Di tumbal kan oleh sang paman untuk menjadi penebus hutang membuat Anya ketakutan secara orang yang menginginkan nya adalah bos besar yang terkenal kejam.
Anya sudah merencanakan pernikahan yang nya dengan sang kekasih tapi justru paman nya meminta Anya membalas budi karena selama ini dia yang membesarkan Anya setelah kematian kedua orang tua nya.
Bagaimana dengan kekasih Anya saat tau Anya akan di ambil oleh orang lain?
Akan di jadikan apa Anya oleh bos besar Edrick?
Apakah Anya menerima atau justru memilih kabur?
Yuk mampir di cerita terbaru ku Gadis penebus hutang hanya di Nt
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvaro zian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kram perut
"Hubungi Arga pak minta dia ke rumah sakit sekarang juga" ucap bu Wati panik
Pak Suryo mengangguk patuh lalu mengambil ponselnya untuk menghubungi Arga agar menyusul mereka ke rumah sakit.
Arga yang sedang bekerja segera berangkat ke rumah sakit setelah mendapat kan telpon dari sang mertua.
****
"Hati-hati sayang,jalan nya jangan buru-buru"ucap Edward menuntun Anya berjalan.
Edward membawa Anya ke dalam ruangan dokter untuk di periksa.
"Kenapa bu?" tanya sang dokter ramah
"Hanya luka sedikit dok, kemarin saya terpeleset di jalan" jawab Anya lembut
"O....mari saya lihat"
Perban yang melekat di kaki Anya segera di buka.
"Seperti nya luka kecil buk tidak terlalu parah"
"Saya juga sudah katakan begitu dok tapi suami saya tidak percaya"
"Itu hal biasa terjadi pada pasangan bu, apalagi kalau baru menikah rasa khawatir pada pasangan nya,di bersihkan dulu ya bu nanti di balut kembali luka nya"
"Jadi tidak apa-apa dok?" tanya Edward serius
"Tidak masalah pak"
"Tapi istri saya kesakitan,apa ada kotoran yang tertinggi di dalam nya"
"Akan di bersihkan pak,anda jangan khawatir nanti akan saya resep kan obat pereda rasa nyeri nya"
"Terimakasih dok" ucap Edward mulai tenang
****
"Anita kenapa bu,pak?" tanya Arga khawatir
"Istri anda mengalami kram perut"jawab sang dokter
"Apa penyebab nya dok?"
"Tidak stabilnya emosi saat kehamilan dipengaruhi oleh hormon dan stressor berlebih. Hal ini menyebabkan ibu hamil merasa sedih, marah, cemas secara tiba-tiba,perlu anda ketahui bahwa perubahan emosi drastis saat hamil akan berdampak pada janin juga oleh karenanya saat tidak dapat menahan amarah maka perlu menenangkan diri dan mengendalikan emosi. Apabila tidak terkontrol maka bisa meningkatkan risiko keguguran dan menyerang gangguan fisik yang dapat ditimbulkan perut terasa kram/ nyeri, mual muntah, nyeri perut bahkan nafsu makan menjadi berkurang" jelas sang dokter
"Memang akhir-akhir ini Anita tidak bisa mengontrol emosi nya dok" ucap Arga
"Stress atau emosi berlebihan saat hamil dapat meningkatkan risiko persalinan premature, menghambat pertumbuhan janin, mempengaruhi tempramen bayi, meningkatkan risiko bayi lahir berat badan rendah, meningkat bayi rentan terhadap berbagai penyakit jadi sebisa mungkin ibu hamil jangan sampai stress pak"
"Solusinya bagaimana dok? Jujur saya sendiri bingung menghadapi sikap istri saya sekarang ini" aku Arga di depan mertua nya.
"Kamu sebagai suami ya turuti kemauan Anita,Ga bukan nya malah ngeluh gitu"marah bu Wati tidak terima dengan sikap Arga saat ini.
"Bu, terkadang permintaan Anita tidak masuk akal" ujar Arga mencoba membela diri..
"Memang terkadang tingkah ibu hamil ini seringkali mengesalkan bagi kaum bapak-bapak tapi bagaimana pun juga anda selaku suami harus sabar karena anda lah pelaku utama dalam kehamilan seorang ibu,saya tidak membela bunda nya tapi kalian bisa mulai terapkan pola hidup sehat, konsumsi makanan yang bergizi dan bernutrisi,anda selaku suami harus berpikir positif dan lakukan hal-hal yang menyenangkan untuk istri saya rasa jika saran saya di lakukan ibu nya akan baik-baik saja" saran sang dokter dan diangguki Arga pelan, meskipun kesal dia juga tidak bisa berbuat apa-apa.
"Ya sudah saya akan resep kan obat nya,jangan lupa di minum ya"
"Terimakasih dok" ujar Bu Wati bersalaman dengan dokter dan membawa Anita keluar.
****
"Sudah aku bilang bukan ini hanya hal kecil,kamu terlalu berlebihan"
"Jika memang tidak serius ya Alhamdulillah berarti tidak ada yang harus aku khawatir kan" jawab Edward.
"Jadi kamu menyesal pulang?"
"Siapa bilang, justru aku bahagia bisa pulang melihat kamu baik-baik saja, jika terjadi sesuatu pada mu aku orang pertama yang merasa paling bersalah"aku Edward membuat Anya menarik sudut bibirnya kecil.
"Ayo pulang" ajak Anya malu.
"Apa kamu ingin mampir dulu membeli sesuatu?" tawar Edward dan di jawab gelengan oleh Anya.
"Aku mau pulang, istirahat" jawab Anya cepat.
Edward menuntun sang istri kembali dengan hati-hati tapi di sepertiga jalan justru mereka di pertemukan dengan keluarga Pak Suryo.
"Anya..."
"Paman, Anita" ucap Anya pelan melihat mereka berjalan berempat membantu Anita yang duduk di kursi roda.