NovelToon NovelToon
Air Mata Pernikahan

Air Mata Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Kontras Takdir
Popularitas:23.7k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

aku tidak tahu apakah pernikahanku akan berjalan sempurna atau tidak...

aku juga tidak tahu apakah aku mampu melewati pernikahan ini hingga akhir atau tidak...

hanya Tuhanlah yang tahu akhir kisah cinta pernikahanku ini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Acara Sore Hari

Alishba berdiri terdiam sembari menatap sendu, pemandangan di depannya.

Tampak tamu undangan bercakap-cakap dengan senangnya, membahas pernikahannya bersama Sulaiman.

Namun hati Alishba terasa kosong meski dia berada ditempat yang sama dengan tamu undangan dan anggota keluarga lainnya.

"Alishba, kenapa melamun sendirian ?" sapa umi lalu mendekati menantunya.

"Tidak apa-apa, umi", sahut Alishba seraya menggeleng pelan.

"Pergilah ke dekat Sulaiman, biar semua tamu undangan yang hadir disini mengenalimu, Alishba", kata umi seraya menggandeng tangan menantunya.

"Mmm, baiklah..., aku akan ke sisi, Sulaiman, umi", sahut Alishba sembari mengangguk.

"Cepatlah temani Sulaiman, meski tidak ikut berbicara tapi setidaknya kamu temani suamimu bersama tamu-tamu undangan, Alishba", kata umi.

"Ya, umi...", jawab Alishba lalu berjalan maju.

"Cepatlah !" bisik umi ketika Alishba menoleh kepadanya.

Alishba tersenyum bimbang seraya melanjutkan langkah kakinya, mendekati Sulaiman yang bercakap-cakap dengan beberapa tamu undangan.

Tap... ! Tap... ! Tap... !

Alishba melangkah dengan yakin ke arah Sulaiman lalu berdiri tepat disisi suaminya.

"Selamat datang...", sapa Alishba ramah seraya mengulurkan tangannya kepada seorang tamu wanita.

"Oh, iya, terimakasih atas sambutannya, selamat atas pernikahannya, ya", sahut tamu wanita itu dengan senyuman ramah.

"Terimakasih telah menyempatkan hadir di acara kami meski agak terlambat", kata Alishba cerdas.

"Tolong maafkan kami karena tidak datang ke acara pernikahanmu kemarin, sebenarnya kami ingin datang tapi beberapa urusan penting tidak dapat kami tunda", ucap tamu wanita.

"Tidak apa-apa, kami mengerti", sahut Alishba sembari tersenyum sumringah.

"Maklum kami harus terbang dari luar negeri kemari, urusan visa terlalu rumit sehingga menunda keberangkatan kami juga", kata tamu wanita.

"Ya, kami berdua sangat memakluminya", ucap Alishba.

"Istrimu sangat cantik sekali, ternyata kau pintar juga memilih istri, Sulaiman", kata tamu wanita seraya tertawa.

Sulaiman menjawab ucapan tamu tersebut dengan ikut tertawa seraya melirik pelan ke arah Alishba.

"Aku mengira kau akan memilih pasangan artis tapi pilihanmu untuk nyonya pendamping sungguh luar biasa, kami terkejut sekaligus mengagumi keberanianmu, Sulaiman", kata tamu wanita.

Alishba terdiam dingin ketika mendengar selera wanita untuk Sulaiman.

Artis ?

Batin Alishba tercekat diam, pikirannya langsung pecah dan tak lagi terfokus pada pembicaraan dengan tamu wanita.

Ingatan Alishba melayang-layang kembali kepada Nisa, gadis modis yang dikenalkan oleh Sulaiman sebagai pacarnya sekaligus selingkuhannya.

Pantas saja tamu wanita menyebutkan kalangan artis sebagai wanita pilihan Sulaiman karena Nisa termasuk berpenampilan bak artis saat gadis itu datang ke pesta kemarin malam.

"Kau sungguh beruntung mendapatkan seorang suami sekeren Sulaiman dan dia juga kaya sekali, apa hadiah pernikahan yang kau dapat dari suamimu di hari pernikahan kalian ?" kata tamu wanita.

Alishba melirik ke arah Sulaiman lalu menatap tamu wanita dengan tatapan serius.

