Karya ini murni karangan author sendiri ya guys 😘 maaf bila ada kesamaan nama tokoh, atau banyak typo 🙏
Karya ini lanjutan dari novel "Ku Penuhi Janjiku"
Kisah percintaan Bara dan Gala yang cukup rumit, rasa enggan mengenal yang namanya 'CINTA' membuat Bara memutuskan untuk menyendiri dan fokus bekerja.
akankah Bara menemukan cinta yang bisa menggetarkan hatinya?
Apakah Gala dapat menemukan kembali belahan jiwanya yang mampu menyembuhkan lukanya?
Yuk, simak terus ceritanya sampai habis ya😘
HAPPY READING 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Gala
BRAAKKK...
Gala membanting pintunya dengan keras, ia tak bisa menahan sesak di dadanya setelah mendengar penuturan Jayden.
PRAANNGGGG..
Di lemparnya semua barang yang ada di atas nakas, tak hanya itu. Gala mengacak-acak kasurnya, meraung-raung seperti orang kesetanan. Bara menerobos masuk kedalam kamar Gala, ia meraih tubuh Gala dengan mendekapnya dari belakang agar adiknya itu tenang dan tidak menyakiti dirinya sendiri.
"Hiks, pengkhianat! PENDUSTA, ARRGGHHH." Teriak Gala. Emosinya mendominasi dirinya, cinta pertamanya dengan mudahnya pergi demi lelaki lain dan mencampakannya.
"DIAM!" Sentak Bara. Dengan posisi yang masih memeluk tubuh Gala, Bara membentak Gala yang terus berontak.
Renata dan Bram pun menyusul ke kamar Gala, mereka mendengar keributan yang Gala ciptakan. Ibu mana yang tega melihat kondisi anaknya yang tengah kalut, pikirannya kacau di sertai emosinya yang meledak-ledak. Air mata jatuh tanpa permisi dari pelupuk mata Renata, dilihatnya tubuh Gala merosot ke bawah.
"Ya Allah, Gala." Lirih Renata.
Dengan segera, Renata berjalan ke arah Gala. Kepala Gala menunduk tak berani memperlihatkan wajah kacaunya kepada sang ibu, ia tahu kalau ibunya juga tengah menangisi keadaannya.
"Biarkan aku sendiri." Lirih Gala.
"Tapi Gal-" Ucap Renata terpotong.
"Kami akan keluar, tapi kau harus janji. Jangan melakukan hal bodoh dengan melukai dirimu sendiri, mengenal cinta memang harus terima konsekuensinya, daddy tahu kalau kau saat ini tengah merasakan hantaman kenyataan yang sakit. Jadi, daddy mohon padamu demi bundamu. Jika kamu terluka, maka bukan kau saja yang merasakan sakitnya, bundamu bahkan kami semua pasti akan merasakannya." Ucap Bram dengan tegas.
Bram mengajak Renata keluar dari dalam kamar Gala, Bara menepuk bahu Gala sebelum ikut menyusul kedua orangtuanya keluar. Saat semuanya keluar, Gala meninju lantai kamarnya dengan kuat di sertai lelehan bening yang berjatuhan. Harapan tinggallah harapan, sebucin dan seromantis apapun jika salah satunya berkhianat, maka hubungan itupun akan menjadi sia-sia.
Di lantai bawah.
Azrio dan Violetta masih duduk dihadapan Jayden, mereka masih membahas mengenai Seora dan juga Gala. Raut wajah Violetta tak bisa di jelaskan dengan kata-kata, perasaannya campur aduk sampai ia pun bingung mengekspresikannya bagaimana.
"Apa yang kau lakukan pada Seora kali ini Jay? Secara, dia sudah menikah tanpa meminta restumu atau memberitahumu, mau bagaimanapun dia adalah saudaramu satu-satunya yang tersisa." Papar Azrio menatap kearah Jayden.
Tampak Jayden menatap balik Azrio. "Saat anak buahku menemukan keberadaannya, dengan kondisi tengah mengandung. Aku langsung menemuinya dan memutuskan hubungan keluarga dengannya, bukan hanya tidak di hargai sebagai saudaranya, tetapi dia juga sudah menggelapkan sejumlah uang dengan nominal yang cukup menguras uang yang selama ini aku kumpulkan." Ucap Jayden dengan menahan gejolak emosi di dadanya.
