Istri Kontrak Brondong Kaya
AYUNDA RIZANA adalah seorang janda yang masih muda belia tanpa seorang anak dalam pernikahannya. Ayu yang berparas cantik jelita, nekat pergi dan hidup terkatung-katung dirantau orang tanpa ada sanak saudara.
Semenjak bercerai dengan Adam setahun yang lalu, dia lebih memilih hidup sendiri disebuah kota yang cukup jauh dari kota dimana ia berasal.
Dirinya yang tak memiliki saudara kandung disebabkan mamanya yang meninggal dunia saat dia masih bayi dan papanya yang sudah menikah lagi dengan perempuan lain, membuat Ayu tak punya siapa-siapa lagi untuk mengadukan nasibnya.
Ayu yang mandiri dan pekerja keras lalu bekerja serabutan untuk penyambung hidupnya dirantau orang. Tekadnya sudah bulat, apapun yang terjadi, ia takkan kembali kekota tempat yang pernah mengukir kenangan buruk antara ia dan mantan suaminya Adam.
Penghinaan dan caci maki dari keluarga Adam telah membuat hatinya hancur remuk redam. Begitu pula dengan sikap Adam yang selalu menuduhnya bersikap buruk dan kurang ajar karna melawan perkataan orang tua dan saudara Adam yang seringkali menghinanya. Kemiskinan keluarganya serta kekurangannya yang belum bisa memberi keturunan selalu menjadi senjata oleh mereka untuk merendahkan Ayu.
Dirinya yang lahir menjadi anak piatu, dan kurang dipedulikan oleh Papa kandungnya, sangat tak dihargai dimata keluarga Adam yang merupakan salah satu keluarga terpandang dikota itu.
Sekian lama hidup tersiksa, akhirnya Ayu tak tahan lagi dan memilih bercerai dengan Adam yang walau berat hati terpaksa mengikuti kemauan Ayu yang sudah mantap untuk hidup terpisah.
Warung Mak Siti.
Ayu menghampiri warung didepannya dengan cuek. Perempuan bertubuh ramping dan mungil dengan style urakan ala-ala tomboy itu pun melangkah cepat memasuki warung mencari si pemilik warung.
Meski tampilannya slengean seperti lelaki, namun tak bisa menutupi kecantikan wajahnya yang mengundang perhatian beberapa pria yang berkumpul didalam warung.
"Mak! Mak Siti...!" Suara Ayu yang merdu terdengar keras dan lantang memanggil si pemilik warung yang merupakan wanita yang sudah tua.
Mak Siti tergopoh-gopoh keluar dari pintu belakang warung dan segera menghampiri Ayu dengan nafas tersengal-sengal.
"Duh, non Ayu! Jangan teriak-teriak. Jantung Mak bisa copot!" Mak Siti memegangi dadanya dengan wajah cemberut.
Ayu terkekeh, kemudian berbisik pelan ketelinga Mak Siti.
"Biasa Mak, ngutang rokok sebungkus!" bisik Ayu pelan ke telinga Mak Siti.
Mata perempuan cantik itu berkedip mencoba merayu Mak Siti dengan senyuman manis penuh akal bulus.
Kedua mata Mak Siti seketika membesar dan menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Gak ah, hutang non sudah banyak, ntar mau bayar pake apa?" Mak Siti menolak, raut wajahnya berubah masam dengan bibir maju lima senti.
Ayu yang cerdik, tak kehabisan akal. Dia mengeluarkan ponsel dari kantong jeans belelnya yang sobek dibagian lutut.
"Mak liat nih! Aku ditransfer duit dari teman aku. Ntar sore uangnya bisa di ambil. Tenang aja, semua utang-utang ku bakal ku bayar lunas sepulangnya dari ATM." bujuk Ayu meyakinkan Mak Siti.
Ayu memamerkan screenshoot transaksi bank miliknya yang sudah kadaluarsa pada Mak Siti. Ia sengaja memperbesar layar ponsel agar Mak Siti tak bisa melihat tanggal transaksinya.
Pandangan mata Mak Siti yang sudah mulai kabur memang tak bisa membaca tulisan yang lain. Ia hanya menatap nominal angka yang tertulis disana dengan senyum sumringah.
Ayu buru-buru menutup layar ponselnya dengan cepat.
"Ayo dong Mak, masa gak percaya sama aku sih?" desak Ayu tak sabaran.
"Bentar non, Mak ambil kan. Tapi janji ya, ntar sore utangnya harus lunas semua?" ucap Mak Siti memandang Ayu penuh harap.
Wajah Mak Siti masih terlihat ragu.
Ayu menganggukkan kepala cepat, sebelum Mak Siti berubah pikiran. Matanya berbinar, melihat Mak Siti bergegas membuka etalase warungnya yang penuh dengan rokok berbagai merk.