"Suamiku memberiku hatinya serta hidupnya untukku, itu adalah hadiah paling terindah yang sangat aku inginkan di hari pernikahan kami, tanpa ragu kepadaku, sudah membuatku bahagia jika disisinya", sahut Alishba.

Sulaiman langsung menoleh ke arah Alishba, tertegun mendengar ucapan Alishba.

"Oh, indah sekali..., semua wanita pasti mendambakan seluruh cinta dari suami, dan kali ini kau sungguh beruntung sekali", kata tamu wanita.

"Kuharap demikian, nyonya", sahut Alishba seraya tersenyum samar.

Acara sore hari berlangsung meriah meski dihelat sederhana karena mengundang sejumlah tamu dari kalangan kolega bisnis yang berasal dari luar negeri namun suasana sangat menggembirakan.

Alishba berjalan ke arah meja hidangan pesta, untuk mengambil segelas minuman agar tenggorokannya lega.

"Kenapa kau berkata begitu tadi ?" terdengar suara Sulaiman menghampiri Alishba.

Alishba terkejut kaget seraya memutar badannya ke arah Sulaiman.

"Ya !?" sahutnya.

"Kata-katamu sungguh meyakinkan sekali kalau kau ingin hatiku dan hidupku tercurahkan untukmu seorang", kata Sulaiman.

"Seperti itulah keinginan semua istri dari suaminya di hari pernikahan mereka, kurasa sangat wajar sekali jika seorang istri mengharapkannya", sahut Alishba.

"Tidak seperti yang ku lihat dari kesungguhan ucapanmu", sambung Sulaiman.

"Karena kamu selalu berpikir bahwa pernikahan kita hanyalah sekedar aliansi pernikahan", kata Alishba.

Alishba menenggak minumannya dengan gugup sembari mengalihkan pandangannya.

"Pada kenyataannya memang demikian yang terjadi pada kita, tidak dipungkiri kalau kita terikat hubungan aliansi pernikahan", ucap Sulaiman.

"Seperti itulah yang ada dipikiranmu selama ini, menuduh tanpa menyadari bahwa pikiranmu itu salah", kata Alishba.

"Kau mencoba meyakinkanku lagi atau sekedar jebakan agar aku terpedaya oleh bujuk rayumu", ucap Sulaiman.

Alishba memutar tubuhnya lalu menghadap lurus ke arah Sulaiman.

Sorot matanya dingin menandakan hatinya mengeras, dan tak satupun yang bisa mengubah hatinya sekarang.

"Mungkin kami bagimu adalah pecundang yang mengharap belas kasihanmu, terlalu rendah dimatamu meski kami tidak seperti yang kau pikirkan, terus terang aliansi pernikahan terjadi tanpa sepengetahuanku dan ayah Rayaz tidak menyampaikan perdamaian padaku", ucap Alishba.

Alishba menatap dingin Sulaiman, genggaman tangannya mencengkram kuat pada gelas di tangannya.

"Dan aku tegaskan padamu sekali lagi bahwa tidak ada namanya aliansi pernikahan, tuan Sulaiman yang terhormat", sambung Alishba.

Alishba menaruh gelas minumannya ke atas meja.

"Kurasa pembicaraan ini akan memancing suasana acara pesta hari ini menjadi buruk, sebaiknya kita tidak saling bertegur sapa selama acara berlangsung", ucap Alishba lalu berlalu pergi.

Sulaiman segera menangkap pergelangan tangan Alishba, menariknya kembali ke hadapannya.

"Kita tidak bisa menghindar meski kita saling bermusuhan karena kau adalah istriku maka seharusnya kau bersamaku dan berbicara denganku", ucap Sulaiman.

"Aku tidak ingin bertengkar denganmu atau lari ke rumah ayah untuk mengadu padanya tentang buruknya nasib pernikahanku ini", sahut Alishba.

"Kau mengeluh ?" tanya Sulaiman sembari menaikkan alisnya.

"Mengeluh atau tidak, kurasa tidak ada gunanya karena orang yang kita keluhkan, sama sekali tidak mengerti perasaanku", sahut Alishba.

"Katakan bahwa kau mencintaiku", ucap Sulaiman.

Alishba memandang tajam lalu melepaskan genggaman tangan Sulaiman dari tangannya.

