Dika sebenarnya cowok yang kurang pergaulan atau KUPER istilahnya. Semuanya berubah ketika Dika menjadi siswa di SMA Pelajar yang terkenal di kotanya. Semua orang heran melihat perubahan sikapnya yang periang dan suka usil kepada semua orang namun anehnya banyak orang tidak menyadari keusilannya. Bisa jadi karena wajah tampannya apalagi kaum hawa yang melihat wajah tampanya bahkan senyuman dan rayuan mautnya.
Suatu hari Dika harus berpikir 2 kali bila melakukan sikap usilnya kepada orang lain namun Dika tidak melakukannya apalagi kepada gadis cantik baru dikenalnya yang baru masuk di sekolah tersebut tapi Dika dilaporkan orangtua gadis tersebut ke polisi atas permintaan anaknya hingga harus berurusan dengan polisi sehingga orang tua Dika dan orang tua gadis itu dipertemukan. Namun tidak di sangka kalau orang tua mereka saling kenal bahkan menjodohkan mereka. Bagaimana cerita selanjutnya?, ikuti terus ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANA SUPRIYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 Senyuman Menghanyutkan
irda terus memandang Dika dengan sikap kesalnya hingga pelajaran berjalan tapi Irda tidak memperhatikan pelajaran sampai miss Indah menegurnya
"Irda perhatikan kedepan ya"
" Ya miss"
Irda tambah kesal kepada Dika karena gara-gara kesal kepada Dika sehingga tidak memperhatikan pelajaran dari miss Indah hingga dia ditegur dan merasa malu kepada miss Indah hingga dia melihat Dika kembali tapi tiba-tiba Dika membentuk jari hati ditangan kanannya sambil tersenyum manis buat Irda yang dirasakan Irda begitu manis sampai semua perasaan kesalnya terhadap Dika menjadi hilang bahkan ada rasa yang berbunga-bunga tanpa bisa di ucapkan dengan kata-kata apalagi Irda merasa sautan hatinya seperti tidak bertepuk sebelah tangan dengan Dika sang pangeran hatinya
"Senyuman itu menghanyutkan ku, aku seperti melayang dengan manisnya senyuman itu, aku suka, aku sayang, aku......aku merasa terbang"
Irda merasa hatinya berbunga-bunga hingga dia melupakan kesalnya bahkan dia tidak sadar kalau pelajaran sudah selesai dan semua orang sudah pulang sementara Irda masih terbuai senyuman menghanyutkan dari Dika hingga tiba-tiba Fatur yang kebetulan dekat rumah dengan Irda menjadi heran karena tidak melihat Irda pulang.
"Kenapa Irda belum keluar dari kelas, aku tidak enak juga kalau ditanya sama orang tuanya. Kalau begitu aku harus lihat dia dikelas"
Fatur yang sudah keluar dari kelas dan sudah berjalan lamban sambil menunggu Irda menjadi tidak enak kalau tidak pulang bersama Irda hingga dia kembali ke dalam kelas dan melihat apa yang terjadi dengan Irda yang masih melamun dan tidak tahu kalau Fatur sudah dekat dengan dirinya tapi Irda masih tetap melamun
"Ya Allah Irda, lagi melamun atau apa ini?"
Fatur langsung mendekatinya dan memanggil nama Irda dan menyentuh tanganya
"Irda, Irda, ayo kita pulang, aku tidak enak kalau nanti ditanya sama mama kamu, Irda"
Tiba-tiba Irda terkejut ketika ada yang menyentuh tangannya dan memanggil namanya
"Hei apa?, ada apa?, kemana semua?, kenapa kelas sudah sepi dan tidak ada orang"
"Kamu dari tadi melamun saja hingga tidak sadar kalau semua orang sudah pulang sekolah tapi untungnya aku tetangga sama kamu dan tidak enak kalau tidak pulang bersama dirimu jadi aku panggil namamu dan maaf kalau aku memegang tanganmu"
Fatur menjelaskan apa yang terjadi hingga dia minta maaf kalau sudah memegang tangan Irda yang sebenarnya Fatur sangat suka kepada dirinya tapi dia takut ditolak apalagi kelihatannya Irda suka sama Dika hingga dia tidak berani mengungkapkan isi hatinya
"Oh iya, tidak apa-apa dan terimakasih ya kalau sudah mau membangunkan diriku dari lamunan kalau tidak aku bisa melamun terus ya bahkan mungkin sampai besok pagi aku melamun di sini, ya kan"
"Bisa jadi karena sudah setengah jam kamu ku tunggu diluar tapi tidak keluar-keluar dari dalam kelas padahal aku berpikir kalau kamu sudah pulang duluan tapi akhirnya aku yakin kalau kamu belum pulang jadi aku putuskan untuk melihat Irda di kelas"
Irda terdiam dengan penjelasan Fatur hingga dia berpikir kembali kalau ini karena senyuman Dika tapi apa mungkin karena senyumannya Dika
"Kenapa bisa ya?, apa ini karena senyuman Dika ya?, aku jadi melayang tapi kenapa bisa ya dan ini tidak mungkin"
Irda bicara pelan sambil melihat Fatur yang begitu baik dan mau menemaninya pulang setiap harinya sejak SMP sampai saat ini di SMA hingga dia berpikir kalau Fatur sebenarnya menyukainya
"Apa Fatur cinta sama aku ya?, tapi kami sepupuh walaupun jauh dan bisa saja kami......"
