🏆 Juara Harapan Baru Novel Pria YAAW 9🏆
Di kota Awan, seorang remaja berawal dengan julukan sampah Klan Long. Meski dirinya adalah cucu dari Patriark, Long Guan tidak diperhatikan dan sampai suatu ketika ia dijebak oleh sepupunya dan hampir meninggal, barulah kebangkitannya mulai terlihat sangat signifikan terkait warisan leluhur yang tidak sengaja ia terima.
Perjalanan Long Guan selanjutnya semakin berkembang tatkala ia secara tak sengaja memasuki Sekte Pedang Angin dan menjadi Ketua yang mampu menjadikan Sekte Pedang Angin terkenal dengan aliran kebajikannya.
Namun airmata dan darah tidak sedikit mengiringi langkahnya dalam mendaki puncak kultivasi. Penghianatan dari wanita yang ia harapkan menjadi pasangan di masa depan, menjadikannya semakin kuat dan tegar dalam mengejar impiannya.
Setelah menyerap Mustika Naga, segala rahasia alam kehidupan berada di dalam dirinya hingga ia melintasi tiga alam kehidupan dan menj
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjadi Yang Terbaik Untukmu
Tanpa Long Guan ketahui, wanita yang ia selamatkan ternyata adalah putri Tetua Sekte Pedang Angin yang sedang menjalankan misi sekte menumpas pasukan Iblis. Kali ini gadis yang bernama Jian Ling itu tengah menyamar demi mendapatkan informasi secara lebih akurat.
Dalam percakapan sebelumnya, Long Guan yang mulai tertarik dengan Jian Ling berusaha menekan perasaannya karena ia merasa malu. Sebagai lelaki normal ia tentu memiliki perasaan terhadap lawan jenisnya, meski bayangan pengkhianatan Shu Mingyu masih lekat dalam ingatannya.
Malam ini Long Guan berada pada kamar yang sama dengan Jian Ling dan sebenarnya ada banyak hal yang ingin ia tanyakan. Saat ini ia sangat membutuhkan informasi terkait Klan Long dan pasukan Iblis yang kini mulai muncul.
Namun tanpa Long Guan sadari, Jian Ling memiliki rasa penasaran yang tinggi juga tentang dirinya yang tak pernah ia dengar sebelumnya di Keluarga Long.
"Kenapa kamu melihatku seperti melihat hantu?" tanya Long Guan memecah keheningan.
Jian Ling seketika tersentak mendengar perkataan Long Guan, lalu berdiri dan berjalan mendekat.
"Maafkan aku, aku hanya memiliki rasa penasaran pada dirimu" jawab Jian Ling sambil tersipu malu.
Melihat Jian Ling secara seksama dan lebih dekat membuat jantung Long Guan berdetak kencang, penampilannya sangat berbeda dengan yang tadi sore ia lihat.
Long Guan seperti melihat Dewi dalam cerita legendaris, wajahnya cantik, kulitnya putih serta memiliki tubuh yang proporsional.
"Apakah setiap laki-laki memiliki mata seperti mu"? ucap Jian Ling sambil senyum mengejek.
"Owh, ini salah paham" balas Long Guan sambil menarik pandangannya.
"Hahaha.. Tidak usah terlalu kaku" ucap Jian Ling terkekeh menahan ketawa.
Namun wajah Long Guan tampak memerah menahan malu, akibat candaan wanita di sebelahnya yang tampak satu atau dua tahun lebih muda dari dirinya itu.
"Begini saja, mari kita saling bertukar cerita" ajak Jian Ling dengan santai.
Ia tidak merasa khawatir dengan Long Guan, ia percaya kepada dirinya bahwa pria penyelamatnya itu termasuk pria baik-baik. Hal ini dapat dilihat dari cara bicara dan sikapnya saat bersama.
"Baiklah" sahut Long Guan sambil mengangguk.
Ia lalu menghampiri Jian Ling dan berkata.
"Bagaimana lukamu?"
"Sudah lebih baik, dengan beristirahat yang cukup akan semakin cepat pemulihannya" jawab Jian Ling sambil melihat ke arah kain yang melilit di lengannya.
"Sini, biar kubantu agar lebih cepat sembuh" ucap Long Guan menawarkan bantuan.