"Aku yakin, jika suatu saat nanti dia tengah kesusahan pastinya akan kembali padamu. Aku harap, kau tidak akan goyah Jay." Ucap Violetta.
"Tidak! Aku paling tidak suka dengan orang yang tidak tahu diri, harta yang aku miliki juga atas bantuan kalian semua. Jika bukan karena kalian, tidak mungkin aku bisa maju dan melanjutkan hidupku yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya." Tegas Jayden.
Dari atas terlihat Renata dan Bram berjalan menuruni tangga, Bara mengekor di belakangnya dengan raut wajah sendu. Jayden sangat merasa bersalah kepada keluarga Bram, tetapi nasi sudah menjadi bubur.
Renata masih terisak di dalam dekapan Bram, Violetta dan Azrio yang melihatnya pun ikut merasakan sakitnya. Mereka kembali mengobrol sebelum Jayden kembali ke negara A, banyak yang mereka bahas sampai hari mulai menggelap. Jayden berpamitan kepada keluarga Bramasta sekaligus meminta maaf kembali, setelahnya ia pergi menuju bandara bersama asistennya.
*
*
Satu minggu berlalu.
Sikap Gala berubah drastis, setelah Jayden datang menjelaskan segala sesuatunya. Renata hanya menatap anak bungsunya dengan sendu, bahkan ketika Violetta maupun Bara menggodanya pun Gala tidak merespon. Gala lebih banyak diam dan dingin, tidak ada Gala yang ceria dan pecicilan seperti biasanya. Mansion pun berubah menjadi sepi atas perubahan Gala, seperti saat ini. Semua orang tengah melakukan sarapan pagi sebelum Gala dan Bara pergi bekerja.
"Gal, bagaimana bisnismu? Apa semuanya berjalan dengan lancar?" Tanya Bram.
"Iya, dad." Jawab Gala singkat.
"Kalau orangtua ngajak ngomong tuh jawab yang bener Gala, tidak sopan." Tegur Violetta.
Gala meletakkan sendok dan garpunya diatas piring, kemudian ia beranjak dari duduknya. "Aku berangkat duluan." Ucap Gala dingin. Meskipun begitu, ia tetap menyalimi tangan kedua orangtuanya tanpa berbicara sepatah kata pun.
Yang lainnya hanya menatap punggung Gala yang kian menjauh, Violetta menghela nafasnya panjang seraya menyandarkan tubuhnya ke kursi.
"Sampai kapan dia bersikap seperti itu? Rumah ini sepi kalau dia diam." Ucap Violetta.
"Biarkan dia seperti itu sayang, butuh waktu yang cukup lama untuk menyembuhkan lukanya. Tiga tahun bukanlah waktu yang singkat, banyak kenangan di dalamnya." Ucap Azrio.
"Kakak ipar benar, aku pun tahu bagaimana bucinnya Gala sama Seora. Beberapa kali dia juga menemui Seora, mereka membuat kenangan yang pastinya membekas dalam ingatannya. Foto mereka berdua juga masih tersimpan rapih di dalam laci, aku tidak tahu sampai kapan dia akan menyimpannya." Tambah Bara.
"Tapi, bunda sedih melihat Gala seperti itu. Kalian lihat sendiri, setiap harinya dia hanya makan sedikit dan kehilangan berat badannya." Ucap Renata.
"Sudahlah bun, kita semua juga sedih melihat Gala seperti itu. Daddy yakin dia akan kembali seperti semula, kita akan bantu mengobati lukanya." Ucap Bram.
"Serahkan semuanya padaku." Ucap Bara yakin.
"Apa maksudmu?" Tanya Violetta.
"Aku akan membawanya untuk berlibur sekalian mengurus pekerjaanku di bandung, aku akan membuatnya lupa akan semua masalahnya. Kalian mau ikut?" Jawan Bara.
"Aku sih mau, kau tanya saja kakak iparmu." Jawab Violetta.
"Maafkan aku sayang, sepertinya kita tidak bisa ikut Bara. Ada hal penting yang harus aku urus, lain kali saja ya." Ucap Azrio.
"Yasudah, aku akan berangkat bersama Gala dan juga Ramdan." Ucap Bara.
Bara menyelesaikan sarapannya, setelah itu ia berpamitan kepada kedua orangtuanya.