NovelToon NovelToon
I Am A Perfect

I Am A Perfect

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan / Romansa-Teen angst
Popularitas:739.7k
Nilai: 5
Nama Author: dewi wahyuningsih

Pemahaman yang salah mengenai seorang anak, pada akhirnya akan membuat hati anak terluka, dan memilih jalannya sendiri untuk bahagia.
Bahkan parahnya, seorang anak harus merasa jika rumah yang ia tinggali, lama kelamaan berubah menjadi neraka baginya.

Seorang gadis bernama Mirelia, hidup di keluarga yang semuanya adalah seorang pengusaha meski bukan pengusaha yang sukses. Ayahnya memiliki beberapa toko bangunan yang lumayan terkenal, juga selalu mendapatkan omset yang jauh dari cukup. Ibunya adalah penjual kue kering online yamg juga sudah banyak memiliki langganan, bahkan ada beberapa selebriti yang memesan kue darinya. Kakaknya juga seorang gadis yang cantik, juga sangat membantu perkembangan toko sang Ayah.

Mirelia? Gadis itu hanya mengisi peran sebagai anak yang manja. Bahagiakah? Tidak! Dia ingin melakukan banyak hal yang bisa membuat orang tuanya bangga, tapi sialnya dia selalu saja gagal dalam meraih usahanya.

Suatu ketika, seorang pria datang dengan tujuan untuk dijodohkan dengan Mirelia, tapi masalahnya adalah, sang kakak nampak jatuh hati tanpa bisa disadari Mirelia lebih cepat.

Akankah laki-laki itu mengubah hidup Mirelia? Ataukah dia akan menjadi pasangan kakaknya?

Lalu, bagaimana Mirelia menemukan kebahagiannya? Bagaimana Mirelia bisa menunjukkan sesuatu yang mampu membuat orang tak lagi menganggapnya manja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sad is over!

" Bisakah lepaskan ikatan pertunangan di antara kalian? Aku jatuh cinta padanya, rasa ini semakin dalam meski aku sudah mencoba untuk mengabaikannya. "

Kalimat yang keluar dari bibir Derel itu seakan menghunuskan lima ratus samurai di dada Mire. Bagaimana bisa dia meminta hal yang bahkan dia tidak akan mau membayangkannya? Sejenak dia memejamkan mata untuk menata hatinya juga pikiran yang kacau balau.

" Kak, bagaimana bisa kau mengatakan ini? "

Derel menyeka air matanya, bibirnya gemetar menahan tangis agar tak bersuara. Dia sebenarnya tahu permintaan itu terlaku menyakiti adiknya, tapi bisakah dia egois dan mengedepankan keinginannya?

" Mire, kakak tahu kau pasti tidak rela. Tapi, kau bisa saja bertemu pria lain nantinya, banyak orang yang menyukaimu Mire, sedangkan kakak? Kakak bahkan tidak pernah sekalipun berteman dengan seorang pria. "

Mire menatap kedua bola mata kakaknya dengan tatapan tidak percaya. Apakah gadis yang berdiri di hadapannya itu sungguh kakaknya? Mengapa itu terasa asing? Mengapa permintaan seorang kakak kepada adiknya begitu tidak masuk akal? Haruskah dia marah? Haruskah dia bertanya dari mana kekejaman itu berasal?

" Mire, kakak mohon penuhi keinginan kakak ya? Biarkan kakak saja yang menggantikan pertunangan mu ini. " Derel memegang erat lengan Mire sembari menangis memohon, sedangkan Mire, gadis itu masih terdiam karena berharap gadis yang bicara itu bukanlah kakaknya. Tapi sayang, dia bukanlah pemilik kehidupan, jadi dia juga tidak bisa membantah kenyataan yang terjadi di depan matanya.

" Kakak, kenapa kau meminta hal yang tidak mungkin akan aku berikan? "

Derel melepaskan lengan Mire, menyeka lagi air matanya, lalu menatap Mire.

" Sedari kecil kau selalu mendapatkan apa yang kau inginkan. Kasih sayang yang berlebih dari Ayah dan Ibu, kau punya nenek yang sangat menyayangimu, kau punya paman, bibi, semua orang yang selalu mencintaimu. Tapi aku? Kau lihat aku! Apa pernah nenek memelukku, menemaniku tidur saat aku kecil? Pernahkah Paman dan Bibi menyayangiku seperti mereka menyayangimu? Aku tahu, aku tidak banyak bicara saat kecil, tapi aku juga ingin menjadi sepertimu! Aku iri dengan apa yang kau dapatkan, bahkan rasa iri itu juga masih ada sampai sekarang. "

Mire terus saja menatap Derel dengan tatapan tidak percaya, dan membiarkan saja air matanya menetes.

