Cantik, kaya, muda, sopan, baik hati, cerdas, itulah Soraya Syifa Dewiana. Gadis berjilbab ini amat diminati banyak orang, khususnya laki-laki. Bahkan gangster pria terkenal di kota saja, The Bloodhound dan White Fangs, bersaing ketat untuk mendapatkan gadis yatim-piatu agamis ini.
Namun siapa sangka, dibalik semua itu, ia harus menikahi pemimpin gangster dari White Fangs, Justin, yang telah menggigitnya dengan ganas di malam Jum'at Kliwon bulan purnama. Satu-satunya cara agar Soraya tidak jadi manusia serigala seperti Justin adalah dengan menikahinya.
Hingga membuat Boss mafia sekaligus CEO untuk Soraya, Hugh, terkadang cemburu buta padanya. Belum lagi asistennya Hugh, Carson, yang juga menaruh hati padanya. Selain itu, ada rahasia lain dari gadis cantik yang suka warna hijau ini. Cukup psikopat pada 2 geng siluman serigala itu dan tangguh.
Lantas, siapa sesungguhnya yang akan Soraya pilih jadi suami sejatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Soraya Shifa Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12 : Perlindungan Terhadap Istri
Sambil menunggu di luar karena Soraya masih diperiksa, Hugh dan yang lainnya menahan emosi di luar ruangan. Hingga datanglah Justin. Dan di sinilah, emosi Hugh semakin memuncak.
*BRUK!!!*
Hugh menyandarkan tubuh Justin dengan kasar ke tembok. Namun Justin tetap santai senyum licik padanya.
"Apa yang kau lakukan padanya? Hah?! JAWAB! APA YANG KAU PERBUAT PADANYA!!!" jerit Hugh. Emosi amarahnya membara berapi-api. Sambil menahan Justin di tembok dan memegang kerah jaket pria itu.
Justin menyeringai licik dan membalas, "Cemburu yang membabi buta. Heuh! Aku suka itu. Inilah yang ku tunggu-tunggu."
"Justin, aku tidak main-main! Apalagi untuk perempuan seperti dia!"
Justin dengan tenangnya melirik Hugh yang badannya lebih tinggi setengah sentian darinya itu, dan berkata, "Kau lupa siapa yang menggigitnya?! Dan aku yang menggenggamnya sekarang. Jangan coba-coba berusaha menariknya dariku!"
"Sombong. Kau pikir dengan menggenggam Soraya, kau bisa berkuasa sepenuhnya, untuk menjatuhkanku dan menggantikan kekuasaan The Don dulu?! Jangan mimpi!"
"Justru kau yang harusnya jangan berharap banyak. Kau yang harusnya berkaca. Soraya akan mengandung anakku. Dan dia dalam perlindungan, kekuatan, dan kekuasaanku. Kau tak akan mampu menariknya dariku."
"Pantaskah wanita suci alami seperti dia mendapatkan suami gila kekuatan dan kekuasaan sepertimu? Amat sangat tidak."
"Kau sendiri bagaimana? Kau juga gila akan hal itu, Kawan. Jangan salahkan aku akan semua ini!"
Dokter pun keluar dari ruangan Hugh. Ia tersenyum kecil. Hugh segera melepaskan kerah jaket Justin dengan kasar dan bertanya dengan cepat mengenai kondisi Soraya.
Dokternya menjawab, "Dia baik-baik saja. Dan ini amat membahagiakan. Siapa suaminya?"
"Saya suaminya," tegas Justin menjawab. Dokter itu melirik Justin lalu melanjutkan ucapannya.
"Kalau begitu, selamat! Istri anda positif hamil."
Justin tersenyum puas. Segera ia masuk ke ruangan pribadinya Hugh dan menggendong tubuh Soraya yang masih tak sadarkan diri. Justin mengatur lengan Soraya, agar melingkar di lehernya yang dipasangkan kalung besi berduri. Karena adanya kalung itu, Justin melingkarkan kedua lengan Soraya dengan hati-hati.
Sebelum pergi, Justin melihat Hugh sebentar. Menatap dengan tatapan tajam senyum jahat yang merasa penuh kemenangan dan kepuasan. Sementara tatapan mata Hugh membalas dengan raut wajah ingin marah meledak-ledak. Bahkan ia mengepalkan tangan kanannya, seolah-olah ingin meninju wajah alpha saingannya ini.
Justin pun mendekatkan wajah ke telinga kirinya Hugh, dan berbisik, "Aku menangkan keberuntungan ini. Ku ingatkan sekali lagi. Jangan coba-coba mengambil mawar putih ini dariku, atau rasakan akibatnya."
Barulah setelah itu, Justin pergi dengan langkah tegas terhormatnya. Membawa Soraya pulang dari kantor. Sementara Hugh masih terdiam berdiri tegak.
Carson dan Dennis beradu pandang. Tak bisa berbuat apa-apa untuk pemimpin pasukan mafia mereka ini. Amukannya akan membesar jika diajak bicara disaat-saat menyebalkan seperti ini.
...***...
Di rumah Justin...
Justin menidurkan tubuh Soraya dengan hati-hati. Setelah itu, ia melepaskan sepatu yang Soraya pakai, dan duduk di sebelahnya. Perlahan jilbab wanita itu juga dibuka. Rambut panjang sebahu itu ia belai, dan mencium dahinya dengan penuh gairah.
Tawa kecilnya ia keluarkan, dan keluarlah juga ucapan, "Akhirnya, kau berhasil memberikan apa yang ku inginkan selama ini. Kau memang selalu memuaskan aku, Sayang."
Sekali lagi, Justin mencium dahi istrinya. Tak hanya rambut. Perut Soraya juga ia belai perlahan. Rahimnya sudah benar-benar terisi oleh benihnya.
"Kaulah penerusku nanti. Baik-baiklah di dalam sana," ucap Justin pada perut Soraya. Ia juga mencium perut istrinya itu.
Menghela nafas panjang, lalu menutup mata perlahan. Justin mendekatkan dahinya ke dahi Soraya. Telapak tangan kanannya ia genggam kuat-kuat. Lalu berbisik pada telinga Soraya.
"Aku sudah pegang janjiku. Bersumpah untuk melindungimu dari kutukan itu. Hingga bulan purnama di malam Jum'at Kliwon berikutnya. Tapi sampai kapanpun, sulit bagiku untuk melepaskan dirimu. Jadi, janganlah jauh-jauh dariku."
{Tambahan: Di sini diceritakan, sebagai alpha atau pemimpin grup mafia Werewolf, Hugh dan Justin harus memakai kalung besi, berambut gondrong (maksimal sepinggang seperti Justin), dan bertato di dada mereka. Jika rambutnya diikat, maka harus dikedepankan bagai seorang Duke (Adipati Inggris), seperti yang dilakukan Justin ke rambutnya.}