NovelToon NovelToon
Mamaku Simpanan Suamiku

Mamaku Simpanan Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Wanita Karir / Romansa / Pelakor jahat
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Grace caroline

"Simpanan Suamiku selama ini ... MAM4?!!! nggak mungkin, nggak mungkin mam4 tega melakukan ini padaku. Aarrgghhh!!!"

Ungkapan kekecewaan Kimberly terdengar melalui jeritan kerasnya setelah menemukan kebenaran yang tersembunyi di ponsel suaminya. Mam4 yang selama ini dihormatinya dan sangat disayanginya, ternyata adalah simpanan dari suaminya sendiri.

Bagaimana jadinya jika orang yang kau anggap sebagai mam4 tiri yang begitu kau cintai melebihi siapapun, dan kau perlakukan dengan penuh kasih sayang seperti mam4 kandungmu sendiri, tiba-tiba menjadi sumber konflik dalam pernikahanmu?

Di depannya ia terlihat begitu baik, namun di belakangnya ia bermain peran dengan licik. Penasaran dengan kisahnya? Segera simak perjalanan emosional Kimberly hingga akhir cerita!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Grace caroline, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 5. Masih Aman

"Tadi kalian ketemu dimana sih, kok bisa baliknya barengan?" tanya Kimberly sembari menatap bergantian ke arah Dania dan William.

Dania dan William saling bertatapan sejenak sebelum akhirnya pandangan mereka beralih ke arah Kimberly.

"Tadi aku lagi balik dari kantor, aku lewat pertigaan gang kita itu terus nggak sengaja ketemu mama ...,"

"Mama lagi jalan sendirian disana, suasananya sepi, gelap, akhirnya aku berhentiin mobil aku dan barengin mama pulang deh. Kasihan, kayaknya tadi capek banget," balas William sembari melirik sekilas kearah Dania, yang disana Dania juga turut melirik kearah William, ia mengedipkan matanya sekali.

Dania memalingkan wajahnya kearah Kimberly, tersenyum manis seperti biasa. "Tadi mama udah pesen taksi online tapi nggak datang-datang, jadi ya mama jalan aja dari rumah sakit.

Capek banget mama, kaki ini rasanya udah kayak mau copot aja, tapi untungnya di pertigaan depan itu ketemu William, dia barengin mama pulang. Makasih ya, Wil,"

Dania memalingkan wajahnya kearah William, dengan niat mengucapkan terima kasih padanya, padahal di dalam hatinya ia tengah menyusun serangkaian rencana yang mungkin di gunakannya untuk mengelabuhi Kimberly.

William segera tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Memalingkan wajahnya kearah Dania. "Sama-sama, Ma," balasnya.

Kimberly yang mendengar balasan Dania segera menyahut cepat. "Yaampun kok sampe jalan sih Ma, panggil aku aja tadi harusnya. Aku nggak ngapa-ngapain loh di rumah, nganggur aku. Jagain Tasya, tapi Tasya nya malah tidur di kamar. Mama tadi jengukin siapa sih, temen mama yang mana? 

"Aku hampir kenal semua temen mama loh, tadi mama jengukin siapa di rumah sakit?" tanya Kimberly.

Dania dan William terkejut mendengar pertanyaan tiba-tiba dari Kimberly, membuat keduanya ingin saling menatap namun urung melakukannya. Dania dengan ragu segera memberikan balasan, wajahnya terlihat panik.

"Ah, ehm tadi mama jengukin ... Tante Sari. Dia kena DBD, kolestrol juga. Tadi mama udah ngobrol sama dia, lama banget sampe nggak inget waktu. Kim, maafin mama ya karena mama kamu jadi harus capek ngerjain semua kerjaan rumah.

Tasya tadi nggak jahil sama kamu kan?" bisa saja Dania memberi alasan. Dia terlihat panik, jantungnya tidak baik-baik saja. Namun, dia sebisa mungkin tersenyum dan membalas semua pertanyaan Kimberly.

"Nggak papa Ma. Ini juga tugas aku, nggak masalah kok," balas Kimberly dengan ramah sambil menyendok makanannya dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

Tasya yang sedang asik memakan ayamnya segera memalingkan wajahnya dengan cemberut kearah Dania. "Mama! aku nggak ngapa-ngapain tadi. Kak Kim itu tuh yang galak Mulu sama aku. Dikit-dikit ngomel, dikit-dikit marah. Aku kesel, aku ke kamar aja deh tadi buat tidur. Males banget buat laya-nin omelannya terus!"

Tasya segera memalingkan wajahnya dengan tajam kearah Kimberly, yang saat itu tidak menyadari pandangan tajam dari Tasya.

Kimberly masih juga asyik dengan makanannya, tidak memedulikan semua perkataan Tasya.