Wanita tua itupun mengambil sebungkus rokok dan memberikannya ketangan Ayu.
"Makasih ya Mak! Jangan lupa bon nya di catat. Ntar lupa!" Ucap Ayu berseru senang.
Perempuan cantik itu tersenyum menatap sebungkus rokok yang sudah berpindah alih ketangannya.
Tubuh mungilnya berbalik pergi meninggalkan Mak Siti yang langsung sibuk mencari buku bon yang lupa ia taruh dimana.
Tak lama kemudian.
Ayu sampai dirumah kontrakannya. Rumah satu kamar yang pengap dengan satu jendela diruang tamu tanpa sirkulasi udara yang cukup, ditambah dapur dan ruang tamu yang menjadi satu dengan kamar mandi kecil.
Tak banyak barang yang dimiliki Ayu. Hanya sebuah kasur dan satu lemari plastik untuk menaruh beberapa helai pakaiannya.
Ayu menghela nafas pendek dan menghempaskan pantatnya di atas kasur dengan kasar. Ia pun mengeluarkan sebatang rokok dan mengambil sebuah korek api yang tergeletak asal-asalan diatas lantai kamar.
Perlahan wajah cantiknya terlihat tenang menikmati kepulan asap rokok yang keluar masuk dari hidung dan mulutnya.
TOK TOK TOK...!
Suara ketukan dipintu membuat Ayu tersentak kaget. Dia segera bangun dan mencoba mengintip siapa yang mengetuk pintu dari balik gorden jendela rumahnya.
Tamu mana yang nyasar kesini? Benak Ayu diliputi pertanyaan.
Ayu yang pendek, menjinjit kaki mengintip dari balik jendela yang agak tinggi. Tak ada satupun orang yang terlihat.
"Ayu, buka pintunya!"
DEG !
Suara teriakan Bu Rosa pemilik rumah kontrakan membuat jantungnya berhenti berdetak.
"Saya tau kamu ada didalam!" Teriakan Bu Rosa membuat Ayu menutup rapat mulutnya.
"Sudah dua bulan kamu nunggak bayar kontrakan. Kapan mau dibayar?" Bu Rosa berteriak sambil terus menggedor-gedor pintu rumah dengan keras.
"Kamu mau keluar nggak? Atau pintu ini saya dobrak!" Suara Bu Rosa terdengar makin emosi karna tak ada jawaban dari Ayu.
Ayu tersenyum geli, gertakan Bu Rosa terasa lucu.
Dobrak aja, yang rugi bukan aku ! Ayu tertawa dalam hati.
Perempuan cantik bertubuh mungil itupun mengendap-endap kembali duduk ke atas kasur untuk menikmati hisapan rokoknya yang tinggal separo.
"Ayu...!" panggil Bu Rosa lagi.
Bu Rosa terus menggedor pintu rumah kontrakan dan berteriak memanggil nama Ayu.
Berisik memang, tapi Ayu tetap stay cool. Dia belum punya uang untuk bayar kontrakan. Maklum, pekerjaan nya yang serabutan, membuat ia sulit mengumpulkan uang.
"Saya kasih kamu kesempatan satu Minggu. Jika tidak, silahkan tinggalkan rumah saya. Kamu cari kontrakan lain!" jerit Bu Rosa marah.
Seperti biasa, Bu Rosa meninggalkan pesan yang sama setiap kali ia lelah menagih uang kontrakan pada perempuan tomboy itu.
Suasana pun kembali hening, sunyi senyap tanpa teriakan Bu Rosa.
Dia pasti sudah pergi! Pikir Ayu dengan perasaan bersalah.
Ayu tak punya niat untuk mengabaikan Bu Rosa. Namun apa daya, dirinya saat ini tak memegang uang sepeserpun. Ayu tak mau ribut apalagi posisinya memang bersalah. Dia tak ingin dipermalukan Bu Rosa dan mempermalukan dirinya sendiri.
Ayu menarik nafas lega, setelah memastikan sosok Bu Rosa benar-benar sudah pergi dari depan rumah kontrakannya.
Dengan mengendap-endap, ia pun keluar rumah. Celingak-celinguk ke kanan dan ke kiri. Setelah dia merasa aman, Ayu pun kembali pergi keluar rumah dengan hati gundah.
Langkah kakinya bergerak cepat menembus pekatnya malam yang mulai merambat pelan selepas azan magrib berbunyi.
Perempuan berwajah cantik yang terpaksa berdandan tomboy, urakan dan bersikap bar-bar untuk menjaga dirinya dari kejahatan para lelaki hidung belang itu terus berjalan menyusuri trotoar tanpa arah dan tujuan.
Dia harus mencari uang, agar bisa membeli sepiring nasi untuk makan malamnya hari ini. Matanya berpendar memandangi setiap tempat yang ia lalui .
