Kesuksesan Istri Yang Di Anggap Benalu
Semburat jingga sudah mulai terlihat menghiasi langit di pagi hari, tampak sang surya kini telah memancarkan sinarnya. Terdengar suara kicauan burung nan merdu yang mengusik telinga. Mereka menari dan berlari di hamparan sawah.
Seorang wanita berparas ayu dengan kulit kuning langsat, iris mata coklat serta memiliki gingsul di giginya yang menjadi pemanis di saat ia tersenyum.
Dia adalah Kusumaningtyas perawan kalimantan yang dipersunting oleh Bayu Wicaksono 2 tahun yang lalu.
Ningtyas nama panggilan ku. Aku yang saat ini sedang menggeliat di atas tempat tidur, mencoba untuk membuka mata yang terasa berat. Akibat merasakan sakit perut yang luar biasa semalam, hingga pukul 2.00 dini hari aku baru bisa terlelap. Mungkin ini terjadi karena aku kelelahan setelah beraktivitas seharian kemarin.
Aku Memiliki ibu mertua yang tidak pernah menyukai ku, sepertinya kehadiran ku di anggap sebagai beban bagi anak laki-lakinya. Setiap hari apapun yang aku lakukan dan kerjakan selalu salah di matanya. Hal itulah yang membuat ibu mertua ku selalu ada alasan untuk memarahiku. Baginya aku bukanlah seorang menantu, tapi hanyalah seorang pembantu yang berlebel istri. Hal inilah yang membuat hidup ku seolah-olah seperti di Neraka. Aku Tinggal di rumah mertua, bagaikan hidup di jaman penjajahan. selalu saja di tuntut untuk kerja rodi. Kapankah penjajahan ini akan berakhir? disaat orang lain sudah merasakan hidup merdeka. tapi tidak untuk diriku.
Ku lirik jam di ponselku sudah menunjukkan pukul 5.00 pagi, bergegas aku ke kamar mandi untuk membersihkan diri serta berwudhu. Ternyata hari ini aku bangun kesiangan. Segera ku laksanakan kewajiban ku sebagai seorang muslim Tak lupa di setiap sholat ku, aku selalu berdoa agar di beri kenikmatan, kebahagiaan dan keselamatan untuk dunia dan akhirat. Dan untuk kedua orang tua ku, aku selalu berdoa semoga senantiasa dalam lindungannya. Selesai sholat ku lipat mukena dan ku sampir kan di tepian ranjang.
Ku buka jendela agar udara segar dari luar bisa masuk ke dalam kamar. Ku rapikan tempat tidur yang sedikit berantakan. Kebiasaan seperti ini lah yang selalu orang tua ku ajarkan sebelum melakukan aktifitas lainnya.
Terdengar deru langkah dari luar menuju kamar ku. Tak lama pintu pun di gedor.
Dor.. Dor... Dor..
"Ning cepat bangun, sudah siang ini!!! Setiap pagi kerjaannya bangun siang melulu, bikin emosi aja. Dasar menantu tak berguna. Sudah pemalas, miskin lagi. Bisanya cuma jadi benalu saja kamu di rumah ini". Teriak mertua ku. Dengan suara menggelegar. Mungkin sampai terdengar ke rumah tetangga.
" Buruan sana masak!!!! sudah tau setiap pagi sebelum ke sawah aku pasti sarapan. jam segini kok masih molor aja". Lanjut mertua ku lagi dengan logat Jawanya yang masih kental..... ya saat ini aku sedang berada di tempat mertua ku di kota R, salah satu daerah yang ada di Jawa Tengah.
"Iya bu sebentar", ku ambil jilbab instan yang ada di gantungan, ku pasang dengan terburu-buru sambil jalan menuju keluar kamar.
" Sudah sana cepat belanja, di warung mba Minah!!! Ini duit 20rb untuk beli sayur dan lauk. uang segitu harus cukup!!! Jadi perempuan itu harus belajar hemat". Perintah mertua ku..
Ku terima uang tersebut. Lalu ku putar otak, kira-kira masak apa hari ini dengan uang belanja segitu.
"Kalo belanja jangan lama-lama, jangan sambil ngerumpi. Pagi-pagi jangan cuma bikin dosa saja". Teriaknya lagi sambil berlalu.
