Seorang gadis yang ternodai oleh sang kekasih dan ditinggal, sang gadis hamil dan kedua orang tuanya menanggung malu, tapi dengan setia dia menanti kedatangan kekasih meski kehamilannya sudah besar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eritasyofia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SETELAH PERNIKAHAN NISA ADIK ELSYE
BAB 19.
Ada yang aneh dari keluarga Prama semua biaya resepsi di bebankan pada keluarga perempuan.
Elsye sanggup membantu biaya untuk di adakan di hotel tapi papa melarang, karena papa sepertinya bisa menilai kekurangan keluarga Prama.
Nisa diminta mama dan papanya tinggal dirumahnya setelah nikah karena rumah Prama ada keluarganya, dua adik perempuannya yang sombong dan ibunya.
Papa bram sudah bercerai dengan mama Prama, itu Nisa baru tahu.
Dua adik Prama yg perempuan kuliah yang semuanya dibiayai Prama .
Prama adalah tulang punggung keluarga.
Itu yang Nisa takutkan, karena setelah menikah salah satu dari mereka harus berhenti bekerja, itu peraturan perusahaan.
Mampukah Prama nanti menghidupi sekian banyak orang termasuk istrinya.
Baru satu hari acara, Prama sudah mengajak Nisa pindah kerumahnya.
Nisa membicarakannya dengan papanya.
" Pa, bang Prama minta Nisa pindah kerumahnya"
" Gak bisa nak, kalau di adat kita bukan perempuan yang ikut laki² tapi sebaliknya "
" Papa bicaralah sama bang Prama ".
" Besok papa coba bicarakan".
Paginya waktu ngopi diruang tamu Prama bilang sama papa untuk mengajak Nisa pindah kerumahnya.
" Gini Prama, biasanya bagi kami orang Sumatera barat anak perempuan setelah nikah tinggal sama orang tuanya, kecuali mereka sudah memliki rumah sendiri bukan rumah mertua "
" Tapi pa, Prama kasihan mama sama adik² , yang laki laki dirumah cuma Prama, nanti kalau ada apa² kan kasihan"
Papa Nisa berpikir, iya juga ya.
" Yaudah, kalau itu alasannya bisa papa terima, terserah kalianlah "
" Baik pa, rencana besok Prama bawa Nisa pindah "
" Loh, kenapa secepat itu, tunggulah agak seminggu dulu "
" Kasihan mama sama adik² pa ".
" Yaudah lah, papa bisa bilang apa lagi ".
Esok harinya, sore Prama
Pulang kantor dia datang dengan mobil av***a, tidak pakai mobil mewah lagi yang dibawanya waktu lamaran.
Nisa adik beradik jadi bingung, termasuk papa dan mama Nisa.
Mama Nisa menangis memeluk anaknya.
" Mama gak usah nangis, Nisa pindahnya masih dikota ini kok, nti kalau kangen Nisa pulang ya".
" Iyoooo"
jawab mama sambil terisak.
Papa Nisa berusaha membujuk istrinya.
Alangkah sedihnya hati Nisa harus berpisah dengan keluarganya.
Tiba dirumah mertuanya, Nisa disambut oleh tiga wajah masam, Nisa mencium tangan mertuanya, dengan kasar disentakkan nya tangan Nisa.
Nisa sedih sekali, Prama sudah duluan ke kamar membawa koper Nisa.
" Bang, gak bawa makanan ya,bawa² kek kalau pulang tu "
Teriakan itu membuat Nisa kaget karena tidak terbiasa dengan suara keras.
" Rendang pesta kemaren udah habis ya bang "
tanya adiknya yang satu lagi.
Nisa bingung.
" Hei kak Nisa , kita belum masak nih untuk makan malam "
" Nisa bantu masak dong mungkin adik² itu udah lapar"
Kata Prama.
Nisa menurut saja, diapun pergi ke dapur dan melihat bahan yang mau di masak, cuma ada telor dan tahu, sayur juga gak ada.
Reni merebus telor yg sepuluh butir itu dan membuat goreng balado campur tahu.
Setelah selesai dia menghidangkannya di meja makan.
Semua pada datang untuk makan.
Nisa duduk disamping Prama , setelah mengisi nasi Prama diapun mengisi piringnya.
" Kakak nanti aja makannya, kakak kan pendatang " .
kata adiknya yang kecil.
" Nisa , duduk, makan ".
kata Prama.
Mama Prama merajuk, berhenti makan dan masuk kamar, Prama menyusul kekamar.
Nisa langsung masuk kamarnya dan menangis.
Teringat kekompakan keluarganya, dua orang kakaknya yang bahagia dengan keluarganya.
" Ini hari pertama aku akan menunggu sampai hari ke tujuh ".
setelah itu aku pulang biarlah gak punya suami, aku rela jadi janda.
Kata Nisa dalam hati.
mampir juga dinovelku jika berkenan /Smile/