* Mohon bijak memberi bintang 🌟!!! Jika tidak berkenan dengan cerita ini,,, silahkan langsung di tinggalkan.... tanpa perlu berkomentar yang menyakitkan...
Kusumaningtyas seorang gadis Kalimantan yang di nikahi Bayu wicaksono 1,5 tahun yang lalu. Pernikahan bahagia yang di impikan ternyata malah menjadi petaka baginya. Berharap suami yang menjadi pelindungnya ternyata justru malah menghancurkannya. Memiliki suami yang tukang selingkuh.
Membuat Ningtyas merasa di uji kesabarannya. Nafkah yang seharusnya di berikan ke istrinya ternyata malah di kuasai oleh ibunya. Ningtyas selalu di Hina jadi Benalu di keluarga itu. Padahal Ningtyas merasa dirinya tidak pernah menuntut apapun sama Bayu. Berapapun nafkah yang Bayu kasi dia tidak pernah protes. Ningtyas di perlakukan seperti Babu di rumah mertuanya. Mampukah Ningtyas melewati cobaan demi cobaan yang dia hadapi? atau kah Ningtyas memilih pulang ke Kalimantan dan berkumpul bersama orang tua
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Sudaryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29.
"Ning bisa bicara sebentar, ada sesuatu hal penting yang ingin aku omongin sama kamu" Ucap mas Bayu yang sedang duduk di teras.
Sejenak ku hentikan pekerjaan ku, aku menoleh menatap mas Bayu dengan dahi berkerut.
"mau ngomong apa sih mas? kayaknya udah gak ada yang perlu di omongin lagi lah. semuanya sudah jelas kok". ucap ku sambil terus menyapu halaman.
" beri aku waktu sebentar saja Ning. sini duduk dulu". mas Bayu sambil menepuk kursi yang ada di sebelahnya.
tanpa mengulang tawaran mas Bayu lagi, ku sandarkan sapu lidi yang ku pegang di pohon mangga. lalu berjalan mendekati mas Bayu. ku hempaskan tubuh di kursi bambu yang telah usang. aku duduk di pojokan kursi sedikit menjauh dari mas Bayu.
"kenapa duduknya di situ. Sini mendekat, aku gak gigit kok". Canda mas Bayu sambil menepuk kursi di sebelahnya.
" Gak mas aku di sini aja, duduk di sini membuat ku lebih nyaman". ucapku sedikit tersenyum.
"memangnya kamu kalo duduk di dekat aku merasa gak nyaman gitu". Ucap mas Bayu seketika senyum di wajahnya menghilang.
Aku hanya terdiam sambil menundukkan kepala.
" mau ngomongin apa sih mas? kalo gak ada penting aku mau lanjutin nyapu. nanti keburu panas". protes ku, karena mas Bayu tak juga bicara apapun.
"hmmmm. Gini Ning, untuk masalah aku yang di grebek di balai Desa kemarin. itu aku benar-benar di jebak lo Ning. sumpah!!! kemudian Bayu menceritakan semua secara detil tanpa ada yang di tutup-tutupinya sedikit pun.
aku tetap diam saja mendengarkan cerita mas Bayu tanpa ada niat menyela sedikit pun. sampai dia selesai bicara.
"Tapi sebelumnya kamu kan memang sudah pernah berhubungan dengan dia, jadi aku rasa wajar dia berbuat nekat seperti itu. dia juga kan butuh kejelasan dan tanggung jawab dari kamu mas". Ucap ku sambil meremas ujung jilbab bergo hijau yang ku kena kan.
" iya Ning, , aku akui. dulu aku pernah khilaf dan bodoh. terlalu mudah terlena dengan bujuk rayuannya, tapi semenjak Bapak menyadarkan ku. kini aku jadi tau yang mana berlian dan yang mana batu kerikil". ucapnya penuh sesal.