"Yaampun, Tasya jangan gitu dong, nak. Dia kakak kamu, yang sopan ya. Kak Kim itu marah ya karena kamu salah. Jangan jahil terus makanya!" nasehat yang diberikan oleh Dania kepada Tasya justru disambut dengan ekspresi tidak menyenangkan dari Tasya.

Tanpa sepatah kata pun, Tasya bangkit dari duduknya dengan wajah cemberut dan bergegas ke kamarnya.

Dania segera menggelengkan kepalanya, memalingkan wajahnya kearah Kimberly yang sedang menikmati makanannya dan terlihat tidak peduli. 

"Kim, maafin adik kamu ya, dia emang kayak gitu. Kamu maklumin aja ya, gede nanti pasti dia berubah kok. Kamu yang sabar aja buat ngadepin dia. Mama yakin kamu bisa, kamu kan kakaknya Tasya yang paling baik," 

Dania tersenyum semakin lebar dan kembali menikmati makanannya. Kimberly yang mendengar ucapan Dania segera cemberut dan memakan makanannya dengan tergesa.

"Iya aku maafin. Nggak masalah kok. Dia kan emang masih kecil, aku paham. Mama nggak usah khawatir," balas Kimberly tanpa menoleh dan tetap fokus menikmati makanannya.

Beberapa waktu kemudian, makan malam usai. Dengan bantuan Dania, Kimberly langsung menata sisa-sisa makan malam dan membawanya ke wastafel untuk dicuci.

Setibanya di wastafel di dapur, Kimberly dan Dania segera membersihkan peralatan yang kotor dan menyusunnya kembali di rak piring. Sembari fokus mencuci piring, keduanya asik bercengkrama dan bertukar candaan.

"Ma, mama wangi banget sih, sampe kecium nih bau parfum mama. Wangi banget, beda dari biasanya," ujar Kimberly sembari terkekeh kecil.

Deg!

Dania terkejut, namun ia tetap memberikan balasan, meskipun suaranya terdengar sedikit gemetar. "Ya tadi kan mama jenguk temen mama Kim ke rumah sakit, ya mama pake parfum lah biar wangi. Biar nggak dikira bau mama. Pertanyaan kamu ada-ada aja deh," balas Dania berbohong.

Kimberly yang mendengarnya segera menganggukkan kepalanya, mengiyakan ucapan Dania, karena apa yang diucapkannya terdengar masuk akal.

"Hehe iseng aja ma nanya gitu. Yaudah aku ke kamar dulu ya, mama jangan tidur malam-malam nanti, jangan nontonin film blue itu terus. Ranjang mama berisik, tiap malem aku denger terus tuh, mama nggak capek-capek ya main itu terus." Kimberly segera pergi dari sana, meninggalkan Dania yang masih terpaku di tempatnya. Tidak bisa bergerak.

Ucapan Kimberly tadi cukup mengejutkannya. Meskipun Kimberly mengatakan jika ia menonton film blue dan mempraktekkannya sendiri, tapi Dania tetap saja terkejut dan panik. Setiap malam ia bermain dengan William di kamarnya. Dan suara berisik yang Kimberly dengar itu adalah suara dari permainan mereka.

Dania bingung, apa yang harus dilakukannya? Kimberly lama-kelamaan semakin mengetahuinya. Jejak-jejak permainan Dania dan William sudah mulai tercium oleh Kimberly.

"Astaga, apa yang harus kulakukan? Kimberly denger. Please, aku harus gimana? kamarku sama kamarnya kan Deket banget. Ehm, masa iya tiap mau main kudu ke hotel dulu.

Ribet, tapi baguslah kalo Kimberly menyangka aku lagi nonton film itu dan praktekin sendiri. Dia setidaknya nggak curiga sama aku. Aku dan William masih aman. Masih bisa main. Ehm, btw William udah tidur ya, kok sepi, nggak kelihatan keluar?" 

Dania segera memalingkan wajahnya ke segala arah, namun tidak menemukan siapapun disana, termasuk William. Suasana rumah sangat sepi, mengingat waktu sudah hampir memasuki jam delapan malam lebih.

Di jam-jam seperti ini Tasya biasanya tidur, Kimberly mengecek kerjaannya dan William bermain ponsel tanpa tujuan di atas kasur.

Dania segera mematikan kran air dan pergi dari sana, cucian piringnya sudah beres, ia beranjak naik ke kamarnya di lantai atas untuk istirahat, rasanya sangat lelah. Setelah bermain dengan William, tubuh Dania rasanya ingin copot. Sangat lelah, tapi cukup puas.

Setibanya di dalam kamar, Dania segera duduk di tepi ranjang dan mengambil ponselnya dari atas nakas, lalu membukanya.

