Jia Andrea selama lima tahun ini harus bersabar dengan dijadikan babu dirumah keluarga suaminya.
Jia tak pernah diberi nafkah sepeser pun karena semua uang gaji suaminya diberikan pada Ibu mertuanya.
Tapi semua kebutuhan keluarga itu tetap harus ditanggung oleh Jia yang tidak berkerja sama sekali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rishalin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 15
"Bagaimana, semua yang saya minta sudah kalian dapatkan kan?" Tanya Jio kepada salah satu orang suruhannya.
Orang suruhan Jio pun mengangguk dengan yakin.
"Sudah Pak Jio, ini bukti kalau memang mobil itu yang membeli bu Jia tanpa memakai uang pak Rangga sepeser pun." Jawab orang tersebut dengan memperlihatkan bukti yang sangat kuat dan akurat.
"Dan satu lagi pak, kami mendapat kabar bahwa pihak Pak Rangga akan mempersulit persidangan nanti. Dan mereka berencana ingin menggertak Bu Jia nantinya." Lanjut orang tersebut yang membuat Jio kaget dan sekaligus kebingungan.
"Maksudnya?" Tanya Jio yang bingung.
"Ini rekaman Video mereka yang berhasil kami dapatkan." Ucap orang tersebut seraya memberikam ponsel dan dengan cepat Jio memutar video di ponsel tersebut.
Jio tersenyum miring.
"Jadi kalian merencanakan ini? Oke kita buktikan siapa yang akan menang dan yang akan kalah nantinya." Batin Jio setelah melihat video tersebut.
"Kamu kirim video itu ke saya." Ucap Jio.
Dengan cepat orang itu melakukan apa yang Jio perintahkan.
"Ini bayaran kalian untuk ini. Saya senang ini amat sangat akurat dan kuat." Ucap Jio seraya mengulurkan amplop coklat berisi uang pada orang tersebut.
Orang-orang itu menerima uang pemberian Jio dengan senang hati.
"Senang berbisnis dengan anda Pak Jio. Kalau begitu saya permisi." Ucap orang tersebut dan langsung pergi meninggalkan ruangan Jio.
Kini pikiran Jio kembali berkecamuk. Keluarga Rangga benar-benar bernyali besar. Bahkan mereka tidak segan-segan akan memperalat Amira hanya untuk mendapatkan sebuah Mobil saja.
Ting....
[Kalau Kakak mu tidak dengan cepat mengambil alih perusahaan? Tikus di Perusahaan ayah mu akan semakin leluasa dan ternyata orang itu adalah orang yang kamu incar.] Jio mendapatkan pesan dari seorang rekannya yang dia tugaskan untuk mengintai perusahaan Papanya.
"Kurang ajar." Gumam Jio seraya mengepalkan tangannya.
***
"Mas sebenarnya aku gak mau menikah dengan Rangga. Aku maunya sama kamu." Ucap Manda dengan manja kepada seseorang.
"Sabar sayang, kamu jadikan saja Rangga mesin ATM kamu. Dan bermanja-manja lah padanya agar semua apa yang kamu minta bisa dia turuti dengan senang hati." Jawab lelaki yang bersama Manda saat ini.
"Apa kamu tidak bisa berjanji untuk menikah dengan ku?" Tanya Manda lagi dengan nada yang semakin di buat-buat.
"Maaf sayang, sepertinya hubungan kita hanya akan seperti ini. Lagian walaupun hubungan kita seperti ini, kita akan tetap bisa bertemu setiap hari juga kan?" Jawab laki-laki itu sambil mengusap lembut rambut Manda
Manda mengangguk manja.
"Sial." Batin Manda geram karena usahanya untuk merayu pria ini selalu gagal.
"Kalau saja aku udah gak cinta sama dia dan dia bukan cinta pertama ku. Sudah ku putus dia." Lanjutnya lagi.
Sebenarnya Manda bingung, dia ingin membuang perasaan itu tetapi selalu saja gagal. Dia terlalu cinta mati dengan laki-laki tersebut. Malah kini perasaannya itu membuat dia semakin terlihat bodoh.
[Sayang? Nanti sore kamu sibuk tidak?] Pesan dari Rangga.
Manda mengerutkan keningnya ketika membaca pesan dari Rangga tersebut.
"Kenapa?" Tanya laki-laki yang kini sedang bersama Manda.
"Ini Rangga chat aku. Tanya nanti sore sibuk atau tidak." Jawab Manda sembari memperlihatkan isi chat dari Rangga.
"Ada apa ya?" Lanjut Manda heran sambil menatap ke arah Laki-laki itu.
Laki-laki itu hanya mengangkat bahunya.
"Coba kamu jawab dan tanya kenapa." Jawab laki-laki itu.
Manda menganggukkan kepala dan dengan segera membalas pesan dari Rangga.
[Tidak sayang, kenapa memangnya?] Isi balasan Manda untuk Rangga.
[Nanti pulang kerja aku akan menjemput mu dan mengajak mu makan direstoran yang baru saja buka. Sekalian aku juga ingin menyampaikan sesuatu sama kamu .]
[Iya nanti kabari saja kalau Mas udah jalan ya.]
