Nyonya Misterius itulah julukkan yang diberikan oleh Arzian Farelly kepada Yumna Alesha Farhana.
Hari yang paling mengejutkan pun tiba, Yumna tiba-tiba meminta Arzian menikah dengannya. Arzian tidak mungkin menerima permintaan wanita itu, karena wanita yang ingin Arzian nikahi hanyalah Herfiza, bukan wanita lain.
Demi melanjutkan misinya hingga selesai, Herfiza memaksa Arzian menikah dengan Yumna demi cintanya. Untuk cintanya, Arzian mampu melakukan apapun termasuk menikah dengan Yumna.
Mampukah Arzian mempertahankan Cintanya kepada Herfiza, atau ia malah terjebak pada cinta Nyonya Misterius yang tidak lain adalah Yumna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MNM -01- Sebuah Misi
Seorang pria menatap gedung perusahaan besar, sungguh tak menyangka ia harus berada di tempat ini. Apalagi dengan tujuan melamar pekerjaan, bukan sebagai pegawai di kantor itu. Melainkan, menjadi seorang pelayan untuk mansion Kavendra. Jika tidak karena paksaan Faisal dan Herfiza, pria itu tidak akan mau melakukannya.
Pria itu sendiri tentu saja Arzian Farelly, demi cintanya pada Herfiza. Arzian mau melakukan apapun, termasuk masuk ke mansion Kavendra demi misi mencari bukti. Arzian mengusap keringat di wajahnya, ia terpaksa mengantri sejak pagi demi melamar pekerjaan itu.
Arzian teringat pada kejadian beberapa hari lalu.
Arzian dan Herfiza baru saja sampai di rumah Faisal, mereka pun langsung dipersilahkan duduk oleh tuan rumahnya.
"Ehmm... jadi gini Arzian, tujuan Om meminta Fiza untuk datang bersamamu. Karena Om ingin meminta bantuan padamu," katanya tanpa basa-basi.
"Memang bantuan apa yang bisa saya lakukan, Om? Jika saya bisa melakukannya, saya pasti tidak akan keberatan membantu, Om. Apalagi Om adalah Om Fiza, pengganti orang tua Fiza. Sedangkan Fiza adalah kekasih saya, wanita yang sangat saya cintai," jawabnya dengan tersenyum.
Herfiza mendengar ucapan Arzian seketika hatinya berbunga-bunga, kemarahannya tadi kini sudah sirna.
"Begini, kamu pernah mendengar Kavendra Group?" Arzian memgangguk, siapa yang tidak pernah mendengar nama perusahaan besar itu.
"Om dulu pernah kerja di sana berpuluh tahun yang lalu, Om tahu sekali banyaknya kecurangan dan kejahatan yang telah keluarga Kavendra lakukan. Terlebih sekarang, dalam pimpinan Yumna. Om dengar dari teman, Om. Bahwa mereka bahkan melakukan bisnis ilegal. Banyak yang mengetahui hal itu, tetapi mereka tidak memiliki bukti sehingga mereka sampai sekarang masih aman saja. Om rasa mereka keluarga jahat, mereka sudah menfitnah Om dulu kala. Bahkan juga membuat Om masuk ke penjara selama beberapa waktu. Dan sekarang, Om di sini memohon bantuan kamu untuk mencari bukti kejahatan keluarga Kavendra. Membuat mereka segera merasakkan masuk ke dalam penjara, karena jika dibiarkan saja mereka akan semakin berbuat seenaknya."
Mendengar penjelasan panjang lebar dari Faisal, Arzian mencoba mencernanya dengan perlahan.
"Saya? Apa Om yakin saya bisa melakukannya?"
"Sangat yakin, Om sudah lama mengenalmu, Arzian. Om rasa kamu sangat pantas melakukannya, kamu mau kan menolong Om. Bukan hanya untuk Om, kamu juga bisa menyelamatkan banyak orang dari keserakahan serta kekejaman keluarga Kavendra."
"Apa yang harus saya lakukan, Om. Kalau saya masuk ke perusahaan, lalu mencuri data-data. Saya rasa tidak alan semudah itu, mereka pun tidak akan sebodoh itu, Om.
"Bukan itu caranya, kita akan membuat rencana yang sangat bagus. Sehingga kemungkinan gagalnya sangatlah kecil."
"Memangnya apa rencananya?"
"Rencananya, kamu akan melamar pekerjaan sebagai pelayan pria di masion. Tidak mudah masuk ke mansion, informasi yang Om dapat. Kemungkinan bukti itu adanya di mansion, bukan di kantor mereka. Om akan memastikan bahwa kamu pasti bisa diterima kerja di sana, setelah mendapatkan pekerjaan itu. Kamu akan tinggal di sana, dengan mudah kamu bisa mencari bukti-bukti itu."
"Kerja di sana sebagai pelayan pria, Om? Yang benar saja, saya kan sudah punya pekerjaan, Om. Walau hanya sebagai karyawan swasta, tetapi gajinya kan pasti lebih dari hanya bekerja sebagai pelayan pria di masion itu."
Faisal tersenyum sinis. "Kamu kira gaji menjadi pelayan pria di masion Kavendra rendah, bahkan gajinya lebih besar dari pada gajimu sekarang. Tapi kamu kan kerja di sana hanya sementara saja, Arzian. Sampai dapat bukti dan mereka bisa mendekam ke penjara. Setelah itu kamu bebas mau kerja di mana saja."
