Sekuel(Emily:Ketika cinta harus memilih)
Maxime Alexander Lemos pria berusia 37 yang merupakan orang kepercayaan pimpinan mafia paling kejam di Jerman jatuh cinta pada seorang gadis namun cintanya harus kandas terhalang restu dari orangtua gadis yang ia cintai dan meninggalkan luka yang begitu mendalam hingga cinta itu berubah menjadi dendam. Ia pergi meninggalkan semuanya merelakan orang yang ia cintai menikah dengan pria pilihan orangtua.
Hingga berbulan lamanya dan keduanya kembali dipertemukan dengan keadaan yang berbeda.
Bagaimana kisah mereka, yuk simak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Dinner romantis
"Max ini-- ucapan Amelia menggantung di udara saat Maxime mengajaknya ke taman belakang yang disulap dengan begitu indah untuk dinner mereka malam ini.
Setelah selesai membersihkan tubuhnya Maxime meminta maid untuk mempersiapkan semuanya dengan cepat karena ia ingin mengajak Amelia dinner romantis malam ini dan semoga saja gadis itu memaafkannya.
"Kamu suka?," tanya Maxime yang sudah berdiri di belakang Amelia.
Amelia tidak bisa berkata apa apa lagi. Gadis itu tidak bisa menyembunyikan rasa kebahagiaannya disetiap kejutan dan demi kejutan yang diberikan Maxime. Beberapa saat yang lalu Maxime memasangkan cincin di jari manisnya dan mengatakan jika mereka bertunangan dan ini Maxime mengatur dinner romantis untuk mereka berdua.
"Duduklah!," ujar Maxime menarik kursi untuk Amelia.
Dengan jantung yang berdebar Amelia melangkah menuju Maxime, apalagi tatapan Maxime padanya seakan menusuk jantungnya."Terimakasih Max," jawab Amelia hampir tidak terdengar.
Maxime tersenyum tipis lalu mengangguk pelan."Iya...," jawab Maxime lalu ikut duduk di kursi yang ada dihadapan Amelia.
"Amel...," seru Maxime.
Amelia yang sedang sibuk memandangi suasana di sekitarnya menoleh. Kedua mata mereka bertemu dan saling mengunci.
"Amel...kamu belum menjawab pertanyaanku. Apakah kamu menyukai kejutan ini?," tanya Maxime dengan lembut.
Amelia mengangguk pelan."Iya...Max," jawab Amelia meski sebenarnya ia masih sedikit merasa kesal pada Maxime. Tapi ia tidak mungkin merusak suasana malam ini yang dengan sengaja disusun oleh Maxime. Ia ingin melihat sejauh mana Maxime mencoba meluluhkan hatinya kembali.
Maxime menarik sudut bibirnya, ia berharap perlahan hati Amelia kembali melunak. Ia ingin memperbaiki semuanya dan untuk menikahi Amelia mungkin belum akan ia lakukan dalam waktu dekat ini karena ia harus menyelesaikan semuanya terlebih dahulu apalagi Kakek Armand masih saja berusaha mencari keberadaan Amelia. Ia tidak ingin membahayakan nyawa Amelia meski ia tahu Amelia sempat bergabung dengan mereka dulunya.
"Ayo makan!, kamu pasti lapar bukan?," ucap Maxime yang malam ini sengaja meminta maid untuk memasak makanan kesukaan Amelia
Amelia mengangguk pelan. Kejutan demi kejutan yang diberikan Maxime padanya sedikit meluluhkan hatinya yang sebelumnya begitu kecewa dengan Maxime.
Keduanya menikmati dinner romantis di bawah sinar rembulan yang malam itu bersinar terang. Ditambah lagi suasana yang disulap dengan begitu sangat romantis membuat keduanya begitu menikmati momen malam ini.
"Aku akan membuatmu tidak bisa lagi pergi dariku Amelia. Dan cincin yang baru saja aku pasangkan dijari manismu adalah simbol jika aku sudah mengikatmu dalam hubungan ini," batin Maxime melirik cincin bermatakan berlian di berkilau dijari manis Amelia.
Maxime bukannya memakan makanannya akan tetapi pria itu malah sibuk memandangi Amelia. Malam ini adalah momen spesial baginya setelah hubungan mereka dulunya sempat renggang. Dan ia berharap setelah malam ini Amelia kembali melunak dan tidak lagi bersikap dingin padanya. Ia tahu semua ini adalah paksaan darinya. Tapi ia ingin Amelia tahu keseriusannya dalam memperbaiki hubungan mereka. Wajah cantik Amelia yang berada di bawah sinar rembulan malam ini tidak bosan ia pandangi. Ia benar-benar tidak menyangka akan jatuh hati pada gadis sederhana seperti Amelia. Sebelumnya tidak ada satu orang wanita maupun gadis yang menggetarkan hatinya tapi Amelia benar-benar berbeda.
"Max...kau tidak makan?," tanya Amelia membuat Maxime tersentak dari lamunannya.
