Andah, adalah mahasiswi yang bekerja menjadi penari striptis. Meskipun ia bekerja di hingar bingar dan liarnya malam, tetapi dia selalu menjaga kesucian diri.
Sepulang bekerja sebagai penari striptis.Andah menemukan seorang pria tergeletak bersimbah darah.
Andah pun mengantarkannya ke rumah sakit, dan memaksa Andah meminjam uang yang banyak kepada mucikari tempat dia menari.
Suatu kesalahpahaman membuat Andah terpaksa menikah dengan Ojan (pria amnesia yang ditemukannya) membawa drama indah yang terus membuat hubungan mereka jadi semakin rumit.
Bagaimana kisahnya selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CovieVy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Minuman + Obat Perangs*ng
"Gimana sekarang? Masih panas?" tanya Andah dengan wajah khawatir.
Ojan menggelengkan kepanya. "Udah tidak apa, tapi pinggang Ojan beneran sembuh. Itu obat ajaib ya?"
Andah tertawa mendengar ucapan sang suami. "Iya, itu obat yang paling ajaib yang aku pakai. Aku suka memakai itu jika jatuh dari pole nya."
Saat ini, mereka berdua sedang berjalan menuju ke tempat kerja Andah. Seperti biasa, Ojan memaksa untuk mengantarkan Andah. "Aku janji tidak akan mengacau."
"Kamu tidak usah menunggu! Aku malu menari jika ada kamu!"
"Tapi, Ojan sebenarnya nggak suka Andah nari-nari begitu di hadapan semua orang. Nanti, jika uang Ojan udah banyak, Andah narinya buat Ojan aja ya? Nanti akan Ojan bayar dengan uang yang sangat banyak."
Andah menutup wajahnya mendengar kepolosan sang suami, dia merasa malu pada dirinya sendiri. "Nanti kalau Ojan tidak tidur, aku akan menari untukmu sampai kamu puas."
"Benar kah? Pakai baju yang di cafe juga?"
Andah menghentikan langkahnya menarik tangan Ojan. "Menurutmu bagaimana penampilanku saat memakai pakaian seperti itu?"
Ojan berpikir sejenak. "Sebenarnya Andah itu cantik banget kalau lagi kerja. Namun, Ojan tidak suka jika Andah memakai baju itu di depan orang lain. Pakainya di depan Ojan aja ya? Jangan kasih ke orang lain."
Andah menghela nafas panjang. "Setelah keungan keluarga kita membaik, aku akan berhenti, dan ada satu lagi alasan yang bisa membuatku berhenti."
"Apa itu?"
"Jika aku hamil."
Mata Ojan kembali membulat. "Sebenarnya Ojan pengen menghamili Andah. Tapi kalau Andah nangis, Ojan juga nggak mau."
"Hahahaha." Andah tertawa terbahak, sambil memegang perutnya. "Kamu dapat istilah itu dari mana?"
"Tadi, sebenarnya Bang Ali ngasih video dua orang nggak pakai baju. Katanya itu adalah tontonan pria dewasa. Saat nonton itu, Ojan ingin mencobanya juga sama Andah. Kata Bang Ali, suami istri sebenarnya harus begitu. Ia menyebutnya dengan proses menghamili istri." Ojan mengatakannya tanpa malu.
Namun berbeda dengan Andah, wajahnya terasa sangat panas dan malu mendengarnya. "Sudah! Kamu jangan mendengarkan dia lagi! Meskipun semua memang benar, kamu tidak perlu mengikuti apa yang Bang Ali katakan. Jika aku siap, kamu tidak perlu menggodaku. Biarkan aku yang menggodamu!"
Setelah sampai di halaman cafe, Andah mendorong Ojan agar kembali pulang. "Kamu pulang aja!" Andah masuk ke dalam cafe dengan langkah ringan. Namun, Ojan mengepalkan tangannya melihat istri yang telah menghilang masuk ke dalam bangunan yang berkelap-kelip itu.
Di dalam bangunan, Mamih Lova menyambut Andah dengan cara yang tidak biasa. "Mana angsuran hutangmu yang kemarin?"
"Yaaah, ketinggalan, Mih. Giliran aku serahkan, Mamihnya yang nggak mau. Ya aku simpen dulu." Andah menggaruk kepala dengan rambut panjangnya yang terurai. Merasa heran dengan tingkah sang boss yang selalu saja berubah-ubah.
"Ndah, aku janji tidak akan menagih hutangmu jika kamu mau sekali ini saja menerima tamu eksklusif malam ini. Dia udah nyari kamu semenjak malam kemarin, tapi kamunya nggak ada."
Andah menggeleng cepat. Dia masih kukuh untuk tidak mau menerima yang seperti itu. "Rencananya aku mau pulang cepat malam ini. Aku cuma nari di pembukaan aja."
"Yaaah, kok gitu? Terus pelanggan yang bernama Jonathan bisa kecewa dong?" Mamih Lova memonyongkan bibirnya seakan menempel dengan hidung.
"Jonathan? Aku kira Mamih mau nyodorin Tama sialan itu lagi? Huffftt, untung saja bukan dia lagi."
Mata Mamih Lova membulat dan tersenyum. "Jadi, jika kamu bukan Tama, kamu mau?"
"Nggak juga sih, Mih. Aku sudah berjanji malam ini akan pulang cepat pada keluargaku." Lalu Andah melambaikan tangannya kepada wanita yang menggunakan riasan tebal itu. Andah segera menuju ruang ganti, ia memandangi kostum yang dikatakan Ojan tadi.
Benar juga sih, apa yang dikatakan Ojan. Orang lain melihat diriku memakai ini. Sementara, ia yang suami sah dan kekasih halalku, begitu aku batasi. Sepertinya, malam ini aku akan membawa kostum ini dan menari untuknya secara eksklusif.
Sementara itu, Mamih Lova menatap Andah dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Ia menekan ponselnya. "Tuan Jonathan, apa benar ingin bertemu Suny?"
Jonathan yang sedang pusing lembur di kantornya langsung menegakkan kepala. "Suny? Siapa Suny?" Ternyata ia tidak ingat apa-apa.
"Owalah, Tuan Jonathan ini bisa bercanda kayak gitu ya? Katanya kemarin ingin diberi fasilitas VIP bersama Suny?"
Jonathan kembali teringat siluet ingatan masa lalu saat ia sedang mabuk. "Oooh, iya. Aku ingat."
"Oh, bagus lah jika Tuan ingat. Bagaimana, apakah mau bertemu dengannya? Mumpung ia lagi muncul ni. Nanti tak tau lagi kapan muncul ke sini."
Jonathan merasa penasaran menganggukkan kepalanya. Ia menganggap saat ini benar-benar membutuhkan hiburan. "Baiklah, saya akan segera ke sana." Setelah panggilan ditutup, Jonathan melempar semua pekerjaan yang membuat kepalanya sakit. Ia mengambi jas dan tas kerja, tanpa babibu langsung menuju cafe tempat ia mabuk tadi malam.
Jonathan masuk dan sudah disuguhi oleh pemandangan indah gadis yang menari. Ada satu titik yang paling ramai dikerumuni oleh para pria. Hal ini sungguh berbeda dengan yang kemarin, karena kemarin merata ditonton tanpa pilih kasih. