NovelToon NovelToon
Terjerat Hasrat Sang Psikopat

Terjerat Hasrat Sang Psikopat

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Cinta Paksa / Psikopat itu cintaku
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ira Adinata

Kehidupan Hana baik-baik saja sampai pria bernama Yudis datang menawarkan cinta untuknya. Hana menjadi sering gelisah setelah satu per satu orang terdekatnya dihabisi jika keinginan pemuda berdarah Bali-Italia itu tidak dituruti. Mampukah Hana lolos dari kekejaman obsesi Yudis? Ataukah justru pasrah menerima nasib buruknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ira Adinata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perayaan Kebebasan

Hana dipersilakan pulang lebih awal dari biasanya. Tepat saat mentari menepi di arah barat, gadis itu melenggang keluar kafe. Dari jalan raya, terdengar bunyi klakson dari mobil hitam yang menghampirinya. Sontak, Hana menoleh dan terdiam sejenak di pinggir jalan.

Jendela mobil pun terbuka, tampak Yudis sedang duduk di jok pengemudi. "Masuklah, Hana," ujarnya.

"Ini masih sore dan kamu ngajak aku pergi jam segini?" gerutu Hana kesal.

Yudis berdecak, lalu keluar dari mobil. Dihampirinya Hana yang masih berdiri sambil membuang muka dan melipat tangan. Wajahnya yang masam menunjukkan rasa keterpaksaan begitu dalam.

"Kita pergi dulu cari baju yang bagus dan mempercantik diri kamu. Oke?" jelas Yudis.

Hana mendelik. "Aku sudah cantik. Ngapain harus pergi cari baju segala, sih," ketusnya.

Yudis tertawa kecil seraya berkata, "Iya, aku tau kamu ini cantik. Tapi akan lebih baik kalau kamu berdandan dan memakai gaun yang indah untuk acara makan malam nanti. Kamu mau, kan?"

"Memangnya siapa saja yang akan datang ke acara itu? Konglomerat? Pejabat?" Hana mengernyitkan kening.

"Iya. Ayah dan ibuku akan hadir di sana. Aku mohon, ikutlah denganku sekarang. Aku ingin memperkenalkan kamu pada mereka dengan penuh rasa bangga," tutur Yudis.

"Kamu mau memperkenalkan aku pada mereka sebagai apa? Aku nggak mau ikut kalau kamu mengajakku hanya untuk mempermalukan aku saja."

"Aku nggak akan mempermalukan kamu, makanya aku mau mengajak kamu beli gaun dan berdandan cantik. Ayolah!"

"Oke. Tapi dengan satu syarat. Aku melakukan ini satu kali saja, setelah ini kamu jangan ganggu hidup aku lagi. Setuju?" Hana menatap tajam pada Yudis.

"Setuju," sahut Yudis, kemudian bergegas membukakan pintu mobil untuk Hana.

Terpaksa, Hana duduk bersebelahan dengan Yudis. Ia membuang muka tatkala pria itu duduk di jok mobil dan mulai melajukan kendaraannya. Demi keselamatan keluarganya, mau tidak mau Hana harus menyingkirkan egonya sejenak. Lagipula, cuma jamuan makan malam, bukan menginap bersama dalam satu kamar.

Sepanjang perjalanan, Hana berusaha menjauh dari Yudis. Tangannya terus dilipat, seolah menutup diri dari pria itu. Acapkali Yudis mengajaknya mengobrol, Hana tetap acuh tak acuh seperti perempuan tuli. Kendati demikian, Yudis bersikap santai. Setidaknya dengan mengajak Hana ke acara penting itu, jarak antara dirinya dan sang gadis pujaan semakin dekat.

Setibanya di sebuah mall besar dan mewah, Yudis membukakan pintu mobil untuk Hana. Gadis itu tampak terkesima oleh kemewahan pusat perbelanjaan yang belum pernah dikunjunginya.

Selesai memarkir mobil, Yudis menggandeng Hana untuk masuk ke dalam mall. Pemuda itu tampak sumringah mengajak gadis sederhana itu berjalan-jalan mencari pakaian yang tepat untuk acara makan malam nanti.

Di sebuah toko gaun, Hana dipersilakan memilih baju yang disukainya oleh Yudis. Perasaan sungkan bercampur canggung mendera batin gadis itu. Ketakutan akan utang budi pada Yudis terus menggelayuti benaknya setiap kali menyentuh gaun yang menurutnya menarik. Hana khawatir, Yudis meminta hal lebih setelah membelikannya pakaian yang mewah.

