Perjodohan adalah hal yang tak pernah terlintas di hidup Caca.
Caca sama sekali tidak bisa membayangkan kalau masa depannya akan seperti ini. ia sudah kehilangan cinta pertamanya sejak 2tahun lalu, sekarang ia dipaksa harus menikah dengan anak dari sahabat mamanya.
Caca hanya takut jika yang di jodohkan dengannya adalah lelaki tua dengan perut buncit, atau kakek-kakek peot. Bagaimana jika nanti suaminya akan memperlakukannya dengan kasar dan membecinya seperti yang sering ia baca di dalam novel. Tapi kekhawatirannya itu ternyata salah besar, karena tuhan telah menjodohkannya dengan tuan muda berparas rupawan dengan hati seperti malaikat yang begitu menyayanginya.
*
*
"Jangan takut Acha" ujar pria itu dengan lembut.
DEG...
Caca terpaku mendengar suara lembut serta panggilan yang baru pertama kali ia dengar untuknya.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka selanjutnya? ikuti terus kisah cerita mereka disini ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marsha_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 27 Keributan di mansion Anggara
"Ca sumpah gue gak Ekspek bakal liat adegan Lo kissing sama Xanders" pekik Disti heboh.
"Biasanya cuma liat di Drakor kan Lo" sahut Cecil.
Disti menanggukan kepalanya cepat "Iya sumpah, sekarang liat live streaming nya Caca sama Xanders" Distri terkekeh.
"Caca kita udah gede, udah ngerti ciuman sama cowok" gurau Cecil.
"Ca jangan bilang Lo gak berangkat ngampus gara-gara abis di nana nini nunu sama Xanders ya" tuding Naya memicing curiga pada Caca.
Caca menggaruk kepalanya yang tidak gatal "Eng-gak kata siapa" ucapnya gugup.
"Hayo Caca ngaku" Disti Menaik turunkan alisnya menggoda Caca.
"IH APASH ENGGAK YA" Sewot Caca.
"Iya juga gapapa kalik Ca, Lo udah ada suami ini" sahut Cecil.
"Enggak tapi pipi nya Blushing" goda Naya.
Mereka semua tertawa melihat Caca yang malu-malu kambing ini.
"Serius Ca Lo udah nana nini nunu kan?" tanya Disti sembari tangannya memperagakan orang yang tengah berhubungan badan.
"Em... I-iya" ujar Caca.
"DAEBAKKK GIMANA CA RASANYA" tanya Disti heboh.
"Heh kepo banget sih" ujar Naya.
"Ini tuh ilmu Naya, nanti kita bakal butuh. Anggap aja nih kita lagi belajar edukasi dari Caca" Disti tertawa, sedangkan Naya hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Disti.
"Ck, awalnya Xanders tuh mau beresin kerjaan kan, gue semangatin lah terus gue cium pipi nya biar dia semangat kerjanya eh sama dia malah gue di gempur sampe pagi kata dia Kamu godain aku sayang " Caca menirukan ucapan Xanders semalam.
"terus tadi pagi gue gak bisa jalan anjirrrr perih banget itu gue" Caca menceritakan kejadian semalam dengan menggebu-gebu.
"Terus dia ngide lah mau bantuin gue mandi, eh taunya gue di gempur lagi sampai satu jam di kamar mandi"
Mereka semua tertetawa ngakak mendengar cerita Caca, bahkan Disti sudah guling-guling dilantai sangking ngakaknya.
"Hahaha gila Ca first impression malam pertama Lo kocak banget" ujar Disti di sela-sela tawanya.
"Lagian Lo polos banget sih Ca percaya bener sama Xanders, dia itu modus aslinya pengen lagi" ujar Cecil ia ikut tertawa mendengar cerita Caca.
Caca hanya menggembungkan pipinya kesal di ledekin oleh para sahabatnya.
Sedangkan dilantai bawah Para lelaki itu juga sama hal nya sedang mengintrogasi Xanders.
"Xan Lo pasti udah unboxing si Caca kan?" Tanya Rizki.
"Kepo amat Lo jadi orang" ucap Bima menoyor Rizki.
Rizki yang di toyor itu berdecak sebal "Ck, kepala gue udah di fitrahin sama mami gue Sembarangan aja Lo main toyor-toyor" ucapnya.
Brayen hanya menggeleng pelan melihat kelakuan para sahabatnya.
"Gimana Xan rasanya lubang kehidupan?" Tanya Leo.
"Heh belum cukup umur gak boleh nanya-nanya kayak gitu " seru Rizki.
Leo hanya mencibir "Halah Lo juga sama tadi nanya-nanya" sahutnya.
Rizki hanya cengengesan "Spill dong" ujarnya lagi.
Leo memukul kepala Rizki menggunakan bantal sofa.
"Aduh sakit bege"
"Apanya bangke yang di spill" sahut Bima, ia jadi travelling otaknya.
"Rasanya lah".
"Berisik!". Hanya satu kata yang keluar dari mulut Xanders mampu membungkam suara berisik para sahabatnya.
