NovelToon NovelToon
Dijual Ayahku Dibeli Bosku

Dijual Ayahku Dibeli Bosku

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:9.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Mommy Ghina

Sungguh teganya Hans ayah Tania Kanahaya, demi melunasi hutangnya kepada renternir, dia menjual anaknya sendiri kepada pria yang tak di kenal.
Dibeli dan dinikahi oleh Albert Elvaro Yusuf bukan karena kasihan atau cinta, tapi demi memiliki keturunan, Tania dijadikan mesin pencetak anak tanpa perasaan.

"Saya sudah membelimu dari ayahmu. Saya mengingatkan tugasmu adalah mengandung dan melahirkan anak saya. Kedudukan kamu di mansion bukanlah sebagai Nyonya dan istri saya, tapi kedudukanmu sama dengan pelayan di sini!" ucap tegas Albert.

"Semoga anak bapak tidak pernah hadir di rahim saya!" jawab Tania ketus.

Mampukah Tania menghadapi Bos sekaligus suaminya yang diam-diam dia kagumi? Mampukah Tania menghadapi Marsha istri pertama suaminya? Akankah Albert jatuh cinta dengan Tania?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan dengan Bu Rita dan Clara

Pria itu mulai menyibukkan dirinya dalam pekerjaan, lalu melupakan Tania yang sempat ada di pikirannya. “Tak ada gunanya memikirkannya, biarkan saja dia masak buat suaminya!” gerutu Albert sendiri, jengkel.

TOK....TOK....TOK

Ceklek!

“Permisi, Pak Albert,” ucap wanita yang lumayan parasnya cantik, berdiri di ambang pintu.

“Ada apa Mila,” sahut Albert tanpa menatap sekretarisnya, sibuk melihat dokumen di atas mejanya.

Wanita itu menghampiri atasannya yang terlihat sibuk dengan dokumennya. “Di lobby ada tamu namanya Bu Rita dan Clara, katanya sudah bikin janji ingin bertemu dengan Bapak melalui Pak Gerry sebelumnya,” ucap Mila.

“Oh ... Suruh mereka ke atas segera,” pinta Albert.

“Baik, Pak Albert.” Mila undur diri untuk kembali ke mejanya lalu menghubungi resepsionis.

Selang sepuluh menit, Mila kembali ke ruangan CEO dengan mengajak Bu Rita dan Clara untuk menemui Albert.

Wajah Bu Rita dan Clara sangat cerah, dan menunjukkan senyum manisnya terutama Clara, gadis berusia 20 tahun itu.

“Silakan masuk Bu,” ucap Mila mempersilahkan kepada kedua tamu Albert, dan mengantarkan ke sofa untuk duduk

“Terima kasih, mbak,” jawab Clara lembut. Clara dan Bu Rita masih berdiri menunggu kedatangan Albert.

Ya ampun lihat langsung, ganteng banget nih cowok, gue harus berhasil menggantikan posisi Tania...batin Clara.

Albert beranjak dari kursi kebesarannya untuk menghampiri kedua wanita yang berbeda usia itu.

“Selamat pagi Pak Albert, terima kasih sudah mau meluangkan waktunya untuk kami,” ucap Clara sambil mengulurkan tangannya dengan tatapan penuh kekaguman, namun sayangnya Albert tidak menyambutnya dengan baik, dan hal itu membuat gadis muda itu menurunkan tangan kanannya, namun berusaha memberikan senyum manisnya, semanis gulali yang di jual abang-abang di sekolah SD.

“Silakan duduk,” pinta Albert, pria itu mendaratkan bokong nya di salah satu sofa single. Dengan tatapan dingin dan wajah datarnya, pria itu memindai gadis yang bernama Clara itu dari ujung kaki sampai ujung rambut. Gadis itu memang lebih cantik dari Tania, kulit sama putihnya, rambut keriting panjang. Saat ini gadis itu mengenakan rok denim mini, di padu dengan kaos putih ketat hingga membentuk tubuhnya terutama buah dadanya, lalu untuk kedua kakinya menggunakan high heels, jadi sudah jelas ketika gadis itu duduk maka terlihat kaki jenjangnya nan mulus hingga nyaris ke pangkal pahanya, karena rok mininya ke tarik ke atas.

