Ibrahim anak ketiga dari pasang Rendi dan Erisa memilih kabur dari rumah ketika keluarga besar memaksanya mengambil kuliah jurusan DOKTER yang bukan di bidangnya, karena sang kakek sudah sakit-sakitan Ibrahim di paksa untuk menjadi direktur serta dokter kompeten di rumah sakit milik sang kakek.
Karena hanya membawa uang tak begitu banyak, Ibrahim berusaha mencari cara agar uang yang ada di tangannya tak langsung habis melainkan bisa bertambah banyak. Hingga akhirnya Ibrahim memutuskan memilih satu kavling tanah yang subur untuk di tanami sayur dan buah-buahan, karena kebetulan di daerah tempat Ibrahim melarikan diri mayoritas berkebun.
Sampai akhirnya Ibrahim bertemu tambatan hatinya di sana dan menikah tanpa di dampingi keluarga besarnya, karena Ibrahim ingin sukses dengan kaki sendiri tanpa nama keluarga besarnya. Namun ternyata hidup Ibrahim terus dapat bual-bualan dari keluarga istrinya, syukurnya istrinya selalu pasang badan jika Ibrahim di hina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Namun panggilan Arumi tak kunjung di terima suaminya, Arumi pun memutuskan menghubungi Yadi karena yakin Yadi pasti selalu bersama dengan suaminya. Yadi memberitahu bahwa suaminya pulang, baru saja pamit dengan Yadi lalu Arumi mematikan sambungan telepon.
Arumi tidak jadi menghubungi suaminya, Arumi mengurungkan niatnya hendak pergi ke rumah Dela. Dari mana Arumi tahu rumah Dela? Sangat mudah bagi Arumi untuk mencari tahu tempat tinggal wanita itu, Arumi justru menunggu kedatangan suaminya.
Tidak lama kemudian terdengar suara pintu di ketuk, Arumi bergegas untuk membuka pintu. Terlihat di ambang pintu Ibrahim tersenyum melihat istrinya, seketika rasa lelah Ibrahim hilang ketika melihat wajah istrinya.
"Mas tumben pulang cepat?" tanya Arumi berpura-pura tidak tahu kalau suaminya pulang lebih cepat dari biasanya
"Iya, entah mengapa Mas tiba-tiba rindu dengan istri Mas yang cantik ini"
Pipi Arumi tiba-tiba jadi merah merona mendengar perkataan suaminya, Arumi pun memukul lengan suaminya dengan pelan karena malu. Ibrahim justru terkekeh melihat wajah istrinya, menurut Ibrahim semakin hari istrinya semakin mengemaskan saja.
"Memang benar loh, apa jangan-jangan kamu pakai pelet rindu makanya Mas sangat rindu sama kamu"
Ibrahim semakin menggoda istrinya, Arumi yang semakin malu jadi menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Arumi pun memilih mengalihkan pembicaraan mereka, agar suaminya tak terus menggodanya yang akan membuatnya jadi semakin salah tingkah.
"Mas mau makan dulu atau mandi dulu?" tanya Arumi
"Mas makan dulu aja, laper banget. Di kebun gak sempat makan, lihat bekal yang kamu siapkan aja belum Mas buka sama sekali"
Ibrahim memperihatkan bekal yang tadi di bawanya, Arumi mengangguk lalu mengambil paper bag yang di pegang suaminya. Setelah itu Arumi melangkah ke ruang makan untuk menyiapkan makanan buat suaminya, sementara Ibrahim tersenyum melihat bagaimana cara istrinya memperlakukannya.
"Bagaimana mungkin kamu bisa terganti dengan wanita lain? Mas sudah cukup mendapatkan istri sepertimu Arumi, Mas berjanji tidak akan ada wanita lain di hati Mas selain kamu" gumam Ibrahim dalam hati
.
.
.
Arumi sudah meminta izin pada suaminya jika Arumi ingin berkunjung ke rumah Mak Sumi, suatu kebetulan rumah Dela berdekatan dengan rumah Mak Sumi. Maka dari situ Arumi memilih berkunjung ke rumah Mak Sumi, sekalian akan ke rumah Dela di temani Mak Sumi.
"Nanti di sana kamu baik-baik ya, kalau lelah kamu hubungi Mas nanti Mas jemput"
"Iya Mas, Arumi nebeng ya sampai rumah Mak Sumi"
Ibrahim mengangguk sembari menatap istrinya yang tengah sibuk dengan kegiatan paginya, Ibrahim merasa istrinya terlihat semakin cantik saat hamil. Terkadang hati Ibrahim tak rela membiarkan istrinya pergi tanpanya, Ibrahim khawatir banyak pria di luaran sana menyukai istrinya tersebut.
Tapi Ibrahim tak mungkin melarang istrinya untuk tidak pergi, karena Ibrahim paham tentu istrinya sangat bosan jika dua puluh empat jam di rumah terus-menerus. Istrinya juga pergi hanya di sekitar sini, berkunjung ke rumah Mak Sumi untuk menjadikan teman ngobrol.