Tak lagi ku jawab omongan mertuaku. Aku pun langsung pergi. Dengan langkah yang sedikit lambat aku berjalan keluar rumah. Perut yang semakin membesar membuat ku agak sedikit kesulitan untuk berjalan. Untung saja warungnya hanya selisih 5 rumah dari tempat mertua ku. Jadi aku cukup berjalan kaki saja. Lumayan itung-itung sekalian olahraga.
Sesampainya di warung ku lihat beberapa Ibu-ibu sedang memilih sayuran serta lauk-pauk untuk menu hari ini. Dengan senyum ramah mereka menyapa ku.
"Belanja mba", sapa Anis tetangga depan rumah mertua ku.
" Iyo mba, bingung mau masak apa hari ini"? Jawab ku sambil memilih sayuran dan lauk pauk.
"Iya-ya mba, beginilah jadi perempuan. Setiap hari selalu bingung mau masak apa"!!! sahut ibu-ibu yang lain. Seperti suasana di warung yang setiap harinya, yang selalu ramai dipenuhi canda tawa dari para ibu-ibu pejuang dapur ngepul. Untuk mengusir rasa jenuh mereka ketika di rumah.
Akhirnya ku putuskan untuk membeli labu siam, labu kuning, ikan pindang, dan ikan panggang serta jagung pipilan. Rencananya hari ini aku mau masak sayur menir, ikan pindang goreng dan sambel iwak panggang.
Sayur menir adalah makanan asli dari Jawa Timur. Menir yang artinya beras, jadi beras ini tumbuk halus bareng bumbu. Tapi karena aku gak suka pake beras jadi aku ganti pake jagung yang di haluskan. Karena kalo pake beras kuahnya terlalu kental. Agak enek kalo di makan. Sayur menir ini sama seperti sayur bening cuma bedanya bumbunya di kasi kunci, yaitu tumbuhan sejenis rimpang.
"Ini mba tolong total belanjaannya ". Ku serahkan belanjaan ku ke penjualnya untuk di hitung.
" Ini total semuanya15 rb ya mba". ucap mba Minah sambil memasukkan belanjaan ku ke dalam plastik.
"Iyo mba", ku serahkan uang 20 rb tadi yang di berikan mertua ku. Ternyata masih ada kembaliannya 5rb.
Selesai belanja aku langsung pulang, tiba di rumah aku menuju ke halaman belakang untuk mengambil daun kelor, yang rencana mau aku buat campuran sayur menir sebagai pengganti bayam.
Setelah ku rasa cukup, aku masuk ke dapur. Dan langsung mengeksekusi belanjaan ku tadi. Tak butuh waktu lama masakan ku akhirnya matang semua.
"Sudah selesai belum sih masaknya? cuma masak gitu aja kok lama banget. Emangnya ngapain aja kamu dari tadi, ini tu sudah siang. Aku sudah mau berangkat ke sawah, nanti keburu panas lagi". Ucap ibu mertua ku yang entah muncul dari mana. kayak Jailangkung aja. Untungnya........sebelum ke warung tadi aku sudah masak nasi di Rice Cooker. Jadi sekarang semua masakan ku sudah beres.
"Sudah bu, ini sedang saya tata di atas meja". Ucap ku. Dengan cekatan aku menyusun beberapa menu di atas meja.
" Nanti jangan lupa sapinya di urus, aku mau segera berangkat. Mau nyebar bibit padi mumpung sawahnya sudah ada air". Perintah mertua ku.
"Iya bu nanti saya kasi makan. saya ikut ke sawah gak bu"? Tanya ku yang sekedar Basa basi.
" Gak usah, kamu di rumah saja. ngurusin rumah, perut besar kayak gitu kok mau ikut ke sawah. yang ada bukannya bantu, malah ngerepotin orang, iya"!!! Cibir mertua ku. dengan mulutnya yang penuh nasi.
"Lagian siapa juga yang mau ikut ke sawah, mendingan aku di rumah. Aku kan cuma basa-basi doang". Ucap ku, tapi hanya berani di dalam hati. Mana berani aku ngomong langsung kayak gitu. Bisa-bisa di pecat jadi menantu.