Clara sengaja duduk dengan pose yang cukup menggoda, Albert langsung bisa menangkap jika gadis itu memang sudah terbiasa menarik perhatian lawan jenisnya.

“Ada apa keperluan kalian datang menemui saya?” tanya Albert, masih dengan ekspresi datarnya.

“Sebelumnya saya perkenalkan diri dulu Pak Albert, saya Rita ibu Tania ... berhubung tempo hari kita baru bertemu sebentar. Dan ini Clara anak saya, adiknya Tania,” ucap Bu Rita memperkenalkan anak kandungnya.

Albert hanya bisa manggut-manggut.

“Maksud kedatangan saya sebenarnya ingin menjemput Tania, tapi Pak Albert jangan khawatir posisi Tania akan di gantikan dengan adiknya Clara,” lanjut kata Bu Rita.

Albert memperhatikan Bu Rita lalu beralih ke arah gadis muda yang berada di samping Bu Rita.

“Kenapa baru sekarang ingin menggantikan Tania, kenapa tidak dari awal membawa gadis ini?”

Sesaat Bu Rita menoleh ke arah Clara lalu menundukkan kepalanya, baru setelahnya menatap Pak Albert dengan menunjukkan wajah sendu nya. “Sebenarnya kejadian malam itu sangat cepat Pak Albert, kami sudah di ancam oleh rentenir jadi kami dalam kebingungan, hingga mau tidak mau kami membawa putri sulung kami.”

Bu Rita menghela napas dalam-dalam sebelum melanjutkan pembicaraannya. “Setelah saya menyadari siapa yang membeli Tania dan tujuan Pak Albert ketika membeli lalu menikahinya untuk mendapatkan keturunan, saya menyesal telah menjual anak saya yang penyakitan, rasanya tak pantas bersanding dengan Pak Albert.”

Wanita paruh baya itu merogoh tas yang ada di pangkuannya, lalu mengeluarkan amplop panjang berwarna putih berlogo rumah sakit.

“Beberapa bulan yang lalu Tania pernah jatuh sakit dan sempat di rawat di rumah sakit, saya sebagai ibunya melakukan pengecekan, dan ini belum sempat saya kasih tahu ke Tania, karena pasti akan membuat hati anak saya hancur. Jadi selama ini saya belum memberitahukannya. Tapi saya rasa Pak Albert, perlu mengetahuinya,” tutur Bu Rita penuh kelembutan, dengan menyodorkan amplop tersebut.

Sakit ...Tania sakit apa? ... Batin Albert.

Pria tampan itu meraih amplop tersebut dari tangan Bu Rita, lalu lekas membuka amplop yang berlogo rumah sakit.

Di saat pria itu membaca isi surat lab tersebut, wajah pria itu masih terlihat datar dan dingin, akan tetapi hatinya mulai mengeram hebat, tak karuan, ada rasa tidak terima dengan hasil laboratorium rumah sakit tersebut.

“Sekali lagi saya minta maaf Pak Albert, saya ingin Pak Albert segera melepaskan dan menceraikan Tania secepat mungkin karena akan sia-sia jika Tania di pertahankan, dan Clara adiknya Tania akan menggantikan posisi Tania, saya sudah melakukan pengecekan kondisi kandungannya, rahimnya sehat dan sangat subur. Clara juga bersedia mengandung anak Pak Albert,” kata Bu Rita, yang kembali menyodorkan amplop putih panjang berlogo rumah sakit. Pria itu tidak menggapai amplop kedua, pria itu masih memegang amplop yang pertama.

“Clara masih perawan?” tanya Albert dengan suara yang terdengar berat.

DEG!

Senyum yang sedari tadi ditunjukkan oleh Clara, langsung redup seketika.

“Sudah pasti anak saya Clara masih perawan sama seperti kakaknya,Clara belum menikah berarti belum pernah melakukan hal itu,” jawab Bu Rita penuh keyakinan. Sedangkan Clara mengeratkan tangannya di tali tasnya.

