Ini novel asli yang diadaptasi menjadi webseries yang berjudul sama, dibintangi oleh Dinda Kirana dan Ryukenli yang tayang di Genflix.
Boy Arbeto putra dari keturunan Arbeto yang cukup terkenal, memiliki wajah tampan, dan kaya raya. Hidupnya sangat sempurna dengan banyaknya wanita yang dimilikinya, membuat pria itu dijuluki sebagai sang Casanova sejati.
Tapi apa jadinya jika sang Casanova di jodohkan dengan seorang gadis lugu, berusia tujuh belas tahun yang baru lulus sekolah bernama Tita Anggara? Akankah pernikahan yang dilandasi oleh perjodohan itu akan berjalan mulus, ataukah sebaliknya?
Yuk kita ikuti kisah cinta manis penuh gelak tawa Boy Arbeto dan Tita Anggara 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 14
Sepuluh hari kemudian.
"B jangan di gigit." Desah Selena sembari meremas rambut Boy dengan kasar, karena rasa geli yang tak tertahan saat kekasihnya tengah memainkan dua aset miliknya.
Boy yang tengah memangku kekasihnya, terus mempermainkan bagian kesukaannya dengan menyesap dan terus meremasnya secara perlahan.
"B lebih cepat!" pinta Selena saat kekasihnya bermain di area intinya dengan menggunakan tangan, tubuhnya gemetar baju mundur karena rasa nikmat yang membuncah ditubuhnya.
Dan saat Selena telah mendapatkan pelepasannya, kini giliran Boy yang akan mendapatkan servis dari wanita cantik itu. Dengan segera ia melepaskan semua pakaiannya hingga menyisakan celana boxernya saja.
"Ah ... kau memang yang terbaik sayang." Boy mengerang saat merasakan miliknya di kulum oleh Selena.
Tet ... tet.
Selena memberikan kode pada Boy bahwa pintu bel berbunyi, namun Boy yang tengah merasakan nikmat tidak mempedulikannya sama sekali.
Tet ... tet.
Suara bel pintu yang terus berbunyi membuat Boy merasa geram dan kesal, ia merasa terganggu karena kegiatan panas mereka menjadi terasa hambar.
"Sial! Besok akan aku rusak bel sialan itu." Umpat Boy.
Dengan terpaksa Boy menarik miliknya dari mulut Selena, dan memakai kembali celana boxernya.
"Kau tunggu di sini!" Boy menatap tubuh Selena yang sudah setengah telanjang, lalu berjalan menuju pintu apartemen dengan hanya menggunakan celana boxernya.
"Ada apa ini?" Boy menatap pada Mark yang berdiri di depan pintu apartemen miliknya.
"Kami datang untuk menjemput Anda, Tuan." Jawab Mark dengan ekspresi datarnya.
"Menjemputku?" Boy mengerutkan keningnya, ia merasa tidak punya janji dengan Dad Dafa dan Mom Luna.
"Kami datang untuk menjemput Anda ke acara pernikahan Tuan, yang akan di selenggarakan dua jam lagi." Mark menatap jam di pergelangan tangannya.
"What?" pekik Boy dengan wajah yang terkejut. "Kau bercandakan?" Boy tersenyum sinis.
"Kami tidak bercanda Tuan! Dan sekarang ikut dengan kami secara baik-baik atau kami akan memaksa Anda." Ucap Mark dengan tegas.
"Sial ....!"
Boy menatap Mark dengan sorot mata yang tajam sembari berdecak dengan kasar, ia merasa kesal pada Mark karena pria yang bertugas sebagai orang kepercayaan Dad Dafa itu tidak pernah bisa ia tundukkan. Karena bagi Mark hanya ada dua orang yang menjadi tuannya, yaitu Grandpa Kenzo dan Dad Dafa.
"Aku ganti pakaian dulu." Boy hendak masuk ke dalam apartemennya.
"Tidak perlu Tuan, Anda bisa mengganti pakaian di dalam mobil karena kami sudah menyiapkan pakaian untuk Anda."
"What? Kau gila, ya? Kau tidak lihat apa yang aku pakai?" geram Boy.
"Aku melihatnya." Mark menatap tuan Boy yang berdiri dengan hanya menggunakan celana boxer di tubuhnya. "Anda tidak perlu malu untuk keluar seperti itu, karena apartemen ini sudah di sterilkan oleh orang-orangku, jadi tidak akan ada orang yang melihat Anda."
"Wah kau benar-benar gila, aku tidak mau."
Boy yang hendak masuk ke dalam apartemennya, langsung di kepung oleh beberapa anak buah Mark.
"Kita berangkat sekarang!" Mark berkata dengan tegas.
Boy yang merasa terdesak karena ada enam orang berpakaian jas hitam mengelilingi dirinya, akhirnya memilih untuk mengikuti kemauan Mark.
"Baiklah kita berangkat, tapi ambilkan kacamata ku yang ada di meja ruang tengah!" pinta Boy.
Mark menganggukkan kepalanya dan menyuruh salah satu anak buahnya untuk mengambil kacamata milik tuan Boy, dan beberapa saat kemudian pengawal itu memberikan kacamata hitam tersebut pada tuannya.