Selesai melayani mertua ku sarapan. Aku langsung menuju ke kandang yang berada dibelakang rumah untuk memberi makan, minum dan membersihkan kandang sapi.
"Mertua mu mana mba? Kok kamu yang bersihin kandang sapi!!! Sudah tau hamil besar kayak gitu kok malah di suruh ngurusin sapi. Dasar g*nd*ng mertua mu mba". Tegur lek Nur tetangga belakang rumah mertua ku.
" Gak apa-apa kok lek, Aku masih kuat kok kalo hanya sekedar ngurus sapi. Kan cuma ngasi makan sama bersih kandang doang, bukan di suruh kerja berat. Ucap ku sambil sambil cangar-cengir. "Ibu tadi ke sawah nyebar bibit padi, kata ibu mumpung sawahnya sudah ada air". Ucap ku lagi
"Emang kamu gak takut apa, kalo brojol di situ"? Canda lek Nur sambil tertawa.
" Ya nggak lah lek, yang namanya mau lahiran kan pasti ngasi tanda tho. Gak mungkinkan tiba-tiba brojol aja". Ujar ku ikut tertawa.
"Sawah ku belum tak sebar bibit padi kok mba, habis tempatnya aja masih kering. Belum ada airnya sama sekali. Musim hujan di tahun ini gak seperti biasanya!! Sudah masuk bulan November tapi hujannya belum merata, masih jarang-jarang".
" Lha terus sawahnya di tanami apa lek "?
"Tak tanamin jagung, tapi ini sebentar lagi sudah mau panen". Ujar lek Nur.
Seperti ini lah kehidupan di tempat mertua ku. Rata-rata mata pencarian masyarakatnya sebagai petani, peternak serta nelayan.. Di lihat dari letak geografis. Daerah ini memang berada di pesisiran pantai. Sehingga udaranya sedikit panas, dan memiliki curah hujan yang lebih pendek bila di bandingkan saat musim kemarau.
" Ya sudah aku tak ngarit dulu ya, nanti selak keburu hujan".
"Iyo lek, soalnya sudah mulai musim hujan. Kalo gak cepat pergi kasian nanti sapinya gak punya pakan". Setelah lek Nur pergi aku pun masuk ke dalam.
Sebelum lanjut beberes aku sarapan dulu, karena cacing di perut ku sudah meronta-ronta minta di kasi makan.
Sarapan pake sambel iwak panggang, sayur menir dan iwak pindang rasanya mantap. Apalagi di saat cuaca panas kayak gini.
Makan enak itu gak perlu mewah, asal perut laper makan pake sambel pun terasa nikmat. (Pengalaman author).
Selesai sarapan aku langsung ke kamar mandi untuk mencuci baju, cucian ku hari ini lumayan banyak . Padahal baru kemaren aku gak nyuci. Di rumah ini penghuninya cuma 3 orang, tapi cuciannya kayak orang 1 RT. Suami memang jarang ada di rumah. Karena dia bekerja sebagai supir trailer yang mengangkut bahan logistik. Biasanya dia akan pulang 1 minggu sekali, itu pun ketika tidak ada muatan. .
Satu persatu ku kucek dan ku sikat baju yang kotor. Baju yang biasa di gunakan oleh ibu mertua untuk ke sawah sengaja ku pisahkan dan ku rendam lebih lama, karena pasti penuh dengan lumpur dan butuh tenaga extra untuk mencucinya. Setelah selesai langsung ku bilas 2X, habis itu ku jemur di belakang rumah. Cuaca hari ini lumayan panas walaupun masih pukul 9.00 pagi.
Beginilah aktifitas ku sebagai ibu rumah tangga yang gak akan ada habisnya, kerjaannya hanya seputar itu-itu aja. Tapi kalo sudah selesai di kerjakan semua, sepertinya tak berbekas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Nendah Wenda
menarik
2024-03-19
0
Emn Sc
begitu lah pekerjaan ibu RT ..g da cuti ..g da bekas ny..tiap hari yg itu.tu trus.
2024-03-19
0
Bundanya Pandu Pharamadina
like
favorit
👍❤
2024-03-18
1