Karena sebuah kecelakaan, Arumi terpaksa menjadi istri kedua dari seorang Malik Al Rasyid juga menjadi ibu bagi Attar, putranya Malik.
Lantas apakah Arumi akan terus bertahan menjadi istri kedua Malik atau memilih untuk meninggalkannya setelah istri pertama Malik kembali juga setelah Arumi mengetahui fakta jika ia telah salah paham terhadap seseorang di masa lalu ?
Yuk ikuti ceritanya Arumi (spin of Bukan Surgaku)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda Nova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tegas untuk Berpisah
" Maksud Mas apa ? "
Arumi terperanjat saat mendengar kalimat yang terucap dari mulut Malik.
Malik mendesah kasar.
" Sebenarnya selama Alea di luar negri, aku selalu memantau kegiatan Alea. Aku memblokir akses keuangannya dengan harapan ia akan segera kembali dan menjalankan kewajibannya sebagai seorang ibu. Tapi, ternyata dia tidak peduli. Malahan ia menjalin hubungan dengan seorang pria. Lalu sekarang dia kembali, dan meminta untuk diberikan kesempatan memperbaiki semuanya " jelas Malik terlihat menahan amarah.
" Mungkin laki-laki itu cuma temennya Mba Alea aja, Mas. Bukannya Mas bilang kalau relasi Mba Alea itu banyak. Jangan berpikiran buruk dulu " sahut Arumi.
Malik tersenyum miring,
" Dia mengkhianati pernikahan kami, Rumi. Semua ada buktinya. Ya, mungkin ini salahku karena tak menjalankan peran sebagai suami sepenuhnya sehingga Alea justru berhubungan dengan pria lain. Tapi, apapun alasannya... Kalau dia wanita baik-baik, dia tidak akan melakukan hal itu. Dia juga tidak akan meninggalkan kami. Jadi, jangan salahkan diri kamu atas perpisahan yang akan terjadi antara aku dan Alea " imbuh Malik sambil mengusap pipi Arumi dengan lembut.
Arumi akhirnya mengangguk lemah. Ia mengembuskan nafas panjang. Ia tahu jika sekali Malik mengambil keputusan, maka tidak akan ada yang bisa mengubahnya. Apalagi, Malik sudah mengantongi cukup bukti di tangannya.
" Lalu... Bagaimana dengan Attar, Mas ? " tanya Arumi penasaran. Bagaimanapun, Arumi berharap agar bocah tampan itu tak kehilangan kasih sayang kedua orang tuanya.
" Aku akan mengambil hak asuh atas Attar. Dia tidak akan pernah kehilangan kasih sayang orang tua karena kita akan menjadi orang tua yang baik untuknya " jawab Malik.
" Tapi, Mba Alea itu ibu kandungnya Attar Mas Mana mungkin aku bisa menggantikan posisinya ? " kilah Arumi.
" Kamu bisa, sayang ! Bukankah selama ini Attar sudah sangat dekat sama kamu ? Jadi sepertinya tidak akan ada masalah. Mas percaya sama kamu " ucap Malik lalu mengecupi punggung tangan Arumi dengan lembut.
" Mas... "
" Iya, sayang "
Malik menatap Arumi dengan penuh cinta.
" Mas, memisahkan seorang anak dari ibunya bukan hal baik. Dulu, aku juga pernah terpisah dari ibu kandungku hanya karena keegoisan dan kesalahpahaman kedua orang tuaku. Sampai akhirnya, aku mendapatkan kasih sayang dari Mama Shahnaz. Meskipun Mama Shahnaz bukan ibu kandungku, tapi mama sangat menyayangiku dan aku bahagia memilikinya sebagai ibuku " beber Arumi.
" Lalu, Mama Nina datang dalam kehidupanku, hingga akhirnya aku juga mengetahui jika Mama Nina adalah ibu kandungku. Setelah mengetahui kebenarannya, Mama Shahnaz sama sekali tidak melarang Mama Nina untuk dekat denganku. Justru Papa Zayyan yang marah melihat aku dekat dengan Mama Nina dan keluarga barunya " tambah Arumi.
" Lalu ? "
" Mama Shahnaz akhirnya mencari tahu kebenarannya hingga pada akhirnya papa dan oma pun mengerti atas situasi yang terjadi kepada Mama Nina. Dan akhirnya, seperti yang Mas lihat sekarang. Kami semua hidup berdampingan selayaknya saudara. Dalam kasus Attar, aku juga berharap seperti itu, Mas. Mas tidak memisahkan Attar dengan Mba Alea meskipun kalian berdua akhirnya berpisah dan memiliki keluarga masing-masing " tambah Arumi.
Malik memejamkan matanya sesaat. Ia lantas menghela nafasnya.
" Baiklah, aku tidak akan memisahkan Alea dengan Attar. Hanya saja... Untuk saat ini, biarkan Attar bersama kita dulu. Ke depannya, kita pikirkan lagi solusi terbaiknya. Yang pasti, saat ini aku hanya menginginkan perpisahan dengan Alea " ucap Malik.