" Kau, juga sangat disayangi oleh Ibunya Drago, tapi aku? Aku tidak mendapatkan satu pun yang aku inginkan! "

" Kakak sudah selesai bicara? " Mire menyeka air matanya yang terus saja menetes.

" Ingat kak, saat aku kecil aku selalu mengajakmu bermain, nenek juga selalu bilang, Mire, ajak kakakmu sana! Tapi kau selalu menepis tanganku dengan tatapan marah setiap kali aku mencoba menggandeng tanganmu! Paman dan Bibi juga selalu menyapa dan mencoba dekat dengan memberikan beberapa hadiah, tapi kau bilang tidak suka lalu lari masuk ke dalam kamar! Kakak sendiri yang membuat batasan itu, kakak sendiri yang sudah membuat orang tidak ingin dekat, jadi jangan menyalahkan aku dibalik kata-kata melas mu, kakak! "

" Mereka hanya bosa-basi, mereka tidak pernah menatapku tulus seperti mereka menatap mu, lalu bagaimana bisa aku menerima hadiah itu dengan tidak tahu diri?! "

" Apakah itu salahku? Salahku karena disayangi oleh mereka? "

Derel mengepalkan kedua tangannya sembari menahan tangisnya lagi.

" Tidak, semua itu adalah salahku, karena aku bukan anak kandung Ayah. "

" Lalu, kenapa? Kenapa kau menyimpulkan semua itu sendiri dan menuduh semua orang tidak menyayangimu? Mereka sungguh menyayangimu, kak. "

" Kau tidak akan pernah mengerti, Mire. Aku melakukan semua hal hanya untuk membuat orang lain menyayangiku, sementara kau, kau hanya tersenyum dan menyapa, kau langsung disayangi oleh orang. "

" Kalau begitu, memang benar itu adalah salahmu, kak. Itu salahmu karena terlalu berpikir buruk tentang orang lain, dan bodoh karena tidak memahami hanya karena kau anak tiri Ayah. "

" Mire! " Plak!

Entah sejak kapak Ayah dan Ibu berada di depan pintu, tapi kini tiba-tiba mereka masuk dan Ayah menampar pipi Mire.

" Ayah! " Pekik Ibu yang terkejut melihat Ayah Luan melayangkan pukulan di pipi Mire untuk pertama kalinya. Derel juga terperangah kaget melihat nya.

" Mire, jangan harap kau bisa menyebut itu lagi! "

Mire menatap bola mata Ayahnya yang membara marah sembari memegangi pipinya yang terasa perih.

" Kakak yang mengatakan untuk pertama kali, kenapa Ayah tidak menamparnya juga? "

Ayah Luan terdiam begitu mendengar ucapan Mire.

" Hanya karena aku anak kandung Ayah, lalu merasa pantas memukulku? "

'' Berhentilah berbicara, kau akan lebih baik jika diam. "

Mire tersenyum pilu, dia menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan pelan, berjalan untuk mengambil tas, lalu pergi begitu saja.

Setelah sampai di luar, Mire memesan ojek online seperti biasanya jika ingin berpergian, lalu menuju ke rumah Ibu Rina dan Drago. Sebentar Mire menarik nafas dalam-dalam lalu mengembangkan senyumnya agar Ibu Rina tidak merasa curiga, barulah dia memencet bel. Cukup lama Mire berdiri, tapi akhirnya pintu terbuka juga.

" Mire? "

" Drago? Kau mau kemana? Ibu ada? "

" Aku mau ke resto karena ada beberapa bahan fresh food yang akan masuk, dan Ibuku sedang menginap dirumah adiknya. "

" Oh begitu ya? " Mire nampak kecewa.

" Kau ada perlu dengan Ibu atau denganku? " Tanya Drago.

" Denganmu, juga dengan Ibu. "

" Tapi aku harus pergi. "

Mire memaksakan senyumnya.

" Sebentar saja, aku hanya perlu menanyakan satu hal saja denganmu. "

Drago menghela nafas, dan kembali menatap Mire.

" Kalau begitu sekalian aku antar saja kau pulang ya? "

Mire mengangguk setuju.

" Kau mau minum dulu? "

" Tidak usah. "

Setelah mobil mulai melaju, Mire dan Drago melanjutkan obrolan mereka.