Setelah ponsel menyala, Dania bergegas membuka aplikasi pesan dan mulai mengirim pesan kepada William yang terlihat online saat itu.

(Will, nanti malam kesini nggak? aku capek.)

Tidak butuh waktu lama, William segera membaca pesan itu dan memberikan balasan.

(Eh, Sayang. Ehm, nggak deh, aku ngantuk banget sekarang. Pengen tidur. Kamu tidur juga ya, jangan begadang. Aku nggak ke kamar kamu nanti.)

Dania segera membalas pesan yang dikirimkan oleh William.

(Iya, yaudah deh, aku mau tidur habis ini. Capek badan aku. Permainan tadi dahsyat banget. Dari biasanya beda jauh. Ehm, Sayang, Kimberly dimana? ngapain sekarang?) - Dania

(Haha, iya, nggak nyangka kita bisa sedahsyat itu mainnya ya. Hebat kan aku tadi, bisa bikin kamu keluar berkali-kali.) - William

(Kamu nggak berhenti-berhenti nyuruh aku buat naikin ritme permainan. Kamu s3ksoy banget tadi sayang. Besok kita main lagi ya, di luar,) - William

Dania langsung tersenyum, pipinya memerah seperti kepiting yang direbus. Dengan jari-jari lentiknya, ia membalas dengan cepat.

(Iya kamu yang paling luar biasa deh. Kamu hebat. Ehm, besok aku mau ke sekolahan Tasya. Dia rapat wali murid besok. Aku mau datang kesana.) - Dania

(Malem sayang, bukan pagi. Aku pagi kan kerja. Kita main di luar malem. Sekitar habis Maghrib.) - William

Dania segera tertawa dan membalas pesan itu.

(Oh iya lupa. Yaudah besok malam kita main ya. Aku mau bawa ling3rie aku besok.) - Dania

(Wah, jadi nggak sabar nih aku. Nggak sabar nunggu kamu keluar dari kamar mandi pake baju itu. Pasti kamu s3ksi banget.) - William

(Hehe bisa aja kamu. Ehm, Kimberly lagi ngapain sekarang?) - Dania

Meskipun sedang asyik bertukar pesan dengan William, Dania tetap merasa cemas tentang Kimberly. Dia khawatir Kimberly akan mengetahui isi pesan mereka.

(Halah kayak kamu nggak tau aja. Kimberly lagi ngecek kerjaannya sekarang. Dia duduk di meja kerjanya tuh, fokus sama laptopnya.) - William

(Sebenarnya aku ada rencana ajak dia main, tapi nggak jadi. Badan aku capek banget. Dia juga sibuk terus. Aku tidur ya sayang. Kamu tidur juga. Jangan tungguin aku, aku nggak ke kamar kamu hehe,) - William

Dania merasa kasihan dengan Wiliam. Sejak dulu William ingin bermain dengan istrinya, dengan Kimberly. Namun, Kimberly selalu sibuk dengan kerjaannya, hingga tak ada waktu untuk melayani William. Sejak menikah mungkin bisa dihitung jari kapan saja mereka bermain.

Kimberly kerap kali menolak saat William ajak dia bermain. Alasannya capek atau sedang sibuk dengan pekerjaannya. Seperti sekarang ini.

Kimberly ada rencana mengajak William bermain, namun kerjaannya terus menerus datang, membuatnya membatalkan niatnya itu dan memfokuskan pikirannya dan pandangannya ke kerjaannya yang baru saja diberikan oleh bosnya melalui grup kantor.

........................

Keesokan harinya, Kimberly bangun lebih pagi dari biasanya untuk langsung berangkat bekerja. Dia merasa begitu bersemangat karena punya banyak tugas yang perlu diselesaikan.

Sebagai seorang agen properti, dia memiliki tanggung jawab untuk mengantarkan pembeli ke tempat-tempat yang mereka inginkan, entah itu rumah, bangunan, atau tanah.

Setelah bersiap-siap dengan cepat, Kimberly segera meluncur ke lokasi tempat pembeli rumah menunggu. Dia merasa senang bisa membantu orang lain menemukan rumah yang mereka inginkan. Saat tiba di lokasi, pembeli sudah menunggu dengan sabar.

"Selamat pagi, saya Kimberly. Apakah Anda siap untuk melihat rumah yang Anda minati?" tanya Kimberly ramah.

"Pagi, mbak Kimberly. Ya, saya sangat tertarik untuk melihat rumah itu," jawab pembeli dengan senyum.

Mereka berdua kemudian menuju ke rumah yang telah ditanyakan pembeli pada Kimberly sebelumnya. Selama perjalanan, mereka berbincang-bincang tentang berbagai hal, mulai dari kenapa pembeli ini membeli rumah itu dan apa saja yang ada di rumah itu.

