Kisah sekelompok anak muda yang ingin hidup sesuai dengan keinginan mereka karena di beri kesempatan kedua. Mereka pernah meninggal dan hidup kembali secara ajaib sehingga mereka sangat ingin menikmati hidup mereka.
Namun tanpa mereka sadari sebuah bencana besar sedang mengintai dunia dan pada akhirnya mengancam semua makhluk hidup di dunia. Untuk mempertahankan kehidupan kedua mereka, sekelompok anak muda itu berjuang untuk mengembalikan dunia seperti sedia kala dengan keajaiban yang mereka miliki.
mohon dukungan komen dan like nya ya kalau suka, thanks
Prinsip mereka hanya satu. "Kita tidak tahu sampai kapan keajaiban ini akan mempetahankan hidup kita, sampai saat itu tiba kita akan bersenang senang dan melakukan apa saja yang kita inginkan, tidak ada yang bisa menghalagi kita, apapun itu, jadi jangan coba coba,,"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16
“Klek,” Alex keluar dan menutup pintunya, dia berdiri membelakangi pintu, kemudian dia menatap Rio, Sarah dan Lina di depannya,
“Ahahaha...sori ya, kayaknya untuk sementara kita ke restoran cepat saji dulu di ruko depan komplek,” ujar Alex.
“Kita yang sori Lex, ga apa apa, kita balik aja,” ujar Rio.
“Santai aja kale, kita ngobrol ngobrol aja dulu di sana sekalian makan, gue bayarin,” ujar Alex.
“Ga usah di bayarin juga kale, kita bisa bayar sendiri kok,” balas Sarah.
“Udah ga apa apa, gue ga enak ama lo pada, ayo deh,” balas Alex.
Setelah itu, mereka keluar dari rumah dan sampai di komplek ruko yang berada di depan komplek perumahan mewah tempat Alex tinggal, mereka masuk ke dalam sebuah restoran cepat saji yang menyajikan ayam goreng khas dari negeri paman sam. Setelah memesan makanan dan duduk di lantai dua yang terbuka dan sepi,
“Gue udah ngomong ama Sofia, sebelumnya gue minta maaf dulu ama Sarah karena kelakuan adik gue,” ujar Alex.
“Udah ga apa apa kak Alex, yang tadi di sekolah gue juga salah karena gue emosi,” ujar Sarah.
“Bukan itu, Sofia cerita kejadian dulu waktu smp, waktu itu dia di minta guru untuk menyimpan net bola voli ke gudang, ternyata ada empat orang tim basket lagi menunggu di depan gudang, kemudian Sofia menitipkan netnya kepada mereka dan pergi, tapi pas berbelok, dia mendengar teriakan dan langsung balik, karena dia takut dia mengintip dari balik dinding dan melihat Sarah keluar menyeret cowo yang dia sukai dan empat orang tim basket sebelumnya terkapar di tanah, karena takut Sofi langsung pergi dan keesokan harinya lima orang yang ada di gudang masuk rumah sakit tapi ketika di tanya mereka lupa apa yang terjadi kepada mereka,” ujar Alex.
“Jadi gara gara itu dia nyebarin gosip tentang gue nambahin gosip yang udah ada sebelumnya, gue ga tau dia di sana, berarti dia liat tangan gue berubah dan mata gue merah,” ujar Sarah.
“Emang gosip apa ?” tanya Lina.
Sarah menceritakan sama seperti yang di ceritakan dirinya kepada Rio dan Rio membantu membenarkannya karena dia mendengarnya dari Yuli.
“Hmm cowo itu namanya Johan bukan ?” tanya Alex.
“Iya bener, kok lo tau kak ?” tanya Sarah.
“Dia sih udah gue kubur, dia sempet jadian ama Sofia pas lulusan smp dan pas dia main ke rumah, untung aja gue pulang tepat waktu, dia mau macem macem ama Sofia di rumah gue walau Sofia nya ga mau,” jawab Alex.
“Serius lo kak ?” tanya Sarah.
“Yoi, sekarang dia udah ga brani macem macem lagi, trus terakhir gue denger dia keluar kota dan sekolah disana, gue mantau dia karena gue ga mau dia deket lagi ama Sofia,” jawab Alex.
“Hmm kalau begitu kenapa ade lo ngebully Sarah ?” tanya Rio.
“Yah begitulah, tadi pas gue ajak ngomong, dia tau kok dia salah, tapi dia emang orangnya kikuk dan takut malu kalau harus minta maaf, jadi dia milih berperan sebagai antagonis dan berharap lo jauhin dia,” ujar Alex.
“Hmmm kalau di pikir pikir, waktu ketemu di supermarket kemarin, dia cuman bicara saat pembukaan doang ya, sisanya temen temennya yang ngomong ga jelas dan malah seru sendiri, trus dia paling cuman nambahin dikit dikit dan awalnya pas ketemu kita, dia sempet kaget,” ujar Rio.
“Makanya Sar, gue mohon maafin ade gue ya, dia sebenarnya baik kok, cuman aja harga dirinya ketinggian dan kadang ga mau nampak lemah di depan temen temen nya walau udah gue kasih tahu berkali kali,” ujar Alex.
