NovelToon NovelToon
Asmara Settingan

Asmara Settingan

Status: tamat
Genre:Tamat / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Percintaan Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:938k
Nilai: 4.8
Nama Author: Diana Putri Aritonang

Hena Sanjaya. Model sekaligus aktris dengan bayaran termahal harus terjebak hubungan asmara yang tidak masuk akal dengan seorang Pria yang sebelumnya tidak ia kenal.

Kariernya mengalami masalah setelah namanya terseret skandal dengan sang mantan kekasih, Samuel Harvey.

Demi menyelamatkan kariernya Hena memilih mengikuti hubungan yang ditawarkan Pria tidak dikenalnya tersebut "Asmara settingan" terdengar konyol bagi Hena.

Entah apa keuntungan yang Pria itu dapatkan dengan hubungan ini. Mampukah Hena mengembalikan nama baiknya yang sudah memburuk dan mempertahankan kariernya yang sudah ia jalani selama 8 tahun terakhir, dengan hanya menjalin "Asmara Settingan"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Asmara Settingan 1.

Cekrek*

Cekrek*

Cekrek*

Kilatan flash dari cahaya lampu blitz alat pemburu berita memenuhi lobby, mengiring langkah sepasang anak manusia yang baru saja kedapatan keluar secara bersama dari lift salah satu hotel berbintang yang ada di pusat kota.

Pihak keamanan hotel sudah berusaha menghalau para wartawan karena dapat mengganggu kenyamanan pangunjung yang lain. Di lobby hotel saat ini terlihat ramai, beberapa pengunjung sedang melakukan reservasi kamar dan perhatian mereka juga ikut ditarik pada grombolan awak media hingga genggaman tangan mereka ikut bergerak mengarahkan kamera masing-masing.

Sudah dapat dipastikan. Secepatnya akan rilis hasil buruan mereka malam ini. Seperti mendapat durian runtuh. Benar tidaknya urusan belakangan karena tugas mereka cepat mengabarkan sisanya biar netizen yang bereskan.

*

*

*

Surya mulai menyelinap masuk, menyentuh permukaan kulit seputih salju. Memberikan kehangatan. Matanya mengerjap dengan tangan terangkat berusaha menghalau cahaya hangat yang terasa mengganggu namun ternyata tidak membantu.

"Sudah pagi," gumamnya pelan. "Ah...rasanya aku masih ingin tidur. Bisakah pemotretan ditunda beberapa jam lagi. Badanku rasanya remuk"

"Apa Mini sudah datang? Sepertinya belum" setelah bertanya dan memberi jawaban sendiri. Ia kembali masuk dalam gulungan selimutnya.

"BIP"

"BIP"

"CEKLEK"

Pintu apartemen terbuka lalu menutup kembali setelah seseorang yang melangkah masuk segera berlari menuju tangga hendak kelantai atas.

"Ceklek"

"HENA!!!"

Pintu terbuka secara paksa beserta suara yang memekakkan telinga.

"Hena, bangun! Ayo bangun!!"

Pemilik nama Hena itu belum juga memberi respon padahal tubuhnya sudah diguncang dengan sangat kuat.

"Oke. Kalau kamu tidak mau bangun. Aku akan berhenti kerja hari ini juga!!"

Mendengar ancaman itu membuat Hena segera membuka mata dan mendudukan diri dengan segera.

"Apaan sih Mini. Kamu suka sekali mengancamku"

"Mini, Mini. Namaku itu Jini. J.I.N.I"

"Hm...terserahlah. Ada apa?" Hena beranjak meninggalkan pembaringan menuju sofa yang mengarah langsung pada jendela besar. "Pemotretan bisa diundur sebentarkan? Badanku sakit semua ini"

Tangan seputih salju itu menekan sebuah tombol, hingga tirai jendela besar dihadapannya terbuka. Menampilkan keindahan kota saat diterpa cahaya surya.

"Pemotretan apa? Kamu lupa kalau semua kontrak sudah dibatalkan"

Hena terdiam saat mendengar perkataan Jini. Pandangannya fokus pada ke indahan yang kini tersaji.

"Hena, kamu dengar aku gak sih?"

"Mm...aku dengar," ucap Hena pelan. Ia terlihat tidak bersemangat pagi ini.

"Sudah jangan bahas yang gak penting"

Kalimat Jini berhasil mengalihkan pandangan Hena. Ia kini menatap heran pada menager sekaligus asisten pribadinya tersebut.

"Kamu punya hubungan apa dengan pengusaha itu?"

Kerutan di pelipis Hena semakin bertambah. Dia belum mengerti apa yang Jini katakan.

"Dasar yah. Kamu punya hubungan apa dengan si Agam itu?" kesal Jini pada Hena.

"Agam? Apa sih. Kamu ngomong apa?. Aku gak ngerti"

"Sejak kapan kamu menyembunyikan sesuatu dariku?" Jini menggerutu seraya tangan mengutak-ngatik ponselnya lalu memberikan pada Hena.

Hena lekas menerima. Ia menatap pada ponsel Jini yang memuat.

