Lahirnya Penguasa Alam

Keesokan harinya di klan Xu Patriak serta beberapa tetua sudah bersiap untuk pergi menuju tempat kompetisi turnamen kota di selenggarakan.

Terlihat kini Xu Yuan patriak klan Xu, tetua Xu Peng, tetua Xu Chen, tetua Xu Lang dan tetua Xu Jian yang akan ikut mendampingi para anggota mereka yang akan mewakili klan Xu dalam turnamen kota tersebut. Tidak lupa juga Lin Hua, Xu Mei, Xu Tian, Xu Lou dan Feng Huang yang ikut bersama mereka serta beberapa murid lainnya bahkan terlihat Hu Bai juga ada bersama mereka dalam gendongan Xu Mei seperti seekor kucing.

" Para tetua dan anggota klan yang lainnya kami pamit untuk segera berangkat menuju Istana kota. Tetua agung saya menitipkan klan selama saya pergi." Ucap Xu Yuan kepada semua orang.

" Baik Patriak serahkan saja semuanya kepada kami yang ada disini dan kami semua menunggu kabar baik dari kalian semua." Ucap tetua agung Xu Long yang di angguki oleh semua orang.

" Baik jika begitu mari kita berangkat sekarang." Ucap Xu Yuan kemudian memanggil seekor elang hewan roh tingkat Kaisar yang sudah menjadi pelindung klan selama klan Xu berdiri dan telah di taklukkan oleh leluhur klan Xu sebelumnya yang akan membawa mereka semua menuju istana kota awan biru.

Mereka semua pun segera naik ke atas punggung elang tersebut, namun terlihat ada yang aneh karena elang tersebut seperti ketakutan saat melihat Feng Huang dan sepertinya elang tersebut mengetahui bahwa Feng Huang adalah Phoenik illahi.

Feng Huang pun kemudian berbicara di dalam pikiran elang tersebut agar bersikap biasa saja dan jangan membuat sesuatu yang tidak perlu dan di balas anggukan oleh elang tersebut.

Di atas awan kini mereka sedang duduk bersantai menikmati perjalanan mereka semua karena ini pertama kalinya untuk beberapa anggota yang menaiki sebuah hewan roh seperti elang tersebut.

" Mei'er seperti nya kamu begitu senang bersama Hu Bai hingga pergi pun kamu masih saja terus membawanya." Ucap Xu Tian.

" Heheee... Mei'er memang begitu menyukai Bai Hu yang begitu terlihat lucu dan menggemaskan, liat lah kak bulunya begitu halus." Ucap Xu Mei dengan tingkah lucunya.

" Roooaaarrrhhh..." Terdengar suara Bai Hu seperti ingin ikut dalam obrolan mereka.

" Hahaha... Baiklah jika kau menyukai bermain bersama Mei'er." Ucap Xu Tian seperti menyetujui apa yang di katakan Xu Mei.

___________________

Istana Kota Awan Biru.

Kompetisi turnamen kota ini di adakan di depan Istana kota awan biru terlihat di sana banyak para penduduk dari berbagi kalangan yang ingin ikut menyaksikan Kompetisi tersebut dan terlihat juga sepanjang jalan para pedagang, kedai-kedai yang ramai di kunjungi para penduduk yang sedang menunggu berlangsung nya turnamen serta tempat penginapan yang penuh karena sudah di pesan oleh mereka yang ingin menyaksikan Kompetisi tersebut dari tempat yang jauh dari Istana kota jadi mereka memutuskan untuk menginap begitu pun untuk Klan yang berkompetisi mereka pun sudah menyiapkan tempat untuk mereka menginap selama kompetisi turnamen kota ini berlangsung.

" Hei yang aku dengar Tuan muda klan Tang sudah mencapai Ranah Penyempurnaan Roh tingkat 1."

" Kau jangan lupakan tuan muda klan Bai sekaligus anak dari anak tuan kota kita, yang aku dengar dia juga sudah mencapai Ranah Penyempurnaan Roh tingkat 1."