"Aku nggak jadi pilih bajunya, deh. Mending aku pulang aja," celetuk Hana, bergegas meninggalkan toko.

Dengan sigap, Yudis memegang lengan Hana dan menahannya untuk pergi. "Ayolah! Kamu tinggal pilih baju yang kamu mau. Nggak usah pikirkan harganya. Itu urusanku."

"Kamu nggak akan minta ganti rugi, kan, karena sudah membelikan aku baju dan lainnya?" tanya Hana ragu-ragu.

Yudis terkekeh-kekeh, lalu mengusap kepalanya dari ubun-ubun sampai tengkuk. "Astaga! Pria sejati mana yang meminta ganti rugi karena sudah membelikan barang untuk gadis pujaannya? Katakan! Apa itu yang Satria lakukan padamu?"

"Kenapa kamu malah menyinggung orang yang sudah kamu habisi? Satria bukan orang seperti itu," sungut Hana berang. Namun, amarahnya seketika ciut ketika teringat masa lalu dengan mendiang kekasihnya. "Walaupun kadang-kadang aku yang traktir kalau lagi jalan bareng," lirihnya.

Terbahak-bahak Yudis mendengar perkataan Hana. Rasa percaya dirinya tumbuh beribu kali lipat mengetahui Satria tak ada apa-apa dibandingkan dengannya. "Sudahlah. Lupakan cowok miskin kayak dia. Aku, kan, udah janji bakal bikin kamu jadi perempuan paling bahagia di dunia ini."

Hana berdecak sambil memalingkan muka. Kesombongan Yudis yang begitu kentara membuatnya muak.

"Jadi, gimana? Apa sekarang kamu mau menerima aku? Atau ... Gimana kalau nanti saat acara makan malam, aku beritakan pada semua orang kalau kita ini pacaran?" tanya Yudis, masih berharap.

Hana mendelik tajam. "Dengar baik-baik. Aku melakukan semua ini bukan karena mau menerima kamu. Aku bersedia mengikuti acara makan malam itu karena khawatir keluargaku menjadi sasaran dari kekecewaan kamu."

"Oke, oke. Terserah kamu saja. Yang jelas ...," Yudis merunduk sembari mendekatkan wajahnya ke telinga Hana. "Aku senang bisa dekat dengan kamu," bisiknya.

Meremang bulu kuduk Hana, merasakan embusan napas yang begitu lembut dari Yudis menerpa lehernya. Perasaannya semakin tak karuan saja ketika Yudis tersenyum manis. Kendati Yudis memiliki banyak kelebihan dari Satria, ia tetap saja tak terima dengan semua kejahatan yang dilakukan oleh pria berparas rupawan itu.

***

Yudis menggandeng lengan Hana ketika memasuki restoran mewah, tempat jamuan makan malam diadakan. Yudis dengan setelan kemeja merah marun dibalut dengan jas hitam dan celana bahan berwarna senada, membuatnya tampak begitu menawan dan berkelas. Begitu pula Hana yang begitu memesona dalam balutan gaun malam panjang berwarna merah bata, tampak serasi dengan kulit eksotisnya. Rambutnya yang bergelombang dibiarkan terurai. Riasan wajahnya pun kian memancarkan kecantikan memikat yang dimiliki oleh gadis berparas manis itu.

Semua pandangan mata orang-orang yang berada di ruangan itu, seketika tertuju pada Yudis dan Hana. Pria blasteran Italia itu tampak serasi bersanding dengan gadis manis asli Indonesia. Kevin dan Viktor terperangah oleh sosok Hana yang unik karena kulit eksotis dan paras manisnya. Adapun Andra, hanya tersenyum sinis, seakan tak percaya kalau sahabatnya yang dingin itu akan menggandeng wanita pribumi.

Ketika bertemu dengan beberapa kolega sang ayah di ruangan mewah itu, Yudis tampak bangga memperkenalkan Hana. Gadis sederhana itu dengan senang hati berjabat tangan, meski hatinya sedikit rikuh. Kehidupan glamor bukanlah hal biasa baginya, wajar jika Hana perlu berusaha keras untuk tampil santun dan elegan di depan semua orang.

Dari arah tak terduga, I Wayan Winata bersama istrinya yang bernama Julia, menghampiri Hana dan Yudis. Pria yang mengenakan pakaian adat Bali itu memandang Hana dengan sinis sambil menyunggingkan senyum di satu sudut bibirnya.

"Ayah nggak nyangka, kamu bakal bawa perempuan ke sini," celetuk Winata memandang Hana dari ujung rambut sampai kaki.

"Ayah, perkenalkan. Ini Hana, teman dekat aku," ungkap Yudis.

