Rasa cinta yang sangat besar pada Gentala Wiliam Manggala membuat Alena secara ugal ugalan mengejar cintanya. berkali kali di tolak tidak membuat gadis itu menyerah, hingga suatu hari dia mendengar kalimat menyakitkan dari Wiliam.
"wajar kau bertanya seperti itu? kau pikir aku semurah itu? aku hanya kasihan karena hidupnya menyedihkan, paham!!" -kalimat Wiliam yang secara tidak sengaja menghancurkan hati Alena.
bukan, bukan karena di tolak lagi, tapi kalimat yang mengatakan 'hanya kasihan karena hidupnya menyedihkan' membuat Alena runtuh.
sore itu di tengah hujan deras Alena terlibat kecelakaan maut hingga gadis itu di larikan ke rumah sakit.
ajaibnya, setelah satu Minggu di rawat, Alena kembali tersadar, tapi yang membingungkan Alena tersadar di raga orang asing bernama Nadira Fernandez, seorang gadis yang di kucilkan oleh keluarganya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menemui Vallerio
Alena berlalu dari kamarnya, dia hendak pergi belanja beberapa pakaian untuk keperluannya ke depan, tidak mungkin kan dia harus memakai baju pink milik Nadira sebelumnya.tapi sebelum pergi belanja kali ini Alena benar benar menghubungi Vallerio
Alena mencari kontak sahabatnya, tangannya menekan kontak tersebut untuk segera menghubungi Vallerio. namun panggilan darinya tidak ada yang di angkat, mungkin karena nomor baru, selama ini kebiasaan Vallerio memang begitu tidak mau menerima telepon dari siapapun jika itu nomor tak di kenal.Alena menghirup nafas perlahan lalu membuangnya kasar ,terpaksa dia harus menemui Vallerio di kafe milik pria tersebut karena Alena yakin Vallerio pasti disana.saat Alena sudah mulai duduk di motor gedenya, suara Sella menyapa pendengarannya.
"kak,, kau bisa bawa motor??" tanya Sella basa basi, padahal sudah jelas jelas jika sudah duduk disana emang untuk apa lagi kalau bukan untuk membawanya.
"tentu saja bisa,, kau meragukanku??" sahut Alena kembali melepaskan helm yang sudah terpasang sedari tadi.
"aku hanya tidak menyangka saja,, selama ini aku bahkan tidak pernah melihat kak Dira membawa motor" Sella masih menatap ragu, sedikit tidak percaya dengan hal tersebut.
"di surabaya aku berapa tahun?" tanya Alena
"kurang lebih satu tahun!"
"nah,, selama satu tahun itu aku belajar membawa motor, kau mau ikut denganku??"
Alena sengaja mengajak Sella, dia ingin bermain main dengan adiknya ini.
"kakak mau kemana emang?"
"ke kafe,, kamu bisa bawa uang karena setelah ke kafe aku akan pergi ke mall untuk berbelanja!" raut wajahnya tidak mencurigakan, mendapati ajakan itu Sella tentu senang senang aja, dia kembali ke dalam rumah untuk mengambil tas dan mungkin beberapa uang.
Sella kembali dengan wajah sumirgah, terlihat di tangannya sebuah tas kecil bermerk. dalam hati Alena hanya berdecak, dia tersenyum mengejek.
"pakai helm!!" perintah Alena dengan suara yang cukup keras, dia mengenakan kembali helm yang sempat dia lepas tadi.
setelah di pastikan Sella sudah duduk anteng di belakang, Alena menarik pedal gasnya lalu dengan cepat berlalu dari pekarangan mansion mewah itu. awalnya Alena mengendarai BlacQueennya dengan kecepatan normal, Sella yang mungkin baru pertama naik motor tersenyum senang mendapati pemandangan siang di kota padat penduduk itu. disaat sudah lumayan jauh dari rumah, Alena kembali melajukan motornya dan kali ini kecepatannya di atas rata rata, Alena membawa motor kesayangannya seolah di arena balapan, sangat cepat.