"Cinta atau tidak, kurasa itu sudah tidak penting lagi buat kita karena di awal pernikahan, kita tidak saling mencintai", ucap Alishba.

Alishba menepis tangan Sulaiman dari pergelangan tangannya.

"Apakah perlu sekarang ini yang namanya cinta untuk kita ?" tanya Alishba seraya menatap serius.

Sulaiman tertegun diam, memandang Alishba gelisah.

"Kau tidak tahu jawaban apa yang sebaiknya kamu berikan untukku sekarang ini, bukan", kata Alishba dengan kedua mata berkaca-kaca sedih.

Alishba tersenyum kecewa lalu melangkah pergi dari hadapan Sulaiman dengan langkah tergesa-gesa sedangkan Sulaiman berdiri termenung tanpa bisa menyangkal apa-apa.

Tampak Alishba berjalan cepat ke arah kursi yang tersedia di ruangan pesta lalu duduk diam, berusaha menata hatinya yang berkecamuk tak menentu.

Marah, sedih, kecewa bercampur satu dalam hatinya dan ingin rasanya menangis saat ini, tapi Alishba mencoba menahannya karena dia berada di tempat acara pesta bukan di ruangan kamarnya, sendirian.

Sulaiman masih berdiri sendirian di dekat meja hidangan pesta dengan tatapan kosong.

Sesaat dia tidak mampu berkata sepatah katapun, seluruh pikirannya terfokus pada ucapan Alishba yang menyentakkan seluruh kesadarannya.

"Apa yang dia barusan katakan ?" gumam Sulaiman tercekat kaku sedangkan kedua tangannya gemetaran.

Sulaiman gugup bercampur gelisah, cepat-cepat mengalihkan perhatiannya kepada hidangan di atas meja.

Namun dia tidak fokus saat mengambil makanan dari atas meja, memilih asal hidangan tanpa melihat lagi makanan apa yang diambilnya barusan karena semua pikirannya tertuju pada Alishba dan dia sulit menghilangkannya.

1
Lina Zascia Amandia
Halo Kak Author, salam kenal. Itu like nya udah banyak, Kakak blm ajuin kontrak? Pdhl kayaknya lolos bab terbaik tuh likenya byk. Terus tadi sy lihat karyanya lumayan banyak dan ada banyak juga karya yg pop nya M M an. Boleh heran gak sih Kak, kenapa lencananya masih Silverqueen sama sprt sy sedangkan karya Kakak ada yg M M an popnya?
Lina Zascia Amandia: Ok Kak. Sama2.
Reny Rizky Aryati, SE.: gak apa apa juga... 🥲 tetap semangat juga ya 🌹
total 5 replies
Anonymous
pria tidak tahu malu, berdalih aliansi pernikahan tapi dia tidak tahu perasaan istri yang tersakiti, ini perundungan atas nama pernikahan, tepat sekali jika ini aliansi pernikahan yang berat sebelah
🌷💚SITI.R💚🌷
awal cerita penuh emosi..
Reny Rizky Aryati, SE.: 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Reny Rizky Aryati, SE.: air mata pernikahan, semoga tidak bosan mengikuti setiap babnya ya 🙏
total 2 replies
Anonymous
aduh iblis kepala ular nih, mana bisa cinta kek gini dipaksain, endingnya nanti sang istri binting trus anaknya dibawa pigi keluar rumah, normalnya nikah ma cowok kek gini, gak bakal dianya paham
🌷💚SITI.R💚🌷
nyimak dulu ceritay
Reny Rizky Aryati, SE.: thanks you semuanya atas dukungannya dan kesetiaannya pada thor thor 🎂
total 1 replies
Anonymous
gimana sich tuh laki buat gedeg saja, dah dibilang ma istrinya klo dia tidak menikah scr aliansi, buat high wa aja, mbaca nich crita !
Vania Andina
Baru sadar sekarang dan menyesal, apa yang ada di dalam otak manusia sekaleng Sulaiman nih ???
Anonymous
tudung lapis !
serem amat nikah kayak gini, thor !
aliansi pernikahan, gak ada tulus-tulusnya, gak ada cinta juga klo nikah seperti iniiii...
Vania Andina
aduh ular tangga nih thor
Reny Rizky Aryati, SE.: bukan, tapi orok orokan sawah, Vania 👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!