Hana mengulurkan tangannya pada pria berkumis tebal itu. I Wayan Winata hanya tersenyum, tanpa menyalami tangan Hana. Sikapnya yang arogan, membuat Yudis geram. Pemuda berkacamata itu menatap tajam pada sang ayah, menyadari kehadiran gadis pilihannya disambut dengan sinis.

Menyadari percikan amarah mulai menyala di mata Yudis, Julia menyambut jabatan tangan Hana. Wanita Italia itu tersenyum ramah pada gadis yang dibawa putra semata wayangnya.

"Saya Julia, ibunya Yudistira," kata ibu Yudis memperkenalkan diri.

Tercengang Hana menatap wanita Italia berambut pirang itu memperkenalkan diri dengan bahasa Indonesia yang fasih. Ia semakin canggung bersalaman dengan ibu Yudis. "Hana," ucapnya.

"Hana, bisa kita ke tempat lain sebentar? Saya ingin ngobrolin banyak hal sama kamu," pinta Julia.

Merasa ragu, Hana melirik Yudis, seolah meminta persetujuan. Pria berkacamata itu mengangguk, mengisyaratkan pada Hana untuk ikut bersama ibunya.

"Mari," ujar Hana.

Julia berjalan beriringan dengan Hana ke salah satu sudut ruangan mewah itu. Matanya berbinar-binar, seolah menaruh harapan pada gadis yang dibawa oleh putranya ke acara itu.

Di sisi lain, Hana mengedarkan pandangan ke arah lain. Ia memperhatikan sosok Viktor, Kevin, dan Andra yang sedang mengobrol di area lain ruangan. Menurutnya, acara jamuan makan malam ini bukanlah sekadar agenda penting, melainkan perayaan kebebasan bagi para bedebah yang sudah menghabisi teman masa kecilnya. Dasar orang-orang tak tau malu, batinnya.

Setibanya di area dekat jendela, Julia memandang haru gadis manis di depannya. Ia membelai lembut pipi Hana, seperti pada putrinya sendiri. Seketika, Hana merasa canggung menerima perlakuan manis dari ibu Yudis.

"Saya nggak menyangka, Yudistira akan memilih perempuan manis seperti kamu sebagai pasangannya dalam acara ini. Saya benar-benar sangat senang," puji Julia tanpa melepaskan pandangan pada Hana.

Hana tersipu-sipu. "Terimakasih, Tante. Saya juga senang ketemu sama wanita ramah dan cantik kayak Tante."

Julia mengembangkan senyum lebar, seraya berkata, "Saya terharu saat melihat Yudistira bergandengan tangan sama kamu. Saya jadi teringat pada Rasminah."

Berkerut dahi Hana mendengar nama itu disebut. "Rasminah? Siapa dia? Apa dia mantannya Yudis?"

Julia menggelengkan kepala.

1
heri mulyati
aku juga jadi Hana takut kalo harus menerima Yudis 😱😱 serem
Putri vanesa
Pngennya hana sma yudis sih tpi yudisnya gtu iwww
Myra Myra
kasihan Hana...
Myra Myra
kasihan Hana...jht btl judis
heri mulyati
lanjut ya Thor dan semangat 💪💪💪👍
Putri vanesa
Ih makin penasaran kk
Ira Adinata: update tiap hari. stay tune aja 😄
total 1 replies
heri mulyati
lanjut Thor 💪💪💪
Ira Adinata: siap 💪
total 1 replies
heri mulyati
saya suka
Lovely Shihab
lanjut thor
Ida Saputri
belum ada kelanjutannya
Ira Adinata: lagi diketik
total 1 replies
gaby
Ga sudi menyentuh tubuh wanita yg pernah di sentuh pria lain maksudnya apa y?? Apa kalo Arum msh perawan dia mau nyentuh?? Itumah namanya bkn psikopat tp penjahat kelamin.
Ira Adinata: bisa iya, bisa enggak, tapi tujuan utama Yudis tetep membunuh Arum. penjahat kelamin? kenalan dululah sama Ted Bundy, psikopat yang memerkosa dan membunuh banyak perempuan.
total 1 replies
gaby
Aq baru gabung thor, tp knp dah lama ga up y?? Apakah novel ini berhenti gitu aja, ga mau di lanjutin lg??? Suka kecewa baca novel on going yg tiba2 hiatus
Ira Adinata: ini novel baru, sayang. novel hororku udah tamat bulan September lalu 😅
total 1 replies
ℍ𝕒𝕟𝕚 ℂ𝕙𝕒𝕟
Bener" psikopat sih Yudis, merinding lihat kelakuannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!