Sesampainya di rumah yang dituju, pembeli langsung terkesima. Mereka berdua mulai menjelajahi setiap sudut rumah tersebut, membicarakan kelebihan dan kekurangannya. Kimberly memberikan informasi yang detail dan jelas tentang rumah tersebut, membantu pembeli untuk membuat keputusan yang tepat.

Setelah beberapa jam berlalu, pembeli akhirnya memutuskan untuk membeli rumah tersebut. Kimberly pun segera mengurus semua proses pembelian rumah tersebut.

Dia membantu pembeli untuk mengurus semua dokumen yang diperlukan, menjelaskan proses pembayaran, dan memberikan saran-saran yang diperlukan. Pembeli pun merasa sangat terbantu dengan bantuan Kimberly.

Kimberly merasa puas dengan pekerjaannya hari ini. Dia berhasil membantu pembeli menemukan rumah yang mereka inginkan dan proses pembelian pun berjalan lancar. Setelah semua proses selesai, Kimberly dan pembeli pun berpisah dengan senyum cerah di wajah mereka.

Setelah selesai dengan tugasnya hari ini, Kimberly kembali ke kantor. Dia duduk di meja kerjanya sambil menikmati secangkir kopi. Tiba-tiba, teleponnya berdering. Kimberly mengangkatnya dan mendengarkan dengan serius.

"Ada masalah dengan salah satu properti yang sedang Anda tangani, Bu Kimberly. Pembeli sangat tertarik namun ada masalah dengan legalitasnya. Bisakah Anda segera menanganinya?" ujar bos Kimberly di telepon.

Kimberly langsung merespon dengan sigap, "Tentu, saya akan segera menanganinya. Terima kasih atas informasinya."

Tanpa berpikir panjang, Kimberly segera meluncur ke lokasi properti yang dimaksud. Dia mulai menyelidiki masalah legalitas yang ada dan berusaha menemukan solusi terbaik. Setelah beberapa jam bekerja keras, Kimberly berhasil menyelesaikan masalah tersebut dan properti tersebut kembali siap untuk dijual.

Setelah selesai menangani masalah tersebut, Kimberly kembali ke kantor dengan senyum lega di wajahnya.

.........................

Di SD Nusa Indah, tempat putrinya, Tasya sekolah, Dania memasuki kelas putrinya di kelas dua untuk menghadiri rapat wali murid pertengahan semester ganjil. Dania merasa sedikit gugup karena ini adalah kedua kalinya dia menghadiri rapat wali murid di sekolah ini setelah beberapa tahun lalu almarhum suaminya lah yang selalu menghadiri rapat wali murid seperti ini.

Ketika Dania masuk ke dalam kelas, dia melihat sejumlah orang tua sedang duduk di bangku-bangku yang tersusun rapi. Mereka semua terlihat serius, seolah-olah sedang menunggu sesuatu yang penting. Dania mencari-cari tempat duduknya dan akhirnya duduk di bangku paling belakang.

Rapat dimulai dengan sambutan dari kepala sekolah, Ibu Siti. Ibu Siti menjelaskan tentang perkembangan sekolah dan prestasi siswa-siswi selama semester ini. Dania mendengarkan dengan seksama, mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh Ibu Siti.

Setelah itu, giliran guru-guru kelas dua memberikan laporan mengenai perkembangan anak-anak mereka. Dania merasa bangga mendengar bahwa putrinya termasuk siswa yang aktif dan cerdas di kelas. Namun, ada juga beberapa catatan dari guru-guru mengenai hal-hal yang perlu diperbaiki.

Dania merasa sedikit cemas mendengar catatan dari guru-guru tersebut. Dia berjanji dalam hati untuk lebih memperhatikan perkembangan putrinya di sekolah. Setelah semua guru memberikan laporan, saatnya para orang tua memberikan masukan atau pertanyaan.

Beberapa orang tua mulai mengajukan pertanyaan tentang kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler, dan juga fasilitas sekolah. Dania diam-diam mengamati reaksi para orang tua yang terlihat antusias dan serius dalam mengikuti rapat ini.

Bersambung ...

1
Ira
Aduh hallu nya jgn keterlaluan msk sekelas artis aja bayaran gk semahal itu jadi wanita panggilan .. Apalagi kelas ibu dpt 75 jt.. Bokis bgt..
◍•Grace Caroline•◍: hehe ini ada daya tariknya tersendiri kak. baca terus ya
total 1 replies
Masitoh Masitoh
isshh muka mu letak d mana dania
◍•Grace Caroline•◍: di dengkul kali ya/Curse//Curse/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!