*Hena aktris dan model terkenal kedapatan jalan berdua dengan pengusaha muda Agam Raksa*

*Hena aktris yang terlibat skandal kini kedapatan bermalam dengan pengusaha muda Agam Raksa di sebuah hotel*

*Hena Sanjaya menjalin hubungan asmara dengan pewaris Raksa Group*

*Pengusaha muda, Agam Raksa berkencan dengan aktris sekaligus model terkenal, Hena Sanjaya*

*Pewaris tunggal Raksa Group kini memperlihatkan hubungan asmaranya bersama sang kekasih*

Mata indah dark hazel itu membola. Semua situs berita online kini berisikan tentang dirinya yang menjalin hubungan asmara dengan seorang pengusaha muda.

Hena terus menggulir layar benda pipih tersebut. Ada banyak foto dirinya bersama seorang pria dari berbagai sudut. Berjalan beriringan tanpa adanya adegan manis, menandakan bahwa mereka bukanlah sepasang kekasih.

"Hanya foto seperti ini bisa dibilang menjalin hubungan?" Hena berdecak seraya melempar kembali benda pipih tersebut pada pemiliknya.

"Bukan fotonya. Tapi ini tentang orangnya," kata Jini. Ia sudah kembali memasukan ponselnya kedalam tas. "Kamu dan Agam"

"Behhhh... Coupel Goals," mata Jini berbinar kala membayangkan visual Hena beserta pengusaha yang dikabarkan dekat dengannya.

Hena memutar bola mata. Jika urusan menghayal yang iya iya memang bakat utama managernya tersebut.

"Biarkan saja. Paling beritanya akan hilang sendiri setelah seminggu atau bahkan lebih cepat"

"Kamu jangan salah, Hena. Kali ini kamu berkencan bukan dengan orang sembarangan. Dia kelas Hiu Kakap" seloroh Jini disertai tawanya.

"Aku tidak berkencan dengannya. Kenal saja tidak," sanggah Hena cepat seraya berdiri menuju kamar mandi.

"Benarkah?" Jini tampak terkejut namun hanya sesaat sebelum ekspresinya kembali normal. "Aku pikir juga begitu sih. Tidak mungkin kamu seberuntung itu kan. Setelah putus dari Sam kamu malah mendarat cepat di pelukan si Agam"

"TAKK"

Hena menjitak pelan kepala Jini yang dari tadi mengekornya ke kamar mandi.

"Jangan sembarangan kalau ngomong, Mini!" tekan Hena pada Jini yang terlihat mengelus pucuk kepalanya sendiri.

"Ya baiklah. Tapi kita harus menghadapi awak media dibawah. Kita beri klarifikasi masalah ini"

"Aku bisa klarifikasi di sosial media," dengan mulut yang penuh karena menggosok gigi Hena menjawabnya.

"Bukan klarifikasi seperti itu"

Hena melirik Jini melalui kaca yang ada dihadapannya. Seakan memberi tanya apa maksud Jini sebenarnya.

"Kita bisa gunakan kesempatan ini untuk menaikan namamu lagi dan berita lama akan tenggelam," kata Jini dengan alisnya yang terlihat naik turun. "Beberapa brand pagi tadi menghubungi ku, sepertinya mereka ingin memastikan berita yang beredar"

Hena hanya diam saja dan terus melanjutkan kegiatannya yang sedang membersihkan gigi.

"Kamu bisa mengaku menjalin hubungan dan nanti jika ada masalah katakan saja sudah putus," lanjut Jini lagi.

"Uhuk"

"Uhuk"

"Uhuk"

Hena bahkan langsung terbatuk saat mendengar saran absurd dari menagernya.

Yang benar saja dia harus mengaku-ngaku jadi kekasih pria yang bukan kekasihnya. Hal itu bisa saja merendahkan harga dirinya. Konyol.

"Hati-hati dong. Kamu buru-buru sekali," Jini mengusap-ngusap punggung Hena. Meski harus berjinjit karena tinggi Hena sangat jauh dari Jini.

"Kamu itu yang harus hati-hati kalau ngomong. Kenapa aku harus ngaku-ngaku jadi kekasih orang. Yang benar saja kamu, Mini!!"

"Hanya ini satu-satunya cara agar semua kontrak kembali. Kamu pasti mendapat keuntungan yang banyak, Hena"

"Persetan dengan kontrak. Aku tidak peduli"

"Yakin kamu? Kamu sudah seminggu loh gak ada penghasilan"

Hena terdiam.

Semenjak skandal yang menyeret namanya mencuat dan jadi konsumsi publik, beberapa kontrak yang ada di tangan Hena lepas. Hingga hal itu juga berdampak pada pemasukannyq, ia jadi tidak memiliki penghasilan selama seminggu ini.

"Pikirkan lagi. Bukankah ini kesempatan bagus," kata Jini terus menghantui.

Hena tidak menanggapi perkataan Jini, ia terus membersihkan wajahnya dengan berbagai macam pembersih yang sudah dapat dipastikan menghabiskan rupiah yang beranggotakan enam zero.