Lalu Jian Ling mengulurkan tangan kirinya yang terluka.
"Jika kau berani menyentuhnya maka kamu harus berani berjanji untuk tidak melepaskannya sepanjang hidupmu" canda Jian Ling.
Namun tanpa diduga dengan sigap Long Guan meraih tangan halus tersebut dengan mengabaikan perkataan Jian Ling, lalu ia mengalirkan Qi vitalitas ke tangan wanita muda tersebut. Adapun Jian Ling merasakan energi kehangatan mengalir secara intens ke pergelangan tangannya hingga menyebar rata ke seluruh tubuhnya.
Dalam sekejap luka-luka yang dialami dari pertempuran sebelumnya menjadi pulih. Jian Ling bukanlah orang bodoh, ia mengetahui hanya ahli beladiri tingkat atas yang bisa menyalurkan Qi vitalitas dengan sebaik ini.
Ada tatapan kagum di mata Jian Ling, ia seperti tersihir dengan ketampanan dan kekuatan Long Guan.
"Huh.."
Apakah ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?" batin Jian Ling menahan senyum.
Tak butuh waktu yang lama, energi penyembuhan telah berperan aktif di dalam tubuh Jian Ling dan membuatnya sembuh seperti semula.
"Terimakasih, aku berhutang budi lagi padamu" ucap Jian Ling.
"Seperti ucapan mu sebelumnya, menyentuh tanganmu harus bertanggungjawab seumur hidupku, berarti tak ada hutang budi diantara kita" balas Long Guan sambil tersenyum puas.
Jian Ling terlihat salah tingkah, wajahnya tersenyum malu. Sejenak ia terdiam, lalu berkata
"Baiklah, aku akan mengikuti mu di masa depan, tapi berjanjilah untuk menjadi yang terbaik dalam hidupku".
Long Guan diam, memandang gadis yang baru ia kenal. Bayangan pengkhianatan Shu Mingyu masih belum hilang dalam ingatannya. Namun jauh di lubuk hatinya, ia membutuhkan seseorang yang selalu menyemangatinya dalam menempuh jalur beladiri.
"Aku Long Guan berjanji untuk menjadi yang terbaik untuk dirimu" ucap Long Guan dengan sungguh-sungguh.
Jian Ling menatap Long Guan dengan tatapan berkaca-kaca, lalu menghamburkan diri ke dalam pelukan Long Guan. Ada rasa nyaman diantara mereka berdua, seperti dua kutub magnet saling tarik menarik dan tidak terpisahkan. Lalu mereka duduk bersama menceritakan banyak hal tentang apa yang terjadi di Kota Awan.
Jian Ling baru mengetahui bahwa ayah Long Guan adalah Long Fan, sahabat karib ayahnya di Sekte Pedang Angin. Long Fan merupakan anggota Klan Long yang bergabung dengan Sekte Pedang Angin. Bahkan kematian Long Fan terkait menyimpan peta rahasia Makam Kuno terlarang yang dijaga Sekte Pedang Angin. Ia dan istrinya rela mengorbankan nyawanya demi memegang janji, hingga kini rahasia tersebut tersimpan rapi.
Tatapan Jian Ling kian hangat menatap Long Guan.
"Aku bersedia mengabdikan diri dan mengikuti kemanapun kamu pergi" ucap Jian Ling dengan sungguh-sungguh.
Keyakinan akan sosok Long Guan semenjak awal ternyata memang tidak keliru, bahkan jika ada ayahnya tentu tidak akan menyalahi tindakan Jian Ling. Persahabatan keduanya seringkali diceritakan, hanya saja kesibukan ayahnya di Sekte membuat Jian Ling tidak sempat diajak berkunjung ke kediaman keluarga Long.
"Besok pagi kita akan ke sekte Pedang Angin untuk bertemu ayahku. Dia pasti akan bangga bisa melihatmu" ucap Jian Ling dengan wajah berbinar senang.
"Baiklah jika demikian, aku akan ikut denganmu" jawab Long Guan.
Lalu keduanya beranjak untuk istirahat, Jian Ling tidur di ranjang, sementara Long Guan duduk dalam posisi sila di dekat ranjang Jian Ling beristirahat.