"kak berhenti tolongggg!!" Sella berteriak kencang, Alena tersenyum tipis di balik helm full facenya,, ini yang dia rencanakan sejak tadi yaitu mengerjai Sella dan membuat gadis itu trauma dengan motor.
Sella memekik takut, sungguh dalam hatinya dia masih sangat menyayangi nyawanya,, Sella tidak ingin mati cepat karena aksi ugal ugalan sang kakak.
"kak Dira tolong berhenti hiksss,, sella nggak sanggup tolong berhenti disini!!" Sella masih berteriak dari belakang, sudah di pastikan wajahnya sudah pucat pasi, dia tidak pernah menyangka bahwa Nadira yang dulu lugu kini bisa ugal ugalan tanpa takut dengan nyawa.Alena seakan menulikan telinganya, dia tidak peduli dengan teriakan histeris dari Sella, Alena tetap melajukan motornya di atas rata rata agar cepat sampai di kafe milik Vallerio.
dua puluh menit berlalu, jarak dari mansion ke kafe Vallerio jika di tempuh dengan mobil mungkin memakan waktu satu setengah jam, jika di tempuh dengan pengendara motor yang laju kecepatannya biasa saja mungkin butuh waktu 45 atau lima puluh menit, tapi ini Alena, ratu balapan yang selalu menang dalam bertanding.
"kita sudah sampe" Alena berpura pura menyampaikan itu pada Sella, tapi ketika menoleh ke belakang dia sudah tidak mendapati keberadaan Sella.
"huekkkk!!!" Alena tertawa tipis,, ternyata Sella sudah pergi agak jauh hanya untuk memuntahkan isi perutnya. agak kasihan sebenarnya melihat Wajah pucat Sella kini, tapi apalah daya Alena juga menikmati kesengsaraan ini. Alena menghampiri Sella yang sudah tampak lemas.
"kau sakit?? kok bisa muntah?" pertanyaan klase, ingin sekali Sella memaki wanita itu, dia pura pura atau apa? songongnya minta ampun, begitulah yang ada dalam pikiran Sella sekarang. sumpah demi apapun gadis itu trauma, dia tidak akan lagi mengikuti Nadira kemana pun jika mengunakan motor.
"ayo masuk,, aku akan memesan air jahe untuk menghilangkan rasa mualmu!" Sella menurut, dia mengikuti langkah Alena yang terlihat sangat akrab dengan tempat ini. rasa heran selalu menghantui Sella, dia kenal betul kakaknya selama ini, dia bahkan menjadi anak rumahan yang penurut, tidak sekali pun Sella melihat kakaknya berkeliaran jauh sampai kesini.
Alena menduduki tempat yang biasa dia duduki jika sedang berkunjung di kafe milik sahabatnya, matanya menatap sekeliling mencari sosok yang dia cari.tak sampai beberapa lama mata Alena menangkap sosok Vallerio yang tidak semangat bekerja. entah kenapa tumben sekali pria itu turun tangan langsung dalam melayani konsumen.
"mbak jahe hangat dan ice blend cookies &cream satu ya" Alena memesan jahe untuk Sella dan minuman yang menjadi favoritnya jika sedang kesini.
"kamu mau apa lagi?? " Alena ingin mentraktir adiknya, jujur dia sedikit merasa bersalah melihat wajah pucat Sella sekarang.
"ice bland strawberry javachip,, itu aja" jawab Sella kemudian kembali berdiam diri. mereka berdua menikmati waktu dengan meminum sajian yang menjadi favorit mereka di kafe ini. setelah selesai Alena berdiri dan membayar tagihan.
"kita ke mall sekarang!" Alena mengajak Sella,dan hanya di jawab gelengan oleh adik manisnya, rupanya gadis itu sudah enggan untuk ikut, dia mengelengkan kepalanya tanda tak mau.
"terus kemana? pulang? ya udah ayok!!"
"kakak pergi sendiri saja ke mall, aku pulang naik taksi!" Sella memesan taksi dan segera keluar dari kafe, sementara Alena tetap duduk diam sembari memperhatikan Sella dari jarak jauh. Setelah itu Alena yang duduk sendirian memanggil Vallerio yang masih betah bekerja,
"Vallerio!!"
_______