Arumi hanya bisa mengangguk pelan. Malik kembali melajukan kendaraannya. Kali ini ia membawa Arumi ke apartemen yang mereka tempati sejak awal menikah.
Sampai di apartemen, Attar langsung menyambut kedatangan Arumi dan Malik.
" Mommy... Daddy... " ucap balita tampan itu mengulurkan tangannya meminta untuk digendong.
Arumi bersiap untuk menggendong Attar, namun Malik dengan segera meraih Attar dan menggendongnya.
" Au mommy, dad " ucap Attar dengan bibir mengerucut lucu.
" No, Attar gendong daddy saja karena di perut mommy ada adik sekarang " jelas Malik sambil menggendong dan membawa Attar menuju ke sofa.
" A diik ? " heran Attar sambil mengerutkan dahinya.
" Yes, boy. Attar sebentar lagi jadi abang. Jadi, Attar harus bisa jaga mommy dan adik. Oke boy "
Bocah tampan itu mengangguk-anggukan kepalanya. Entah mengerti atau tidak dengan ucapan Malik yang baru saja diucapkan.
Arumi berjalan mengikuti Malik dan Attar, sementara Bik Una dan suster Maya memilih untuk kembali ke kamar mereka setelah Malik menyuruh mereka beristirahat.
Bermain sejenak bersama Attar dan Arumi, lantas Malik segera beranjak untuk kembali ke mansionnya.
" Aku pergi dulu, ya sayang ! Setelah semua selesai, aku akan segera kembali " ucap Malik berpamitan kepada Arumi.
" Iya, hati-hati ya Mas. Selesaikan semua dengan kepala dingin ! " pesan Arumi saat meraih tangan Malik untuk dikecupnya.
" Iya sayang. I love you, honey " balas Malik lalu mengecup kening dan bibir Arumi.
Malik pun bergegas pergi untuk menemui Alea di mansion mereka. Bagi Malik semua harus berakhir secepatnya.
30 menit kemudian, Malik tiba di mansion miliknya. Ia langsung menuju ruang kerja karena sebelumnya sudah dikabari oleh Omar jika ia membawa Alea kesana.
Omar berdiri di depan pintu ruang kerja menyambut Malik.
" Dia ada di dalam ? " tanya Malik kepada Omar.
" Iya, Tuan. Sejak tadi saya memintanya untuk menunggu anda disini " jawab Omar.
" Bagus ! Lalu kau membawa semua berkas-berkas itu ? " tanya Malik lagi.
" Semua ada disini Tuan " Omar menjawab sambil menyerahkan berkas yang dimaksud oleh Malik
" Bagus, kita lihat apa yang akan dikatakannya nanti setelah melihat ini " sahut Malik menyeringai.
Keduanya lantas masuk ke dalam ruang kerja.
Alea langsung berdiri dan berjalan mendekat ke arah Malik.
" Sayang... " ucap Alea manja, ia seolah melupakan kejadian di kantor tadi.
Alea berusaha memeluk Malik, namun Malik secepat kilat menghindar.
" Sayaang... "
" Berhenti mengatakan itu, Alea ! Kau tidak pantas memanggilku begitu " bentak Malik membuat Alea bergeming di tempat.
" Kenapa kau jadi begini, Malik ? Ternyata perempuan j*lang itu sudah meracuni otakmu sampai-sampai kau tega membentakku " ucap Alea tak terima.
" Jangan pernah mengatainya j*lang Alea ! Seharusnya kau berkaca lebih dulu " sindir Malik membalik ucapan Alea.
" A... Apa maksudmu ? Kau menuduhku j*lang ? " tanya Alea menutupi dengan wajah tak berdosa padahal jauh di dalam hatinya ia merasa was was jika Malik mengetahui kelakuannya selama di luar negri.
" Cukup Alea tidak perlu menutupi apapun. Selama ini, aku sudah mengetahui semua perbuatanmu dan aku menginginkan kita berdua berpisah " tegas Malik.
" Tidaak... Tolong jangan katakan itu Malik ! Kau pasti mendapatkan berita yang tidak benar tentang aku " kilah Alea.
Malik tersenyum sinis, ia sudah menebak jika Alea pasti akan berkelit seperti itu.
Malik melemparkan beberapa foto dari dalam amplop ke hadapan Alea.
Glek
Melihat hal itu, Alea lalu menelan salivanya susah payah.
Sial... Habis aku !
wah gak terasa sudah happy Ending semua, bakalan kangen sama keuwuan mereka semua.
Terima kasih kak , karya kakak bagus banget, dapat menemani aktifitas ku sehari2 selama ini /Pray//Heart//Kiss//Kiss/
Ditunggu lanjutan cerita Nura, thor 🤗
Tinggal dijaga dengan baik spy sehat2 selalu