mengisahkan tentang seorang gadis bernama Safira, di malam dia bekerja di sebuah hotel, mahkotanya di renggut oleh laki laki yang tidak dia kenal. bukan itu saja penderitaan nya, dia usir oleh ibu dan saudara tirinya, bahkan bayi yang baru saja dia lahirkan diambil oleh Nadira saudara kembarnya, mereka membuang Safira di pinggir hutan.
Safira kembali ke kota menjadi seorang guru bagi sang pura, akankah Fira tahu kalau anak laki yang sering menyendiri adalah putranya, bagaimana dia bisa menemukan putranya dan menyelamatkan putranya, dari Nadira yang sudah mengaku sebagai ibunya selama ini.
Terima kasih sudah membaca, jangan lupa tinggal kan jejak positif, bagi yang tidak suka, skip saja, hargailah karya orang lain. 💕💕💕
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilham Dzaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembalinya Fira ke tanah air
Setelah beberapa jam mengudara, akhirnya pesawat yang membawa Fira sampai di bandara Soekarno- Hatta. Gadis cantk itu turun dari pesawat menghirup udara kota jakarta yang sudah empat tahun dia tinggalkan.
"Akhirnya aku bisa menghirup kembali udara tanah airku ini, rumahku dan masa depanku." Fira menghirup dalam dalam udara di sana.
Fira menyeret kopernya dengan semangat, sebentar lagi dia akan bertemu dengan sang putra yang sangat dia rindukan. Di tengah perjalanannya, tiba tiba seorang pria dewasa yang berjalan dengan terburu buru menabrak dirinya, pria tersebut tak lain adalah suaminya bersama Rudi sang asisten.
"Maaf tuan saya tidak sengaja." Fira segera minta maaf duluan meski dia tidak bersalah.
Saat bersentuhan dengan Maria atau Fira, aroma tubuh Fira yang tidak pernah Rayhan lupa menyeruak masuk ke dalam hidungnya. "aroma ini." batin Rayhan.
Rayhan mendongak, dia melihat serang gadis cantik berhijab tersenyum manis dan meminta maaf padanya. " senyuman itu." Rayhan juga masih mengingat senyuman lembut Fira. Rayhan menatap intens gadis yang sudah dia tabrak, jantungnya berdetak sangat kencang, entah apa yang terjadi padanya. Ini kali pertama dia merasakan hal tersebut terhadap seorang perempuan setelah berpisah dengan Fira istrinya.
Hal yang sama Fira rasakan dadanya berdebar sanagat kencang, ingin sekali dia memeluk pria tersebut, pria yang sudah empat tahun dia tinggalkan, dan mengakui kalau dirinya adalah Fira istrinya, tapi Fira segera sadar kalau dirinya yang sekarang adalah Maria, Fira harus bisa menahan diri demi semua rencananya.
Setelah meminta maaf Fira segera keluar dari bandara dan mencari taksi, dia tidak mau berlama lama dekat dengan Rayhan. " Rudi cari tahu siapa gadis itu!" perintah Rayhan terhadap Rudi Asistennya. Rayhan sangat penasaran dengannya.
"Baik tuan." jawab Rudi dengan tegas, pria satu ini bagaikan sebuah robot, dia tidak pernah membantah apa yang Rayhan tugaskan padanya, entah itu bagaimana hasilnya nanti.
Dua laki laki itu melanjutkan kembali perjalannaya, mereka mengejar waktu dan harus ke Surabaya.
Setelah mendapatkan taksixFira segera menuju ke rumah yang sudah ayahnya siapkan, Fira menghembuskan nafasnya dengan berat, dia membayangkan pertemuannya kembali dengan Rayhan.
"Dia, maafkan aku mas aku harus lakukan semua ini, sekarang kau menjadi lelaki yang dingin sorot matamu seakan ingin menelanku hidup hidup." gumam Fira.
Fira bersandar pada sandaran kursi penumpang taksi yang dia tumpangi saat ini. Suasa kota Jakarta masih sama seperti dulu macet dan padat.
Nadira kini juga sudah menjadi model terkenal, dengan bantuan ibu dan kekasih gelap ibunya, dia bisa mencapai posisinya saat ini, posternya terpampang di beberapa tempat di jalan protokol.