"Atau kamu tidak perlu mengatakan secara gamblang kalau memiliki hubungan. Cukup bersikap ke arah yang menjurus saja, jadi itu juga memudahkan kita kedepannya jika ada masalah"

Jini masih saja terus berusaha membujuk Hena untuk melakukan skenario yang ia ciptakan dan sudah pasti menguntungkan.

"Tapi tunggu. Kamu ngapain ke hotel itu malam tadi? Jika tidak mengenal pengusaha itu... Berarti kamu kesana...," Jini tampak memaksa otaknya untuk berpikir. "Jangan bilang kamu kesana untuk menemui Sam si Ikan Asin itu?"

Hena hanya diam tidak menjawab pertanyaan Jini. Ia beranjak keluar dari kamar mandi setelah mengeringkan wajahnya dengan handuk.

"Hena, jawab aku. Kamu menemui si Ikan Asin itu lagi?" Jini memaksa Hena untuk menjawab.

"Iya. Aku kesana memang ingin menemuinya"

"Kamu yah..." Jini kehabisan kata untuk Hena.

"Tapi bukan dia saja yang berhasil kutemui," mata dark hazel itu terlihat mulai berembun.

Jini terdiam saat melihatnya. Ia berhenti sendiri saat ingin mendebat Hena lagi.

"Pergilah mandi. Jangan lama. Aku akan menunggumu dibawah"

Jini bergegas meminta Hena mandi sebelum tangis wanita yang berprofesi sebagai artisnya itu membuat banjir pakaiannya.

"Kita mau kemana?" tanya Hena seraya mengusap wajah cantiknya.

"Ke agensi, kita urus pekerjaan"

Jini segera mendorong tubuh itu kembali masuk ke kamar mandi dan dengan cepat menutup pintunya.

1
🌟~Emp🌾
Dia udah kaya, ngapain jadi model lagi 🤦😆
🌟~Emp🌾
jangan disini, aku lihat lhooo 😂
🌟~Emp🌾
maaf ya Queen, aku baca novel ini belum selesai. Aku paling suka sama novel mu yang ini 😍🙏
🌟~Emp🌾
duuh bocil ngegemesin aja /Facepalm/
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
.
airhy_10
mampir thor
Nimas Kartika
Luar biasa
Lilyana R
benar itu, jangan mati cepat2 jihanAM.

gak seru jadinya. di siksa dulu dong 😂
Lilyana R
sejujurnya gak bisa menyalahkan Samuel sepenuhnya sih, ia sangat mencintai hena tapi karena jebakan wanita ular itu serta desakan keluarganya. membuat ia tak berdaya dan gelap mata sampai hampir melecehkan hena.
itu udah sangat fatal
semoga kesalahan mu di ampuni.

mati aja lalu jihanAM, semoga kau membusuk.
Erlina Pulungann
iya bagus kk
tpi maaf sebelumnya jgn diikut campurkn bahasa kk
*awak artinya kamu dalam bahasa indonesia kk/Pray//Pray/
👑Queen of tears👑: assiaappp kakk🤗
terimakasih masukannya 🙏
total 1 replies
Bukhori Muslim
good
👑Queen of tears👑: thanks kakak 🤗🥰
total 1 replies
Kezie fitri
jarang bngt lloh penulisan rapi kaya gnih,, baru beberapa author yg aku inget dalam penulisan rapi kata2 nya juga bagus ga lebay
👑Queen of tears👑: terimakasih kakak jejak baiknya. 🤗
bahhh...masih perlu belajar lagi akunya😭😂
total 1 replies
Dewi Sartika
mata empat = kaca mata /Sob/
👑Queen of tears👑: empat kan jadinya kak 😭🤣🤭
total 1 replies
Mr. Ar
mohon bantuannya Thor...
minta plastik yang kamu bawa dong..
air sama sama bisa bungkus rendang 🤣🤣🤣
〈⎳Mama Mia: onty pula...
👑Queen of tears👑: aku belajar dari ounty 🤣🤣
🏃🏃🏃🏃🏃🏃🏃
total 4 replies
Gita mujiati
Luar biasa
👑Queen of tears👑: terimakasih kakak 🤗🥰
total 1 replies
Mr. Ar
David hanyalah pemilik akun fufufafa 🤣🤣🤣
👑Queen of tears👑: wahh tauu juga akun fufufafa🤣🤣🤭
total 1 replies
Rudi Fahrudin
Luar biasa
👑Queen of tears👑: terimakasih banyak kakak 🤗🥰
total 1 replies
Mr. Ar
hena adalah sebuah ekspresi kebebasan dan keunikan.
tergantung dari sudut mana seseorang memandangnya..

hanya Alam luas lah yang bisa mengurung nya.
Seluas Alam terhampar... Luas dan indahnya Kabupaten "Agam" di Sumatera Barat 🤣🤣🤣
👑Queen of tears👑: nice kakak😍😍
baru tahu saya Agam itu nm kabupaten kak 👍
total 1 replies
Fina Hidayati
Luar biasa
👑Queen of tears👑: terimakasih apresiasinya kakak 🤗🥰
total 1 replies
Rhenii RA
Kasian si Bangke Kodok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!