelah karena semalam di gempur Om Ron habis-habisan setelah kepulangan Hanum dan om Daniel.

****

"Nungguin siapa loe?" tanya Riko yang melihat Aditya berdiri dari tadi di gerbang kampus.

"Hanum"

"Perempuan kampung itu lagi"

"Hmmmm"

"Apa cantik nya sih Dit,jauh cantik kan Lita lah Dit,loe nggak ngerasa apa Lita itu cinta mati sama Loe"

"Kalau cinta nggak akan ngasih tubuh nya sama lelaki lain, itu hanya obsesi bro"

"Maksud Loe?" tanya Riko gugup

"Pikir aja sendiri,gue bukan anak kemarin sore yang bisa kalian tipu" ujar Adit segera pergi meninggalkan Riko.

****

Malam ini Hanum memang tidak ada kelas jadi dia tidak datang ke kampus.

Ponsel Hanum berbunyi membuat nya mengerutkan kening saat membaca Email dari beberapa perusahaan untuk interview kerja besok pagi.

"Duh... gimana ya" gumam Hanum pelan di kontrak perjanjian dia tidak boleh bekerja sedangkan Hanum butuh pekerjaan yang bisa membantu nya nanti saat kontrak perjanjian selesai.

"Di coba saja dulu,om Daniel juga nggak akan tau" ujar nya lagi,ya besok Hanum berniat datang untuk interview jika di terima dia akan bekerja dari pagi sampai sore dan tidak mengganggu pekerjaan nya yang lain, tidak mungkin om Daniel meminta di temani pagi hari pikir Hanum.