"Kau sekarang menjadi model dan artis terkena sepertil yang kau inginkan selama ini, tapi ini tidak akan bertahan lama lagi kakakku sayang, aku akan mengakhiri semuanya, kau sebentar lagi akan kehilangan semua ketenaran dan nama baikmu." Fira tersenyum misterius dan akan segera memulai perangnya.
Setibanya di rumah, Fira segera membersihkan dirinya dan istirahat, besok pagi dia sudah akan mengajar di sebuah taman kanak kanak milik keluarga wijaya, Fira berharap akan segera bertemu dengan sang putra.
🌷🌷🌷
Pagi yang cerah dan indah, Fira segera menyiapkan dirinya untuk berangkat, senyum itu tak berhenti menegembang dari bibitrnya. " Anakku akhirnya hari ini ibu bisa melihatmu kembali." Kata Fira di depan cermin motor maticnya. dia berangkatdengan sebuah motor matic dan berangkat ke taman kanak Wijaya kusuma.
" Selamat pagi dunia, semoga hari ini adalah awal keberuntunganku." batin Fira ketika memasuki halaman sekolah tersdebut.
Fira melangkah masuk ke halaman yang luas, banyak anak anak kecil datang bersama kedua orang tuanya, maupun bersama baby sister mereka, memasuki halaman sekolah dengan wajah polos dan ceria.
" Semoga aku bisa seperti mereka, mengantar anakku ke sekolah, tangan kecilnya menggandeng tanganku." Mata Fira mulai berkaca kaca melihat aktivitas hangat tersebut.
Tapi, ada satu murid laki laki yang hanya diantar seorang sopir, entah ayahnya dimana sepertinya pria paruh baya tersebut adalah sopirnya. Pak sopir hanya mengantarkan bocah tersebut sampai ke gerbang.
Sementara bocah laki laki tersebut berjalan sendiri dengan gontai menuju ke dalam sebuah kelas, tanpa menoleh ataupun bergabung dulu dengan siswa siswa yang lain.
Fira segera menuju ke kantor guru, dia belum mengenali Siswa penyendiri tadi, karena cuma dari kejauhan, Dr Markus sengaja tidak memberi tahu bagaimana wajah terakhir putranya, supaya Fira bisa mengenalinya sendiri nanti.
"Assalamualaikum. Sapa Fira ke beberapa guru yang sudah hadir di kantor.
"Waalikumsalam, eh bu Maria ya guru baru yang di katakan pak sofyan kemaren." jawab bu Rani.
Fira mengangguk sopan dan menyalami semuanya, Bu Rani yang akan menjadi partner kerja dia nanti, mereka akan mengajar di kelas Tk A, tempat dimana kelas Jonathan saat ini.
" Selamat datang bu Maria, kenalkan saya Rani, nanti bu Maria dan saya akan mengajar di kelas Garuda." Bu Rani memperkenalkan dirinya juga, lalu mereka mengobrol sebentar seputar anak anak.
Jam pelajaran di mulai, Bu Rani mengajak Fira ke kelas mereka, dada Fira mulaidag dig dug dan gemetar, hal itu juga bisa di rasakan oleh Rani. " Kenapa bu?" tanya Rani heran, bukannya Bu Maria ini sudah punya basic mengajar juga.
"Maaf saya nervous, baru pertama kali ini mengajar anak anak kelas elit, biasanya juga murid saya kelasnya sepadan dengan kita." jawab Fira.
"Bu Maria benar, saya juga awalnya juga gemetar, dan mereka beda bu apalagi orang tuanya, banyak permintaan. Mau begini begitu, anaknya tidak boleh begini begitu hihi, tapi ya ini sudah menjadi resiko kita menjadi guru anak anak." Bu Rani menguatkan Fira, dia menepuk bahu Fira denagn lembut dan dengan senyum yang manis.
Fira mengangguk paham, selama di Turki dia sudah menanagani banyak jenis sifat anak dan orang tuanya. Benar kata Bu Rani, sifat orang tuanya yang lebih ekstrim sebenarnya bukan anak anak tersebut.