"Ada apa ya Mas?" Ucap Manda yang kebingungan akan chat Rangga.
"Aku juga tidak tahu. Atau mungkin dia mau melamar kamu kali." Jawab laki-laki itu yang sebenarnya juga penasaran.
"Kayaknya ada sesuatu yang aku lewatkan deh. Aku jadi penasaran." Batin laki-laki itu yang sebenarnya juga penasaran dengan pesan Rangga kepada Manda.
Manda terdiam dengan pikirannya sendiri saat laki-laki yang sedang bersamanya ini berkata bahwa Rangga ingin melamarnya.
Bukan Rangga yang dia inginkan, tetapi laki-laki yang saat ini sedang bersamanya yang dia harapkan untuk melamar dirinya. Pikir Manda.
"Ehem kamu bolos kerja lagi? Apa tidak akan di cari oleh bos mu?" Tanya Manda mengalihkan topik pembicaraan kali ini.
Laki-laki tersebut menggelengkan kepalanya dan tersenyum menatap ke arah Manda.
"Bos ku itu bodoh, dan saat ini dia sedang tidak berada di kantor. Jadi aku bebas keluar masuk kantor."
Jawab laki-laki itu yang membuat Manda menganggukkan kepalanya.
"Lagian aku juga manager penting di perusahaannya. Kalau dia memecat ku dia pasti akan kesulitan mencari pengganti ku." Lanjutnya pria itu dan membuat Manda semakin tersenyum.
***
"Halo Pa, Assalamualaikum. Apa Papa sekarang masih di rumah?" Tanya Jio yang tengah menghubungi Pak Alan.
"Waallaikumsalam Nak. Iya Papa masih di rumah dan Papa gak berangkat kekantor karena Mama mu meminta Papa untuk menjaga Amira. Kakak mu sedang menangis karena baru mengetahui kondisi Amira selama ini." Jawab Pak Alan.
"Maksudnya apa Pa?" Tanya Jio penasaran.
"Nanti saat kamu pulang saja Papa ceritakan." Jawab Pak Alan.
"Apa ada hal pentingnya lagi?Kalau tidak Papa matikan dahulu teleponnya. Ini Papa masih menemani Amira. bermain." Ucap Pak Alan lagi.
"Oh iya Pa. Ya sudah Papa matikan saja. Nanti saat aku pulang, aku akan menagih cerita dari Papa. Assalamualaikum." Jawab Jio.
"Iya waallaikumsalam." Jawab Pak Rama seraya memutus panggilan.
Lagi-lagi Jio di buat pusing dengan sikap keluarga Rangga yang sangat pintar menutupi kesalahan yang mereka lakukan.
"Kenapa juga Kakak ku harus terjebak dalam keluarga biadab itu ." Gumam Jio yang sudah kehabisan akal.
"Pintar sekali mereka berakting di dunia luar. Baik di luar, tapi buruk di dalam." Lanjut Jio sambil memijat dahinya yang terasa berdenyut.
***
"Hai sudah siap?" Tanya Rangga di depan Manda.
Manda hanya menganggukkan kepala untuk menjawab pertanyaan Rangga.
"Kamu gak pulang dulu Mas? Langsung kesini?" Tanya Manda yang melihat Rangga masih rapi dengan pakaian kerjanya.
"Aku gak sempat pulang. Jadi aku langsung kesini saja. Aku sampai rela gak makan siang tadi, cuma demi bisa makan sama kamu." Jawab Rangga seraya mengukir senyum. Namun, Manda terlihat malas menanggapinya.
Manda hanya senyum seadanya.
"Ya sudah yuk." Ajak Manda yang sudah malas mendengar gombalan-gombalan Rangga yang lain.
Rangga dengan cepat menyalakan motor miliknya dan melajukan motornya saat Manda sudah duduk dibelakangnya.
Beberapa menit kemudian, Manda dan Rangga sudah sampai di restoran yang di maksud oleh Rangga.
Mereka segera mencari tempat duduk dan memesan beberapa makanan yang mereka inginkan.
Sambil menunggu pesanan mereka datang.
Rangga mengumpulkan semua keberaniannya untuk berbicara dengan Manda.
Manda yang melihat gelagat aneh Rangga pun di buat bingung.
"Kamu kenapa sih Mas?" Tanya Manda, membuat Rangga semakin gugup saja.
"Hahh? Aaahh.... Itu emmm apa ya." Jawab Rangga dengan gugup, membuat Manda semakin penasaran saja.
"Aaa eemm aaa eemmm aja, kenapa sih? Ngomong yang jelas dong biar aku mengerti." Ucap Manda yang semakin penasaran.
"Sebenarnya ada sesuatu yang mau aku sampaikan..."
"Permisi ini makanan yang anda pesan." Ucap salah satu pelayan yang mengantarkan pesanan mereka.
Rangga menghela nafasnya saat ada pelayan yang datang.
"Ah iya mbak. Terimakasih." Ucap Rangga setelah pelayan itu menaruh pesanan mereka.
"Kita makan dulu saja ya." Lanjut Rangga.
Manda hanya mengangguk saja, ia mulai mengaduk makan yang ia pesan dengan perasaan yang masih diliputi rasa penasaran.
******
******
kenp gak tegas .buat mereka kapok