Berbagai toko, warung dan kedai, ia singgahi untuk meminta pekerjaan. Sayangnya kebanyakan tempat sudah punya tenaga kerja dan karyawan.
Ayu tak putus asa, ia terus berjalan meski cacing di perutnya sudah meronta-ronta minta di isi. Rasa haus pun mulai singgah ditenggorokannya yang sedari tadi kering tanpa air minuman.
Ia pun merogoh kantong celananya, masih ada lembaran dua ribuan yang bisa ia pergunakan untuk membeli minuman gelas.
Ayu melirik ke kanan dan ke kiri, tak ada satupun warung yang berjarak dekat tempat ia sekarang berada. Dia pun menghentikan langkahnya sejenak dan memandang ke sebrang jalan. Disana ada sebuah warung kecil yang menjual minuman.
Rasa haus yang sangat menyiksa membuat Ayu jadi ceroboh. Tanpa lirik kanan dan kiri, Ia berlari menyebrang jalan yang ia rasa cukup sepi dari kendaraan berlalu lalang.
Mendadak, sebuah mobil berkecepatan tinggi melesat kencang dari sebelah kanan.
Ayu terkejut, tubuh nya refleks mengelak mundur ke belakang. Namun, ia tak mampu menjaga keseimbangan tubuhnya hingga Ayu terhempas dengan kepala terbentur ke trotoar.
Tak ayal lagi, Ayu pun pingsan ditempat. Orang-orang pun berlarian mengerubuti tubuh Ayu yang pingsan dan terluka dibagian kepala.
"Angkat cewek itu ke mobil !" Sebuah teriakan perintah yang terdengar panik, sempat terdengar samar sebelum Ayu pingsan tak sadarkan diri.
Seorang pemuda tampan dengan out fitnya yang modis dan keren terlihat turun dari mobil sedan yang tadi menyerempet Ayu. Ia memerintahkan seseorang pemuda tampan lain yang juga ikut turun dari kursi belakang untuk membawa tubuh Ayu kedalam mobil yang tampak mewah dan mahal.
Beberapa orang remaja tampak terpukau . Tatapan terpesona karna ketampanan kedua pemuda itu membuat mulut mereka menganga lebar, cukup untuk dimasukin beberapa ekor lalat.
Mereka pun terlihat kasak kusuk seolah pernah melihat salah satu pemuda itu yang terlihat seperti seorang artis ternama.
Pemuda tampan yang berlagak seperti tuan muda dan tampak sombong itu, seketika jadi bahan gunjingan di antara para remaja yang sedang dilanda masa pubertas itu.
Sayangnya, kedua pemuda tampan itu bergerak cepat, sehingga para remaja itu tak sempat mengabadikan moment yang seharusnya bisa jadi viral dalam sekejap.
Siapakah pemuda keren dan tampan yang nyaris menabrak perempuan itu?
.
.
BAB Selanjutnya 👉
Jangan lupa di Like dulu yaa, makasiiihh 🤗😘
.
HAI, Hai,,hai,,
PARA READERS TERSAYANG ku yang baik, cakep, cantik-cantik dan ganteng-ganteng.
Kali ini aku bikin novel Romantis lagi,, biar kalian pada baper & bucin habisss,, 😍
Jangan lupa baca, baca, baca,, sampai kisah nya tamat y 💃
Jangan cuma mampir baca ya sayangkuuuuu..
Tinggalkan jejak mu,,
Kasih KOMEN biar othor terinspirasi juga dari mu.
LIKE,, setiap kali baca satu Bab,, biar othor semangat 😘💪
VOTE,, biar novel nya banyak yang baca 😍
⭐⭐⭐⭐⭐,, Kasih nilai karya othor biar bisa ditingkatkan lagi.💪
Kasih GIFT,,, sebagai tanda penghargaan untuk karya othor ❤️🥰
Makasih,, banyak banyak lope,, untuk kamu-kamu yang sudah berkunjung,, Smoga kamu betah 🤗🤩 💃💃💃
Maaf kalau Author ada penulisan kata atau kalimat yang kurang di mengerti silahkan beri kritik dan saran 🙏
Jika Suka novel nya, silahkan ,👣❤️🌹⭐ di kolom komentar 🤗
Jangan lupa subscribe & vote ya, biar author makin semangat nulis nya 🥰
Makasih semua 😍
Mari saling support 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Msofa
Kasian Mak Siti, udah tergopoh-gopoh malah di utangin lagi ama Ayu 🙊
2024-12-28
1
Mr.Arez-Jr
iya ya thor bukan yg ngontrak yg rugi
2024-11-21
0
Susi Putri
sudah mampir ya Thor 😊🙏
2024-10-25
2