" Tetapi jangan lupakan klan Xu dan Zhou mereka juga pasti telah mempersiapkan diri mereka untuk kompetisi ini."

" Kau benar tetapi apa kau tidak tau jika tuan muda klan Xu yang aku dengar cacat dalam kultivasi."

" Huss.. kau jangan berbicara terlalu keras jika nanti ada yang mendengar kau akan dalam bahaya."

" Terimakasih saudara sudah mengingatkan."

Terlihat beberapa kelompok yang sedang membahas para peserta yang akan ikut serta dalam kompetisi turnamen kota tersebut.

Turnamen akan segera di mulai terlihat di sekitar arena pertempuran sudah mulai banyak orang yang berdatangan dari berbagai kalangan begitupun para peserta dari klan Bai, klan Zhou, dan Klan Tang pun sudah datang beberapa waktu yang lalu.

" Hahaha.. apakah Xu Yuan takut karena tidak memiliki murid yang jenius sehingga dia tidak ingin mengikuti turnamen ini agar dia tidak mendapatkan malu?" Ucap Patriak klan Tang.

" Patriak Lou ji sepertinya dirimu sudah tidak sabar ingin berjumpa dengan diriku ini." Ucap Xu Yuan yang tiba-tiba yang baru saja datang lalu turun dari atas punggung elang.

" Cih.. Aku kira kau sudah ketakutan terlebih dahulu dan tidak mempunyai muka dalam turnamen ini." Ucap Tang Lou ji dengan ketus.

" Patriak Xu Yuan sebaiknya kau abaikan saja perkataan nya itu." Ucap Patriak klan Zhou yang juga berada di tempat tersebut.

" Hahaha... Patriak Zhou Ma bener lebih baik aku tidak perlu mendengar kan omong kosong nya." Ucap Xu Yuan dengan tersenyum sinis kepada Tang Lou ji.

Ya di kota awan biru memang banyak yang tidak menyukai Klan Tang karena sikap Patriak serta tuan muda nya yang semena-mena terhadap orang lain dan terlalu memandang tinggi dirinya .

" Apakah tuan muda klan Xu juga akan ikut dalam turnamen ini?" Tanya Zhou Ma saat melihat pada rombongan yang di bawa klan Xu.

" Oh..tidak anakku tidak akan ikut dalam kompetisi ini, dia hanya datang untuk menemani saudara serta saudari nya yang akan ikut dalam turnamen ini." Ucap Xu Yuan menjelaskan.

" Baiklah aku mengerti." Ucap Zhou Ma dengan tersenyum.

Ya dari semua klan memang klan Zhou yang tidak memandang rendah tuan muda dari klan Xu karena pada zaman dulu leluhur klan Xu pernah membantu klan Zhou dalam keadaan sulit jadi mereka berhubungan dengan baik hingga saat ini.

Satu jam lagi kompetisi turnamen kota akan segera di laksanakan para peserta pun sudah mulai berada pada tempatnya bersama klan mereka. Terlihat tribun penonton pun sudah mulai di penuhi oleh para penonton yang ingin menyaksikan para generasi muda dari kota awan biru.

Waktu pun cepat berlalu kini acara akan segera dimulai. terlihat wali kota awan biru sudah mulai memasuki arena dan berdiri di tengah-tengah arena.

" Baiklah karena kalian semua telah berkumpul di sini aku Bai Luan sebagai wali kota awan biru akan segera memulai jalannya kompetisi ini." Ucap Bai Luan lalu memukul gong sebagai pertanda di mulai nya kompetisi turnamen kota.

Suasana semakin riuh saat Bai Luan membuka kompetisi turnamen kota tersebut , mereka saling berpendapat siapa yang akan memenangkan turnamen ini dan ada juga yang memasang taruhan untuk jagoan yang mereka pilih.

Tidak lama kemudian Seorang pria dewasa memasuki arena dengan membawa selembar kertas di tangannya yang di duga sebagai wasit dari pertempuran yang akan di laksanakan.