...****************...
Sedangkan di Mansion Anggara sedang terjadi keributan besar.
"Pokoknya Nara gak mau tau papa harus secepat nya bikin mereka cerai" ujar Nara menggebu-gebu.
"Apa-apaan kamu Nara!" ujar Maya pada anak tirinya itu.
"Apa maksut kamu ngomong kayak gitu?" tanya Maya tak habis pikir dengan ucapan Nara.
"Aku suka sama Xanders udah dari lama, tiga tahun aku sekolah di AHS aku kejar-kejar dia tapi dia malah nikah sama Caca. Kalau dari awal aku tau yang di jodohin sama Caca itu Xanders aku udah batalin semuanya" Murka Nara.
"Aku mau Caca cerai sama Xanders, karena yang seharusnya jadi istri Xanders itu aku bukan Caca" mata Nara menyorot penuh dendam.
"Gak usah aneh-aneh kamu Nara, Xanders dan Caca menikah itu artinya mereka sudah berjodoh, dan kamu tidak bisa merubah itu sampai kapanpun" ujar Maya memperingati sang anak tiri.
"Kamu juga mas seharusnya tegur Nara kalau salah bukan malah di dukung ngelakuin hal yang gak bener"
"DIAM!!" Bentak Delon.
"Kamu tidak perlu ikut campur!!"
"Apapun keinginan Nara akan saya kabulkan, termasuk merebut kembali Xanders dari tangan Anak kamu" ujar Delon.
"Kamu ini kenapa sih mas, belakangan ini sikap kamu berubah ke aku" tanya Maya.
"Kamu yang memaksa Caca menerima perjodohan ini dan memaksa dia menikah demi membantu perusahaan kamu, sekarang perusahaan kamu udah berjaya lagi kamu mau pisahin dia dari suaminya iya!?"
"Jangan gila kamu mas jangan egois" ujar Nara tersulut emosi.
Dia tidak ingin kebahagiaan anaknya kembali di rusak, disaat Caca sudah menerima dan berdamai dengan semua hal tiba-tiba anak dan suaminya menjadi orang licik yang ingin merusak kebahagiaan anaknya.
Dia benar-benar tak habis pikir dengan perubahan sikap Delon belakangan ini.
PLAKKKK
Sebuah tamparan keras melayang pada pipi Maya, tamparan itu berasal dari Delon.
"Kamu tak ada hak untuk mengaturku Maya".
"Tega kamu mas nampar kamu?" Maya menggeleng tak percaya ketika suaminya berani bermain tangan padanya, padahal selama ini sikap Delon selalu baik.
Delon tak menjawab ia justru pergi meninggalkan Maya.
Maya beralih menatap Nara.
"Nara Mama minta sama kamu tolong jangan ganggu rumah tangga kakak kamu" mohon Maya.
"Cih siapa Lo ngatur?" tanya Nara sinis, hilang sudah image yang selama ini ia bangun di depan maya. Nara sudah tak ingin bersikap pura-pura baik lagi.
"Nara kamu?" tanya Maya tak percaya, jujur ia kaget melihat perubahan suami serta anak tirinya.
"Kenapa? Kaget?" Nara tersenyum sinis melihat wajah kaget Sang mama tiri.
"Iya ini gue, selama ini yang Lo lihat itu cuma sandiwara" ujar Nara, ia berlalu pergi meninggalkan Maya.
Maya benar-benar tak menyangka dengan semuanya, hidupnya tiba-tiba seperti Rollercoaster.
"Ya tuhan cobaan apalagi ini...." tubuh Maya luruh terjatuh ke lantai yang dingin
Maya menangis kenapa selalu saja ada cobaan yang menghampirinya.
Sekarang dia sudah tak punya siapa-siapa lagi disini, dia tak mungkin mengadu pada Putrinya. Maya harus kuat demi bisa melindungi Caca putrinya.
Di tempat lain...
Delon baru saja sampai di sebuah kafe, ia memasuki kafe dan berjalan menuju salah satu meja disana.
"Hai" sapa orang yang sudah menunggu Delon.
"Sudah lama menunggu?" Tanya Delon.
"Ah tidak, belum lama sampai" ujar orang tersebut.
"Aku sudah pesankan kamu makan dan minuman kesukaan kamu" sambungnya.
"Hahaha kamu masih ingat saja" ujar Delon tertawa.
"Tentu saja, tak mungkin aku melupakan itu".
Hayoo kira-kira siapa ya yang ketemuan sama Delon??
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung........
NT lagi mengalami kendala ya, jadi up nya sedikit terlambat walaupun udah lulus review. kalau semisal bab muncul tapi pas di klik tulisan nya "Bab di hapus" tenang aja ya, nanti bakal muncul lagi kok bakal bisa di baca.
mohon maaf atas kendala yang terjadi ya readers😊🙏🏻
aku suka dengan jalan ceritanya begitu banyak cinta tapi tidak dengan kedua ayah tiri dan adik tirinya