Di usianya yang masih muda dia dinyatakan tidak bisa berkultivasi, semua orang menyebutnya sebagai sampah, pecundang. Tapi siapa yang mengira, setelah menjalani hidup di bawah bayang bayang hinaan dan makian selama bertahun-tahun dia akan mendapatkan sebuah berkah.
Menemukan sebuah peninggalan yang mengubah seluruh jalan hidupnya, peninggalan dari sesosok yang kemudian ia anggap sebagai guru.
Selalu berusaha menjadi lebih kuat, demi mempertahankan yang namanya keluarga. Melindungi orang tua dan juga orang terkasihnya.
Ini adalah perjalanan pemuda Klan Zhou, bernama Zhou Fan. Dengan pedang pusaka di punggungnya yang ia temukan di makam kuno, dia mengarungi dunia kultivator. Mulai mengukir namanya sebagai Legenda Petarung.
Pantengin terus kisah perjalanan Zhou Fan menuju puncak, jadilah saksi sebuah legenda tercipta...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter... 16 : Teknik Baru
Waktu berjalan dengan cepat, tanpa terasa sudah 1 bulan sejak Zhou Fan bertarung dengan kera sumbang.
Luka yang ada di tubuhnya sudah hilang seluruhnya, bahkan Zhou Fan sudah mulai kembali berkultivasi seminggu yang lalu.
Kini kultivasi Zhou Fan telah berada pada petarung tingkat mahir bintang 1, tapi dengan kemampuan tubuhnya dan bantuan teknik bertarungnya ia dapat mengimbangi seorang petarung mahir bintang 7.
Sangat sangat jenius, itu adalah sebutan yang pantas disematkan kepada Zhou fan, di umurnya yang masih 17 tahun dirinya sudah bisa mencapai petarung tingkat mahir bintang 1.
Putra tetua pertama Klan Zhou, Zhou Han. Zhou Han sudah dianggap sebagai jenius yang langka dengan mencapai petarung tingkat pemula bintang 8 dengan usianya yang baru 18 tahun.
Andai semua orang tau, ada seorang pemuda yang telah mencapai petarung tingkat mahir bintang 1 dalam usia 17 tahun, pasti semua orang akan muntah darah dikarenakan terlalu menyia-nyiakan hidupnya dengan mencapai petarung tingkat mahir pada usia sudah menginjak kepala 3.
Di seluruh Kota Batu Hitam pun tidak akan banyak ditemukan pemuda jenius yang bisa dibandingkan dengan Zhou Fan.
Meskipun termasuk jenius di Kota Batu Hitam, Zhou Fan tidak mau terlalu berpuas diri.
Zhou Fan menyadari, mungkin di luar kota batu hitam terdapat banyak orang sepertinya, bahkan lebih hebat lagi.
"Kota Batu Hitam ini terlalu kecil untuk mengukur tingkat kemampuanku, aku harus berpetualang keluar Kota Batu Hitam untuk melihat betapa luasnya dunia kultivator." Zhou Fan berkata sambil memandang ke atas.
"Untuk mencari meningkatkan kultivasiku aku memerlukan bantuan pill, aku harus belajar membuat pill yang memiliki tingkatan lebih tinggi." Zhou Fan berfikir dengan adanya pill yang lebih tinggi tingkatannya mungkin dapat mempercepat peningkatannya.
Tanpa menunggu waktu lama Zhou Fan sudah memulai aktivitas membuat pillnya.
Zhou Fan sekarang tengah membuat pill kultivasi tingkat 3, pill ini sebenarnya sama dengan pill kultivasi tingkat 1 tapi yang membedakannya dengan pill kultivasi tingkat 1 adalah pill ini memerlukan 3 kali tenaga dalam untuk mengolahnya dari pill kultivasi tingkat 1.
Semakin tinggi tingkatan pill yang akan dibuat, akan semakin tinggi pula tingkat kesulitannya dan juga pengendalian apinya harus lebih tepat.
***
Seminggu telah berlalu, selama seminggu terakhir ini Zhou Fan telah berhasil membuat pill kultivasi tingkat 3, bahkan pill kultivasi tingkat 3 yang berhasil ia buat sudah menggunung di dalam cincin penyimpanan.
Zhou Fan juga mencoba membuat pill tingkat 4, tapi membuat pill tingkat 4 tidak semudah yang Zhou Fan pikirkan.
Selama ini Zhou Fan juga selalu melatih fisiknya, ia juga selalu menyempatkan waktu untuk berendam di kolam air spiritual.
Saat ini Zhou Fan tengah mencari teknik menggunakan belati, meskipun ia telah menguasai teknik pedang, tapi Zhou Fan belum memiliki pedang, ia hanya memiliki belati sebagai senjatanya.