“Ya udahlah, toh sebenernya gue ga mempermasalahkan nya juga, gue juga sori udah nyekek dia tadi,” balas Sarah.
“Tuh kamu denger ga Sof ? sekarang kamu ngomong ya ama Sarah,” tanya Alex.
Dia mengangkat smarphonenya dan ternyata dia sedang melakukan video call kepada Sofia. Sarah sedikit kaget melihatnya, Rio memegang pundak Sarah dan tersenyum agar Sarah tenang, terlihat jelas di video call kalau Sofia terlihat malu malu sambil berbicara,
“Gue ga tahu Johan mau memperkosa lo waktu itu, gue baru denger cerita lo, gue mikir lo emang marah karena dia ngedesek lo terus buat jadian dan lo hajar dia sampe sekolah kita ga ikut tanding basket antar propinsi gara gara tim intinya di rumah sakit, makanya karena gue salah sangka, gue mulai membully lo dan nyebarin gosip tentang lo, supaya lo marah dan membuktikan kalau lo pelakunya supaya gue bisa lapor ke guru, tapi ternyata Johan memang brengsek, dia juga hampir berbuat macam macam ama gue di rumah gue, untung aja ada kak Alex waktu itu, sorry banget ya Sar,” ujar Sofia malu malu dan menoleh ke arah lain.
“Sip, ga apa apa, gue ga sadar lo ada di situ waktu itu dan wajar aja lo takut, gue maafin lo Sof, sori juga gue nyekek lo tadi, gue emosi karena lo menghina Rio dan orang tuanya,” balas Sarah.
“Rio, maafin gue ya, gue ga maksud ngomong begitu soal orang tua lo, gue sebenernya pengen supaya lo jauhin Sarah karena gue ga tau yang sebenarnya, tapi ternyata gue salah, jadi sekali lagi maafin gue ya,” ujar Sofie.
“Ya udah, ga apa apa, lagian gue juga ga denger, syukurlah kesalah pahaman bisa di luruskan, (menoleh melihat Sarah) lo udah ga ada masalah kan Sar,” balas Rio.
“Ga ada, gue udah ngerti sekarang, jadi udah ga ada masalah,” balas Sarah.
“Trus boleh tanya ga ?” tanya Sofia.
“Tanya apa ?” tanya Rio.
“Itu perempuan yang dadanya gede ada hubungan apa ama kakak gue ? kelas berapa dia ?” tanya Sofia sambil menunjuk Lina di dalam smartphone dan menatap Lina dengan tajam.
“Hah...kok gue ?” tanya Lina kaget.
“Udah ya Sof, nanti aku jelasin di rumah, udah cukup kan, masalah udah clear kan, matiin dulu ya, aku ngobrol dulu,” ujar Alex.
“Eh..tunggu kak...” “Tuut....tuut,”
Alex mematikan teleponnya, “ahahaha dasar ade gue,” ujar Alex sambil menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal,
"Haah beres juga," ujar Rio.
“Ntar dulu, ada yang salah nih, kenapa gue ngerasa jadinya gue yang punya masalah sekarang ama ade nya kak Alex ?” tanya Lina.
“Kaga usah di pikirin, biasa, namanya ade kalau liat kakak nya bonceng cewe yang dia ga kenal pasti nanya kan ahahaha,” ujar Alex.
“Hmm ga tau juga ya, gue anak tunggal sih, ga punya ade,” balas Rio.
“Sama, gue juga ga ngerti,” tambah Sarah.
“Sumpah gue baru denger penjelasan kayak lo, kak, walau gue sendirian ga punya ade atau kaka, tapi ga ada tuh ade atau kaka yang ngurusin urusan kakaknya kecuali brocon,” ujar Lina marah.
“Oh...dia sedikit brocon sih hahaha,” ujar Alex.
“Apa sih brocon ?” tanya Rio.
“Iya, gue juga ga ngerti,” tambah Sarah.
“Dah ga usah ngerti ga apa apa, ga penting,” ujar Alex.
“Adik yang suka dan cinta kakaknya sebagai lawan jenis sampai tergila gila dan ngegandrungi semua urusan kakak nya, tuh brocon,” ujar Lina menjelaskan.
“Emang dia gitu ?” tanya Rio menoleh melihat Alex di sebelahnya.
“Yah...gimana ya, dikit sih,” jawab Alex.
“Lo juga sih Lin, punya dada gede, ade orang jadi cemburu tuh,” balas Sarah.
“Sorry ya kalau dada gue gede, huh,” ujar Lina cemberut sambil melipat tangan di dada dan menoleh ke arah lain.
“Jangan ngambek sih, gue sayang adik tapi gue bukan siscon kok,” ujar Alex.
“Lah ngapain juga lo jelasin ama gue kak, emang kita ada hubungan apa ? kenal aja baru tadi, masa bodo lo siscon apa ga kak, bukan urusan gue,” ujar Lina ngambek.
“Oh bener juga ahahaha, sori gue jadi ngaco deh, ya udeh sih jangan ngambek, ntar gue jelasin ke ade gue,” balas Alex kembali menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal dan merayu Lina di sebrangnya.
Rio dan Sarah yang duduk bersebrangan saling melihat satu sama lain, pikiran mereka ternyata sama, “siscon ? apalagi tuh ?” tanya mereka dalam hati.