“Betulkah masih perawan? wanita jaman sekarang sudah tidak tabu melakukan hal intim dengan kekasihnya walau belum menikah. Apalagi kata asisten saya, Clara masuk ke dunia model, pasti godaannya banyak sekali kalau tidak kuat berada di dalamnya,” balas Albert dengan tenangnya, dan tangannya masih menggenggam kertas atas nama Tania Kanahaya.

Jangan takut Clara....tenang saja...kamu pintar kok

Clara kembali tersenyum, “saya masih menjaga kehormatan untuk pria yang akan menjadi suami saya jika saya menikah. Jadi saya bisa menjamin kalau saya bersih dan masih perawan,” jawab Clara lugas.

Bu Rita menepuk paha anaknya dengan rasa bangga atas jawaban anaknya. “Pak Albert dengan sendiri kan apa yang di kata kan oleh anak saya sendiri. Jika anak gadis saya menjaga dirinya sangat baik walau terjun ke dunia entertainment.” Bu Rita berusaha meyakinkan pria tampan itu, sambil berkhayal jika Clara menjadi istri dari Albert, pasti kehidupan mereka akan serba mewah, rasanya tak sabar menunggu.

Perasaan Albert mulai gamang dengan kenyataan yang baru saja di terimanya, belum lagi melihat kemolekan Clara ... daun muda lebih segar. Tapi dia juga sudah mereguk daun muda yang lain dan nikmat tiada tara yaitu Tania, istri keduanya. Pria itu kembali menatap surat tersebut dengan tatapan tak terbaca.

Sedangkan Bu Rita dan Clara sama-sama saling bertatapan, penuh rasa berharap tinggi, jika pertukaran posisi itu akan terjadi.

bersambung..... Tania sakit apa?

Apakah Albert melepaskan dan menceraikan Tania???.............stay tune ya Kakak Readers.

Kakak Readers terima kasih buat sudah kasih hadiah, poin dan votenya.

lope lope sekebon 🍊🍊🍊🍊🌹🌹🌹🌹🌻🌻🌻

 

"Pak Albert harus menjadi milik ku," gumam Clara sendiri.

 

 

 

 

 

1
Ryan Jacob
semangat Thor
Iradah Husna
kok jadi inget Gading Marteen ya /Facepalm/
Agung Antarini
mulai bucin kau Albert...
kapokmu kapan 😛😛😛
Wayan Suardani
seru, sedih sampe ikut mewek bacanya
semangat author, semangat juga tuk albert
Idha Giatno
Luar biasa
istripak@min
selesai
istripak@min
selamat thor,, sukses trus aku tunggu karya selanjutnya
maria handayani
/Sob/
Rizah Emelya
lanjut sesan 2
Wiwik Murniati
mantap tania
Omar Diba Alkatiri
kartu merah nggak Thor
Omar Diba Alkatiri
Luar biasa
istripak@min
aku pernah merasakan org tua di ruang icu,, dri atas sampai kaki dipasanga alat semua,mulut diselang,kencing diselang ,😫😭😭
tpi ayah udh tenang,10 hri rhamdan berpulang ke sang pencipta,, alfatihah buat ayah

semangat pak albert demi ank ank mu
Wiwik Murniati
laki laki bejat
Wiwik Murniati
laki laki tak punya hati
Wiwik Murniati
jangan lemah Tania ayo bangkit tania
Mahyuni Suanti
wahhhhh kerennn bangettt thorr ceritanya 😍😍
masya allah hampirr sempurnaa thorr❤️❤️
tapi kan klok smpurnaa hanya milik allah ..😇
tpii ini masya allahh luarbiasaa kli thor karya thorr 💖💖💖 terimah kasih thor .. suksess selalu buat thor nya 🫰❤️❤️
Wiwik Murniati
huhuhuuuu semangat Tania aku suka
Wiwik Murniati
hahahahaha semangat tania
Wiwik Murniati
semangat Tania dan jangan jadi wanita lemah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!