" Drago, menurutmu kakakku orang yang bagaimana? "

Drago terlihat malas untuk menjawab, tapi pada akhirnya dia tetap menjawabnya.

" Yah, dia cerdas dan baik. " Mire tersenyum.

" Kalau begitu, bagaimana denganku? " Tanya Mire sengaja memasang wajah manjanya.

" Kau manja, kadang menyebalkan, sembrono, dan juga pemaksa. " Setelah mengatakan itu Drago mengalihkan pandangan.

" Benarkah? Sepertinya memang kakakku lebih cocok untukmu ya? " Mire terkekeh meski sebenarnya tidak ingin tertawa.

" Jangan omong kosong, cepat tanyakan apa yang ingin kau tanyakan saat dirumah tadi! "

Mire tersenyum seraya menggelengkan kepalanya.

" Aku sudah mendapatkan jawaban. "

Drago mengeryit, sebentar menatap Mire yang sekarang sudah tak lagi ingin bicara.

" Aku tidak masuk ya? " Ucap Drago sesampainya mereka di rumah orang tua Mire.

" Drago, boleh aku bertanya sesuatu sebelum kau lergi? "

" Apa? "

" Apakah kau menyukaiku, oh, maksudku cinta? "

Drago berdehem beberapa kali karena merasa obrolan itu terlalu canggung.

" Hubungan kita sudah sampai disini, apa pengaruhnya lagi tentang cinta? "

Mire memaksakan senyumnya dan mengangguk seolah-olah dia paham.

" Baiklah, kau hati-hati di jalan, sampaikan salam ku

pada Ibu, dan juga maaf . " Setelah mengatakan itu Mire pergi meninggalkan Drago yang mematung bingung.

Begitu masuk ke dalam rumah dia mendapati Ayah, Ibu dan kakaknya yang tengah membujuk kakaknya. Kalai dilihat dari wajahnya, sepertinya Derel sama sekali tidak berhenti menangis sebelum kepergian Mire.

Mire berjalan mendekat dengan wajah datarnya, dan berdiri tepat di hadapan keluarganya. Mire mengangkat jemari yang terlilit cincin pertunangan, melepaskan perlahan, lalu meletakkan di meja, dan mendorongnya ke hadapan Derel.

" Semoga kau, Ayah dan Ibu bahagia. " Mire berjalan masuk kedalam kamarnya.

Bersambung

1
Morton Hearrison
Pebinor?
Morton Hearrison
Ini novel bagus
Knp kurang yah peminatnya?
Sedang bnyk novel murahan di NT justru dpt lebih?
Morton Hearrison
Mampus tuch luan
Di saat spt ini msh blm sadar juga dia
Morton Hearrison
Mere itu Kan wanita
Apa yg mo di beban Kan oleh bapaknya yg edan itu?
Lain lg klo mere itu laki2...
Bukankah anak perempuan itu deketnya ke bapaknya?
Ini bapak kyk ibu tiri jadinya
Morton Hearrison
Membanding2kan anak Efeknya sungguh sangat jahat
Krn psikologi anak akan goyah
Sy bertahun2 mengalami itu tp krn rasa cinta sy kpd ortu shg dampak negatif nya tdk begitu merusak saya, meski merusak mental saya
Deandra🕊🌻
tiap part-nya selalu mengandung bawang😭😭😭
Deandra🕊🌻
demi apa..gw mewek dari part sebelum ini...keren seh novel loe,,benar2 ngerasa kyak nyata bnget..😭😭
Rini Kuswanti
keren
nanik sriharyuniati
Luar biasa
Shyfa Andira Rahmi
👍👍👍👍👍
Shyfa Andira Rahmi
sekali PELAKOR yaaa tetep PELAKOR gelarmu, meski kau yg melahirkan Mirelia...sebelum Mire lahir kau lebih dulu melahirkan Derel
Shyfa Andira Rahmi
BODO AMAT
Shyfa Andira Rahmi
ko aq brharapnya kematian dibalas dgn kematian juga yaa🤣🤣🤣
jahat sekali yaaa pikiranku ini🙏🙏
Shyfa Andira Rahmi
😭😭😭
Shyfa Andira Rahmi
🤮🤮🤮
Shyfa Andira Rahmi
🤣🤣🤣
Shyfa Andira Rahmi
❤️❤️❤️
Shyfa Andira Rahmi
GILA...GILA...GILA
Shyfa Andira Rahmi
jalan menuju suksesnya MIRELIA💪💪
Shyfa Andira Rahmi
mending jadi diri sendiri saja....ngapain niru orang lain
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!