Gimana rasa nya punya suami brondong, tampan, kaya, baik lagi. Ugh,, pasti klepek-klepek.
Cuma Ayunda yang tau rasa nya. Janda miskin yang beruntung jadi nyonya seorang YouTubers muda.
Walau sedikit Bar-bar,, Ayunda sangat di cintai suami brondong nya.
Julid gak..? Julid dong,, 🤭
Yang lagi bucin,,
Jangan lupa baca novel ini..👌
Cuss,, 💨💨💨💨💨
Jangan lupa,, mampir juga di novel perdana ku.
" Hubungan Rahasia " biar kamu gregetan. 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IKBK ( BAB 29 )
"Aku pulang !"
Kata Varent ceria. Ia merubah mimik wajah kusam nya dengan cepat saat langkah kaki nya memasuki pintu rumah nya yang sudah terbuka.
Senyum lebar nya langsung mengembang saat Nadya mama nya menyambut kedatangan nya dengan wajah masam.
"Ciee,, ibunda ratu kok cemberut gitu ?"
Goda Varent seraya melebarkan tangan memeluk tubuh mama nya.
"Kamu tuh ya, kebiasaan pulang langsung kelayapan gak jelas."
Ucap Nadya ketus.
"Gak kelayapan kok ma, aku ada urusan penting yang harus ku urus."
Jawab Varent mencium pipi mama nya.
"Alah, banyak alasan."
Ujar Nadya mendorong tubuh Varent menjauh.
Pemuda tampan itu hanya tersenyum simpul. Pandangan mata nya tampak bergerak liar menoleh ke dalam rumah.
"Ayu mana ma ?"
"Istri mu lagi masak. Tumben, mama pikir dia gak bisa masak."
Nadya menunjuk ke dalam rumah dengan bibir nya.
Varent mengerutkan dahi nya.
"Masak ? Mimpi apa dia ?" Hati nya bertanya-tanya.
Ia berjalan cepat menuju dapur. Di sana ia melihat Ayu sedang memasak sesuatu sambil asyik ngobrol dengan Mbok Darmi.
"Hem... !"
Suara Varent mengejutkan Ayu dan Mbok Darmi.
"Eh, tuan Varent !"
Tegur Mbok Darmi hormat.
Ayu langsung tersenyum sumringah menyambut suami nya pulang.
"Hai, sayang ku sudah pulang !"
Ayu bergegas menghambur dalam dekapan Varent yang melebarkan tangan nya dan memberikan kecupan mesra di jidat Ayu.
"Lagi masak apa cinta ku ?"
Tanya Varent mesra seraya melirik ke arah kompor.
"Aku lagi masak makanan kesukaan mu. Kata mama kamu suka telur dadar sama ayam goreng."
Jawab Ayu riang.
Varent tertawa ngakak
"Ha ha ha, itu masakan kesukaan mama. Kalau aku suka nya rendang Padang !"
Ayu melongo.
Ia tak menyangka, diri nya kena prank sama mertua nya.
"Masa sih ? Trus gimana dong ?"
Wajah Ayu seketika berubah murung.
"Ya gak apa-apa. Ayam goreng sama telur dadar juga enak kok."
Sahut Varent tersenyum manis.
"Apalagi kalau yang masak nya pake cinta, pasti enak banget."
Ujar nya lagi mengedipkan mata pada Ayu.
Wajah Ayu memerah tersipu malu. Ia pun mencubit lengan Varent mesra.
"Dasar genit !"
Varent terkekeh sambil meringis menahan perihnya cubitan jari Ayu.
"Non, itu ayam nya ntar gosong lho non !"
Jerit Mbok Darmi mengingatkan Ayu.
"Oh, iya mbok !"
Ayu terkesiap. Ia buru-buru mengangkat ayam yang sedang di goreng di penggorengan dengan cepat.
Varent memperhatikan Ayu dengan senyuman yang tak lepas di bibir nya.
"Aku tak mungkin salah pilih. Ayu adalah yang terbaik." Hati Varent sangat bahagia melihat perubahan Ayu.
"Tadaaa,,,, masakan nya sudah matang. Cinta ku udah lapar belum ?"
Tanya Ayu riang memamerkan hasil masakan nya di hadapan Varent.
"Udah, aku udah kelaparan dari tadi."
Ucap Varent dengan tatapan yang agak aneh.
Sorot mata nya justru memandangi Ayu penuh hasrat.
"Habis makan, kayak nya aku pengen makan yang lain."
Gumam nya lagi pelan di telinga Ayu.
Ayu mendelik.
"Yang lain ? Emang kamu mau makan apa lagi ?"