Arzian tidak tahu harus bagaimana sekarang, oke untuk gaji lumayan. Namun, bagaimana dengan keselamatannya. Arzian jelas tidak mau mengantarkan nyawanya sendiri, tentu Arzian yakin bahwa melakukan tugas ini tidak akan semudah itu.
Herfiza menarik tangan Arzian, membawanya keluar rumah untuk berbicara berdua dengannya.
"Sayang, Arzianku. Tolonglah lakukan apa yang Om Faisal mau, bantulah Omku. Demi aku yang, lakukanlah sesuai rencananya," pintanya dengan menangis.
"Yang, ini tidak akan mudah. Bagaimana di sana aku malah ketahuan, mereka malah membunuhku. Apa kamu mau kehilanganku?" Herfiza menarik tangan Arzian, membawa kepelukkannya. "Kamu tidak akan kenapa-napa, sayang. Aku yakin, kekasihku sangatlah pintar. Dalam waktu singkat bukti itu bisa di tanganmu, setelah itu kamu bisa menikahiku. Kita akan menikah setelah kita memenangkan misi penting ini.
"Yang."
"Demi aku, kalau kamu benar mencintaiku, aku butuh bukti. Kamu bisa membuktikannya dengan cara melakukan misi itu. Ayolahh, kekasihku bukanlah seorang pengecut. Kamu pemberani, tidak akan ada hal buruk terjadi padamu, sayang."
Arzian menghela nafas panjang, sebelum mengambil keputusan dengan cepat. "Oke , aku mau. Ini semua aku lakukan demi kamu, sayang. Kamulah cintaku, sekalipun aku akan mati di sana. Aku tidak akan takut atau menyesal, karena ini semua untukmu Fizaku sayang."
Herfiza tersenyum senang, mendengar persetujuan Arzian. Setelah itu, mereka masuk kembali. Herfiza segera memberitahukan pada Omnya, keputusan yang baru saja Arzian ambil. Jelas Faisal sangat senang sekali, ia langsung memberitahu semua informasi tentang keluarga Kavendra.
Setelah menunggu lama, akhirnya sekarang waktunya Arzian untuk di interview. Begitu terkejutnya Arzian, ketika yang menginterviewnya ada seorang gadis cantik bak bidadari turun dari kayangan. Tidak lain adalah Yumna Alesha Farhana, seorang Nyonya besar pimpinan Kavendra Group.
Padahal yang Arzian tahu dari teman-temannya yang juga mendaftar, orang yang menginterview mereka adalah HRD. Namun, mengapa dirinya berbeda. Hingga membuat Arzian bertanya-tanya di dalam hati.
Sebagai lelaki normal, jelas Arzian langsung terpesona dengan kecantikkan Yumna. Biasanya ia hanya mendengar namanya, atau melihatnya di internet. Sekarang ia bahkan bertemu langsung, bertatap muka tanpa ada halangan. Kecantikkan Yumna 100 kali lipat lebih cantik dari apa yang ia bayangkan, mungkin Arzian mulai jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Yumna.
Namun, Arzian segera menyadarkan dirinya. Ia sudah memiliki kekasih walau memang tidak secantik Yumna, paling tidak untuk ukurannya Herfiza memang lebih pantas bersanding dengannya. Dibandingkan seorang Yumna, ia seperti pungguk merindukkan rembulan tak akan pernah bisa tercapai.
"Saya sendiri Yumna Alesha Farhana yang akan menginterview anda. Apakah anda akan keberatan?" tanyanya dengan tatapan tajam.
"Tidak, Bu," jawab Arzian cepat. Mana mungkin Arzian berani menjawab keberatan pada Yumna, itu sama saja mencari gara-gara pada wanita itu.
"Panggil saya Nyonya, saya tidak suka dipanggil Bu oleh siapapun termasuk kamu," titahnya tak terbantahkan.
"Jika seperti ini, auranya sungguh menakutkan," katanya dalam hati.
"Baik, Nyonya."
"Perkenalkan dirimu sekarang!"
"Baik, Nyonya." Arzian mengambil nafas sejenak. "Nama saya Arzian Farelly, usia 27 tahun. Saya pernah berkerja sebagai staff marketing beberapa tahun di sebuah perusahaan."
Selain memperkenalkan diri, Yumna juga meminta Arzian menjelaskan kekurangan serta kelebihannya. Yumna juga memberikan beberapa pertanyaan yang harus Arzian jawab, untungnya Arzian bisa menjawab semua pertanyaan yang Yumna berikan dengan cepat. Walau jantungnya berdeguk kencang, bukan karena apa, tetapi karena takut sekali. Hawa-hawa merinding mulai merasukki jiwa Arzian.
"Kamu saya terima bekerja sebagai pelayan pria di masion Kavendra, kamu bisa bekerja mulai besok. Persiapkan dirimu, besok orang kantor yang akan menjemputmu ke rumahmu pada pagi hari." Arzian mengangguk paham, ia tak menyangka ternyata bisa dengan mudah lolos interview.
"Tinggalkan alamat kamu di sana," titahnya sebelum pergi dari ruangan interview.