"Melihatmu makan dengan lahap sudah membuatku kenyang, Amel," jawab Maxime berusaha bersikap biasa saja menyembunyikan rasa gugupnya saat ini.
"Jangan membual Max, mana ada seperti itu," ucap Amelia yang tidak baja menyembunyikan rona merah diwajahnya karena pujian dari Maxime.
"Bukti ada. Aku merasakannya," jawab Maxime menatap Amelia dengan begitu dalam. Gadis ini benar-benar semakin terlihat cantik membuatnya tidak bisa memalingkan pandangannya walau sedetik pun.
"Mau nambah?," tanya Maxime saat melihat piring Amelia hampir kosong.
Amelia menggeleng pelan."Tidak. Aku sudah kenyang," jawab Amelia.
Maxime berdiri dari duduknya lalu mengulurkan tangannya pada Amelia. Pria itu tampak berharap Amelia menyambut uluran tangannya. Dan benar saja Amelia menyambut uluran tangannya. Ia mengenggam tangan Amelia dengan begitu lembut memberikan kenyamanan pada Amelia.
"Max mau kemana?," tanya Amelia mengikuti langkah Maxime menjauhi tempat dimana mereka baru saja makan malam.
"Menculikmu dan menjadikanmu pengantinku," jawab Maxime dengan asal dan tetap fokus pada jalanan yang ia lalui.
"Bukankah sekarang ini kamu sudah menculikku Max," jawab Amelia yang tidak bisa menyembunyikan rasa gugupnya.
"Benarkah aku sekarang menculikmu?," tanya Maxime menarik Amelia kedalam pelukannya saat mereka sampai disebuah gazebo yang mengarah langsung ke lautan lepas.
"Max...jangan seperti ini. Nanti ada yang melihat," ujar Amelia berusaha untuk melepaskan pelukan Maxime dipinggangnya.
"Tidak akan ada yang berani datang kesini dan melihat kita, Amel. Aku menjamin itu semua," jawab Maxime menatap wajah cantik Amelia yang saat ini terlihat panik namun aura kecantikan gadis itu benar-benar kuat sehingga ia tidak mampu untuk berpaling sedikitpun.
"Amel...i'm sorry," ucap Maxime dengan sungguh-sungguh. Ia tidak pernah sedikitpun tahu jika Amelia menyusulnya ke negara ini.
Amelia menatap kedua manik mata Maxime, membiarkan kedua tangan pria itu melingkar di pinggangnya. Ia melihat ketulusan di kedua mata Maxime dan juga tatapan penuh cinta dari pria itu untuknya.
"Max...aku tidak tahu harus menjawab apa, semuanya sangat tiba-tiba bagiku. Aku-- aku takut akan kegagalan kita sebelumnya Max," jawab Amelia.
"Tidak akan ada lagi yang memisahkan kita Amel. Ibumu sudah tidak ada lagi yang akan menentang hubungan kita," ucap Maxime.
"Iya aku tahu. Tapi--
"Tidak ada kata tapi lagi Amel. Aku tidak bisa lagi kehilanganmu. Aku sangat mencintaimu," ucap Maxime dengan penuh kesungguhan. Ia ingin Amelia tahu jika ia benar-benar bersungguh-sungguh dalam hubungan ini.
"Ini adalah pertama kalinya aku jatuh cinta dan kamu adalah my first love. Dan aku tidak akan pernah melepaskanmu lagi baby," sambung Maxime.
"Benarkah?," tanya Amelia yang tampak terkejut dengan ucapan Maxime.
"Apakah aku terlihat bercanda Amelia?. Aku serius," jawab Maxime dengan tatapan dalamnya pada Amelia sehingga membuat gadis itu terlihat salah tingkah.
"Max, kamu yakin dengan hubungan kita. Aku takut gagal lagi Max," ujar Amelia. Entah kenapa ia merasa akan ada batu sandungan yang cukup besar yang akan datang menguji hubungan mereka.
"Kita akan hadapi bersama dan untuk kali ini aku akan memperjuangkanmu," jawab Maxime.
"Baiklah, jika kamu yakin Max," angguk Amelia. Beberapa hari ini ia sudah memikirkan semuanya. Perasaannya pada Maxime memang tidak pernah padam bahkan sekarang semakin bertambah apalagi perlakuan Maxime padanya yang membuatnya tidak bisa menolak pesona pria ini.
"Kita sepasang kekasih lagi sekarang?," tanya Maxime yang tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.
"Iya Max, tapi aku mohon jangan mengecewakanku lagi. Aku tidak punya siapa siapa lagi di dunia ini selain kamu Max," jawab Amelia.
Maxime memeluk Amelia dengan begitu erat."Aku janji tidak akan lagi mengecewakanmu," bisik Maxime. Ternyata tidak sia-sia ia datang kesini, ia mendapatkan kembali hati sang kekasih yang dulu pernah hilang.
"Aku janji Amel. Aku janji akan mempertemukanmu dengan satu-satunya keluargamu setelah permasalahan ini selesai," batin Maxime.
...****************...
semoga para penjaga tidak ada yg berkhianat
bagaimana busuk nya kake Arman