"khilaf kok sampai hamil"...... cibir ku. "bahkan kamu tega mas!!! sampai fitnah aku di depan ibu mu, tentang uang gaji kamu. uang yang harusnya kamu berikan ke ibu malah kamu gunakan untuk foya-foya dengan perempuan itu, tapi aku dan orang tuaku yang kamu bilang menghabiskan uang gaji mu. kamu belikan perempuan itu perhiasan, dan kamu ajak dia kerja sambil bersenang-senang. sedangkan aku........selama kita nikah apa kamu pernah nyenengin aku. bahkan hanya sekedar ngajak makan mie ayam di warung dekat sini aja belum pernah. apa lagi sampai membeli perhiasan untuk ku, bahkan kamu hanya memberikan ku nafkah satu bulan sebesar 100 ribu, dengan alasan aku tak punya kebutuhan. karena semua belanjaan sudah di cukupi ibu. sungguh tidak adil kamu mas, itu dia baru jadi selingkuhan mu, bagaimana jika dia jadi istrimu.. jangan-jangan aku, kamu tendang dari sini". ku keluarkan semua uneg-uneg yang aku pendam selama ini. sakit rasanya di perlakukan sama suami dengan semena-mena seperti ini, oleh orang yang harusnya melindungi ku justru malah menghancurkan ku.
"maaf kan aku Ning....... aku janji Ning setelah ini aku akan berubah. Aku akan tebus semuanya kesalahan ku Pada mu. Aku akan menikahi Susi hanya sampai dia melahirkan saja, selepas anak itu lahir maka aku akan menceraikannya.. dan anak yang akan Susi lahiran kita yang membesarkannya". kamu mau kan Ning.. kita akan hidup tanpa Bayang-bayang Susi". jelas Bayu seyakin mungkin.
"kamu itu kalo ngomong kok kayak gak pake otak aja mas". geram ku mendengar rencana liciknya.. Kamu pikir segampang itu apa!!!Kami kira Susi akan tinggal diam setelah apa yang kamu lakukan padanya. seadanya jika aku yang berada di posisi dia juga gak bakalan Terima ketika di perlakukan seperti itu. setelah manisnya madu kau teguk. bisa dengan mudahnya kamu tinggalkan. emangnya kita perempuan di anggap sampah!!!! habis manis sepah di buang. lagian aku juga gak yakin kamu bisa berubah. aku sudah hapal bagaimana sikap kamu mas, walaupun aku hidup sama kamu baru 2 tahun dan kenal kamu gak ada setahun sebelum kita menikah tapi aku sudah bisa membaca jalan pikiran mu. kamu itu tipe orang yang mudah berkamuflase. terkadang baik terkadang tempramen..... sudahlah mas gak usah berangan-angan terlalu tinggi. nanti kalo jatuh sakit. Jalani aja apa adanya seperti air mengalir. kalo memang jodoh kita panjang ya Alhamdulillah.. tapi kalo memang jodoh kita hanya sebatas ini. aku bisa apa"... Aku pun bangkit meninggalkan mas Bayu yang terdiam mendengar ucapan ku. sedetik kemudian dia sadar bahwa aku sudah pergi. mas Bayu pun berteriak memanggil ku.
"Ning... Ning.. dengerin dulu... aku belum selesai ngomong"..... tak ku pedulikan lagi teriakannya.
" shittttttt.....sialan..... "sambil mengusap wajahnya dengan kasar.
ku teruskan kembali pekerjaan yang sempat tertunda, sebelum mertua ku datang. kini halaman depan sudah bersih semua. aku pun tinggal menyiapkan makan siang.
Di saat sedang menyiapkan makan siang Bapak mendekati ku...
"Gimana Ning??? kamu sudah siap berbagi.... ucap Bapak, aku yang langsung faham maksud Bapak hanya bisa mengangguk...
" Bapak hanya ingin memastikan perasaan mu.. agar ketika Bapak nanti mengambil keputusannya tidak menjadi beban buatmu.. walaupun itu sulit.... Bapak yakin kamu kuat". Bapak menepuk pundak ku kemudian berlalu..
"huffff". aku hanya bisa tarik nafas dalam-dalam untuk mengurangi rasa sesak di dada.... rencananya nanti malam Mas Bayu dan kedua orang tuanya akan melamar Susi. itu kenapa Bapak tadi memastikan apakah aku baik-baik saja. ikhlas tidak ikhlas harus tetap di jalani... jika saja aku sedang tidak dalam keadaan hamil. mungkin aku akan lebih memilih mengundurkan diri....
up yg banyak ya,,,,😍