Dalam posisi lotus, Long Guan teringat akan jurus pedang yang digunakan oleh Jian Ling pada saat melawan penjahat. Gerakan pedangnya tampak familiar dengan gulungan yang ia dapatkan dari leluhur Long di cincin penyimpanan. Namun gerakan Jian Ling tampak kasar, ada beberapa gerakan yang sangat mirip namun terkesan berbeda pada sentuhan tenaga dalam yang dialirkan.
"Ling'er apakah kamu sudah tidur?" tanya Long Guan dengan panggilan sayangnya.
"Belum Gege" jawab Jian Ling.
"Ke sini lah, ada yang ingin aku tunjukkan padamu" ucap Long Guan sambil mengeluarkan sebuah gulungan.
"Ini, pelajarilah! Sepertinya banyak kemiripan dengan jurus yang kamu gunakan saat berhadapan dengan kelompok penjahat tadi" ucap Long Guan sambil menyerahkan sebuah gulungan ke tangan Jian Ling.
Setelah membuka dan membacanya secara teliti, mata Jian Ling membulat tak percaya, lalu berkata.
"Gege, ini adalah salah satu jurus andalan Sekte Pedang Angin, Jurus Pedang Membelah Hujan versi lengkapnya" ucap Jian Ling dengan ekspresi sangat gembira.
Ia lalu memeluk Long Guan tanda senang.
"Kenapa Gege berikan padaku? " tanya Jian Ling dengan nada yang tidak percaya.
Dalam pikirannya gulungan ini sangat penting, bahkan para tetua sering memperdebatkan untuk menyempurnakan Jurus Pedang Membelah Hujan yang telah lama hilang semenjak Ketua Sekte Pedang Angin meninggal.
"Aku sudah menguasainya, dan aku juga ingin kamu berlatih menjadi lebih kuat, ancaman kemunculan Kaisar Iblis adalah ancaman besar bagi keberlangsungan kehidupan umat manusia" jawab Long Guan sambil mengusap lembut kepala Jian Ling.
"Aku takkan mengecewakan Gege" ucap Jian Ling dengan yakin.
"Sekarang istirahat lah, besok kita akan lanjutkan perjalanan" kata Long Guan melepaskan pelukan Jian Ling.
"Iya Gege, aku istirahat dulu. Gege juga istirahat jaga staminanya" ucap Jian Ling dengan hangat.
Lalu ia bergegas kembali naik ke ranjang dengan senyuman mengembang, ia tidak salah memilih pria untuk menjadi pendampingnya. Selain baik dan mengenal batasannya, Long Guan juga memiliki budi pekerti sebagai kultivator garis lurus yang selama ini jarang ditemukan di Kota Awan.
Malam pun berjalan dengan hening, namun Long Guan yang masih dalam posisi duduk bersila mengedarkan indra spiritualnya. Ia merasakan banyak kekuatan di alam Inti Qi yang sedang berada di sekitar penginapan tanpa melakukan pergerakan.
****
Di Kediaman Klan Long....
Patriark Long sepuluh hari lagi akan merayakan ulang tahun yang ke seratus, sudah menjadi rahasia umum bahwa kultivator yang sudah memasuki tahap Kelahiran Kembali dapat berusia lebih dari seratus tahun.
Pada umumnya kultivator manusia fana rata-rata hanya mencapai tujuh puluh sampai sembilan puluh tahun. Adapun yang dapat mencapai seratus tahun akan menjadi pilar keluarga, seperti Patriark Long satu-satunya Patriark Klan yang dapat memasuki ranah Kelahiran Kembali.
Namun andai saja mereka mengetahui saat ini Long Guan masih hidup dan memiliki tingkat kultivasi yang sama dengan kakeknya pasti mereka akan muntah darah, betapa mengerikannya pemuda yang berusia dua puluh satu tahun sudah berada di alam Kelahiran Kembali, sungguh masa depan yang tidak terbatas.
Undangan perayaan pun segera dikirim ke seluruh petinggi Kekaisaran Qin. Para keluarga besar dan keluarga yang menjalani hubungan baik dengan Klan semuanya diundang. Diperkirakan hampir seribu orang yang akan hadir, sungguh pesta yang sangat besar.