Tanya Ayu dengan nada bingung.
Varent terkekeh pelan.
"Makan bibir istri ku !"
Bisik Varent ke telinga Ayu lembut.
Ayu kaget. Bulu kuduk nya meremang. Kata-kata Varent terdengar menggelitik hati nya. Dada nya bergetar hebat. Sikap Varent yang mesra dan romantis sangat berbeda dengan Adam yang kaku dalam setiap suasana.
"Aku takkan memberi bibir ku pada mu !"
Jawab Ayu ketus dengan nada di tahan.
"Kalau begitu, aku makan dada saja !"
Goda Varent.
"Enggak !"
"Ya udah, paha !"
"Enggak, gak boleh !"
Ayu makin sewot membalas godaan Varent yang makin usil.
"paha kanan, paha kiri !"
Varent mengejar langkah kaki Ayu yang terbirit-birit membawa masakan nya ke ruang makan.
"Apaan sih ? Bagian paha kanan dan kiri itu mama yang punya !"
Jerit Nadya tiba-tiba ikut nyeletuk.
Ayu dan Varent saling berpandangan saat Nadya langsung menyela pembicaraan mereka dan merebut masakan yang di bawa Ayu dari tangan nya.
"Dengar ya Varent, Ayu masak ayam goreng buat mama. Bagian dada, paha, sayap semua mama yang makan. Kamu kalau mau makan, makan bagian kepala, ampela sama ati nya saja. Oke !"
Ucap Nadya seraya menaruh masakan di atas meja makan dan bergegas mengambil nasi.
"Mama udah gak sabar, mau nyobain masakan Ayu."
Nadya menarik air liur nya yang mulai nyaris jatuh melihat makanan favorit nya terhidang di hadapan mata nya.
Varent menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal sambil mengedipkan mata nya pada Ayu.
"Ya udah, mama makan saja semua ayam nya. Aku ntar mau makan induk ayam !"
Ucap nya cengengesan.
Ayu tersenyum geli melihat tingkah mama Varent yang seperti nya salah paham.
Ia pun mencibirkan bibir merah nya pada Varent yang membalas cibiran Ayu dengan leletan lidah di bibir nya.
Ayu mendelikkan mata nya tajam ke arah Varent yang langsung terkekeh geli.
"Kalian mau makan apa mau bermesraan di depan mama ?"
Tegur Nadya yang mulai menyadari kelakuan pasangan pengantin baru itu di depan mata nya.
Wajah Ayu sontak merona merah. Ia pun nampak kikuk dan canggung mengambil tempat duduk di samping suami nya.
"Masakan Ayu enak gak ma ?"
Tanya Varent pada mama nya sambil melirik Ayu sesaat.
"Enak banget. Ternyata menantu mama pintar masak."
Puji Nadya sambil mengunyah makanan nya dengan nikmat.
Varent menelan air liur nya.
"Hem,, mana mungkin enak. Aku belum nyobain."
Sindir Varent lagi.
Ayu yang sedang menyendok nasi ke piring untuk Varent nampak gregetan dengan sikap suami nya.
Ia pun menaruh piring di depan Varent dan mencubit lengan suami nya gemas.
"Jangan nyindir melulu napa ?"
Ayu cemberut. Raut wajah nya berubah masam.
Lagi-lagi Varent terkekeh.
"Cuuup......!"
Mendadak bibir Varent mendarat di pipi Ayu.
Nadya yang hendak menyuapkan nasi ke mulut nya jadi urung untuk makan.
Ia tak menduga putra nya yang arogan dan suka menyebalkan, jadi romantis dan mesra pada istri nya.
Begitu juga dengan Ayu, ia jadi kaget setengah mati. Sikap Varent yang tanpa malu-malu di depan mama nya membuat wajah nya merah padam menahan malu.
"Varent, apa bulan madu mu belum cukup ?"
Sindir Nadya senang.
"Belum mama, Varent mau bulan madu tiap hari !"
Seloroh Varent bercanda.
"Kan kata nya, mama mau cepat punya cucu ?"
Ledek Varent.
Nadya tertawa geli cekikikan.
"Hi hi hi, iya yah. Habis makan, ntar kalian lanjutin bulan madu nya. Mama udah gak sabar punya cucu."
Celetuk Nadya kegirangan.
Ayu menutup wajah nya cepat. Ibu dan anak itu sukses membuat nya malu berat.
"Suapin aku sayang, biar aku semangat kasih Mama cucu."
Ucap Varent menggoda Ayu.
" Aaaaaaa.....!"
Varent membuka mulut nya lebar minta di suapin makan.
.
.
.
BERSAMBUNG