Irda bicara dalam hati tapi dia tidak mau memikirkan lebih lanjut hingga akhirnya dia berjalan bersama Fatur untuk pulang ke rumah seperti biasanya walaupun kali ini Irda dan Fatur saling diam seakan bicara dengan perasaan masing-masing
Sementara itu Dika sudah sampai di rumahnya namun kali ini dia baru menyadari kalau dia tersenyum maka orang yang dia senyumi akan terbuai tapi dia belum begitu yakin hingga dia ingin mencoba kepada mamanya ketika dia memasuki rumah mereka
"Assalamu'alaikum mama"
"Wa alaikumsalam nak, kenapa kamu tersenyum manis begitu?, tidak biasanya kamu tersenyum seperti itu"
"Dika bahagia sekali ma karena berjumpa mama Dika yang cantiknya seperti Bidadari"
"Alhamdulillah"
Mamanya Dika tertawa mendengar kata-kata anaknya sambil mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan namun tiba-tiba Dika bicara
"Kenapa mama tidak terpengaruh ya?"
"Terpengaruh apa?"
Mamanya Dika seperti heran mendengar pertanyaan Dika yang aneh buatnya hingga dia menatap anaknya
"Terpengaruh dengan ketampanan Dika dan senyuman manis Dika ma"
"Loh Dika kan anak mama jadi tiap hari mama lihat dan kalau Dika tampannya sedunia, ya mama hanya mengucapkan Masya Allah dan Alhamdulillah dan mama berharap akan jadi laki-laki yang baik dan suatu hari nanti sayang sama istrinya"
"Oh begitu ya ma, ya sudah ma, Dika kuatir mama akan cerita tentang nikah, punya istri dan akhirnya punya cucu"
"Ya begitulah orang tua sayang dan sekarang anak mama makan siang dulu ya, na lihat makanan kesukaan kamu, ayam goreng sepesial dari mama"
"Asyik ma, Dika habisi ya"
"Ya sudah Dika habisi karena papamu tidak pulang siang jadi kemungkinan sore sebagaimana biasanya dan sudah mama siapkan juga untuk papa"
"Ya ma"
"Jangan lupa untuk sholat Dzuhur setelah makan siang ya"
"Iya ma"
Dika dengan lahap menikmati masakan mamanya yang Dika anggap sangat lezat hingga tidak terasa apa yang di hidangkan mamanya sudah habis dia makan namun tiba-tiba dia teringat dengan Irda
"Kasihan juga Irda kalau dia terus melamun dan terbuai dengan lamunanku tapi apa iya ya kalau senyumanku bisa membuat orang terbuai tapi kenapa mama ku tidak terpengaruh ya atau mungkin syaratnya jangan keluarga sendiri ya"
Dika garuk-garuk kepala hingga dia baru sadar kembali dengan Irda
"Bagaimana dengan Irda ya?, oh iya aku ingat kalau dia kan sering pulang sama sepupunya itu, ya si Fatur, orang yang pertama kali ku kerjai di sekolah"
Dika tertawa sendiri ketika dia ingat usil pertamanya hingga wajahnya cerah kembali apalagi bila dikaitkan dengan Irda yang bisa tertolong oleh Fatur karena sebelumnya dia kuatir kalau Irda terbuai sampai besok tapi ketika teringat dengan Fatur maka hati Dika jadi tenang
"Ya sudah beres kalau begitu jadi aku bisa sholat dengan khusyu sambil minta maaf kepada Tuhan karena sikap usil ku ini"
Ketika Dika sibuk berpikir dengan apa yang terjadi tiba-tiba ada suara mengejutkannya
"Ayo lagi melamun apa anak mama ini?"