"Mas kenapa ngeliatin Arumi begitu?" tanya Arumi yang sejak tadi sadar suaminya terus memperhatikannya
"Tidak apa-apa, kamu terlihat semakin cantik saja sayang. Mas kadang gak rela kalau kamu pergi sendirian tanpa Mas, Mas takut kamu di goda pria lain"
"Apaan sih, Mas. Arumi tidak mungkin tergoda pada pria lain, karena di mata Arumi pria yang sangat tampan hanya suamiku ini"
Arumi malah menggoda suaminya balik, Ibrahim tidak menyangka kalau istrinya balik menggodanya. Ibrahim jadi salah tingkah karena perkataan istrinya, Arumi yang tahu suaminya salah tingkah semakin menggoda dengan menghadiahi suaminya ciuman di pipi.
"Ahh, Mas jadi malas ke kebun. Kita di rumah saja, sayang"
"Tidak, Mas harus tetap pergi ke kebun. Arumi juga mau berbicara serius dengan Mak Sumi" sahut Arumi
Arumi sudah mempunyai rencana untuk memberi pelajaran pada si ulat bulu, jadi tak mau batal karena keinginan suaminya. Ibrahin terlihat lesu lalu memasang wajah sedihnya berharap istrinya mau menuruti kemauannya, Arumi yang melihat wajah suaminya begitu langsung menghela napas panjang.
"Katanya hari ini ada yang mau membeli hasil kebun Mas dengan harga tinggi, Mas juga sudah janjian akan bertemu hari ini kan? Jadi tidak mungkin kalau Mas mendadak membatalkannya, lagian kita masih bertemu nanti siang dan gimana kalau siang nanti kita makan di luar?" ujar Arumi yang mencoba menghibur suaminya
"Baiklah" sahut Ibrahim lesu
Arumi tersenyum, sungguh lucu melihat suaminya dalam mode manja. Sangat tidak cocok dengan badannya yang sangat besar, Arumi telah selesai menyiapkan makanan buat di bawa suaminya lalu beranjak ke kamar ingin mengganti pakaian. Di dalam rumah Arumi hanya memakai daster, jadi ketika hendak pergi Arumi memakai gamis.
Ibrahim semakin terpesona melihat penampilan istrinya, tadi saja Arumi terlihat cantik hanya memakai daster apalagi sekarang Arumi memakai gamis berwarna pink pastel di padukan dengan hijab segiempat warna hitam. Sungguh istrinya itu terlihat semakin cantik, rasanya Ibrahim ingin mengurung istrinya itu.
"MasyaAllah cantiknya istri Mas, pasti para bidadari di surga cemburu melihat kecantikan istri Mas ini"
"Memangnya selama ini Arumi tidak cantik?" tanya Arumi, Ibrahim langsung menggeleng.
"Tentu saja kamu cantik setiap hari, bahkan Mas gak akan bosan untuk memandang wajah cantik kamu"
"Sudah menggombalnya, sekarang kita pergi nanti keburu siang" ujar Arumi
Arumi dan Ibrahim pun berangkat menuju tempat tujuan masing-masing, Ibrahim mengantar Arumi terlebih dahulu ke rumah Mak Sumi. Setelah itu baru Ibrahim pergi ke kebun, sampai di rumah Mak Sumi Arumi segera turun dari motor.
"Kalau ada apa-apa langsung hubungi Mas ya, kalau kamu bosan dan ingin pulang hubungi Mas juga" ujar Ibrahim
"Iya, Mas. Arumi tentu akan hubungi Mas, Mas hati-hati ya kerjanya"
"Iya sayang, sudah kamu masuk sana Mas mau berangkat"
Arumi pun mencium punggung tangan suaminya dengan takzim, sementara Ibrahim membelai kepala istrinya yang tertutup hijab itu. Setelah itu Arumi berjalan ke rumah Mak Sumi rumah kedua bagi Arumi karena Mak Sumi sudah Arumi anggap seperti ibu kandungnya, terlihat wanita paruh baya itu tengah menjemur pakaian di samping rumah.
"Assalamualaikum Mak" ucap Arumi
"Walaikumsalam, loh nak Arumi"
Mak Sumi terkejut dengan kedatangan Arumi pagi-pagi, Arumi mencium punggung tangan Mak Sumi dengan takzim. Mak Sumi tidak tahu kalau Arumi ingin bertamu di pagi hari, di tambah Mak Sumi belum masak apapun jadi tak enak tidak menyiapkan apapun buat Arumi.
"Mak ini kayak sama siapa aja, Arumi juga sudah sarapan tadi di rumah" ujar Arumi tersenyum manis
#
#Jangan Lupa Follow Ya
FB: Marisa Hafizoh
IG: hafizoh_17
happy ending juga....
cerita yg bagus