Meskipun Zhou Fan bisa menggunakan belati dalam teknik pedangnya, itu dapat mempengaruhi efek teknik itu sendiri, karena belati dan pedang merupakan senjata yang berbeda.
Meski pedang dan belati memiliki wujud yang hampir sama, tapi keduanya memiliki karakteristiknya masing masing.
"Kau tidak bisa memandang mereka sama, mereka diciptakan dengan jalannya masing masing," batin Zhou Fan.
Setelah lama Zhou Fan mencari teknik untuk belatinya, ia segera mempelajarinya.
Teknik yang ia pelajari ini adalah 'teknik belati sunyi', teknik ini mengutamakan kecepatan dan ketepatan dalam melakukan tebasan.
Seperti namanya, teknik ini tidak mengeluarkan suara apapun ketika seseorang telah menguasainya dengan sempurna.
Tidak butuh waktu lama Zhou Fan sudah memahaminya.
"Aku rasa aku perlu mencobanya secara langsung." Zhuo Fan berkata sambil mengeluarkan belatinya dari cincin penyimpanannya.
Selang beberapa saat Zhou Fan sekarang telah berada di luar gua, ia sekarang tengah berdiri di area hutan yang luas tanpa ada satupun pohon yang tumbuh di tanah itu.
Zhou Fan mengarahkan serangannya kearah sebuah batu besar di hadapannya.
Setelah serangan Zhou Fan mengenai batu besar, batu besar itu langsung hancur berkeping-keping.
"Memang 'teknik belati sunyi', aku bahkan tidak mendengar suara seranganku," seru Zhou Fan saat memperhatikan serangannya
"Teknik ini tidak sesulit dua teknik sebelumnya. aku butuh berbulan bulan untuk menguasainya dua teknik itu, tapi aku langsung bisa menguasai teknik ini," batin Zhou Fan.
"Apa karena aku menggunakan senjata yang tepat, oleh karena itu aku bisa langsung menguasainya," ucapnya lagi.
****
Di salah satu kediaman Klan Zhou, terlihat seorang pemuda yang nampak berumur 18 tahun.
Pemuda itu terlihat sedang berlatih di halaman kediamannya, meskipun hari sudah mulai gelap pemuda itu nampak tetap melanjutkan latihannya, pemuda itu terlihat beberapa kali membuang nafasnya secara kasar.
"Huff....beberapa bulan ini aku tidak melihat sampah itu, rasanya ada yang kurang sebelum aku menghinanya," ucap pemuda itu.
"Awas kau sampah, jika kau berhadapanku di suatu pertandingan, entah itu pertandingan internal ataupun turnamen kota aku akan memberimu pelajaran," ucap pemuda itu
"Aku putra tetua pertama dan jenius nomor satu Klan Zhou, Zhou Han, akan memberikan pelajaran pada Zhou Fan si sampah itu," ucap pemuda itu yang ternyata adalah Zhou Han.
Zhou Han masih menyimpan dendam kepada Zhou Fan saat Zhou Fan mengacuhkan omongannya ketika di pasar beberapa bulan yang lalu.
****
Sementara itu diwaktu yang sama, di hutan mati Zhou Fan tengah memanggang sebuah daging beast tingkat 1, sebenarnya Zhou Fan memiliki daging beast tingkat 2 namun dia lebih suka memakan daging beast tingkat 1 karena lebih enak di makan.
"Hacciuuu..."
Zhou Fan tiba tiba bersin saat ia hendak memakan daging beast yang ia bakar telah berubah warna.
"Sepertinya ada seseorang yang iri dengan ketampananku yang terlalu berlebih, aku sebenarnya juga tidak ingin memiliki wajah yang sangat tampan seperti ini, tapi apalah dayaku." Zhou Fan berkata dengan bangganya.
"Aku tidak bisa menyalahkan orang yang iri dengan ketampananku," ucapnya lagi sambil terkekeh.
Setelah menghabiskan daging bakarnya, Zhou Fan segera kembali ke gua, ia ingin kembali berendam di kolam air spiritual.
Sekarang Zhou Fan tidak memerlukan tali sebagai bantuan alat untuk memanjat, ia sudah mulai terbiasa dengan tebing batu.
Setelah sampai gua Zhou Fan langsung menuju ke arah kolam air spiritual, ia langsung menyeburkan dirinya setelah melepaskan pakaiannya.
"Sepertinya air spiritual ini sudah tidak akan banyak membantu peningkatanku lagi, tapi air spiritual ini mungkin akan aku butuhkan, sebaiknya aku membawanya pulang saat aku akan kembali ke Klan Zhou," ucap Zhou Fan sambil mengingat ayah dan ibunya juga seorang Kultivator dan air spiritual ini mungkin dapat membantu mereka untuk meningkatkan kultivasi mereka.
Setelah Zhou Fan selesai berendam di kolam itu, Zhou Fan...
udah pikunkah authornya ?????
Kocak si author 😂😂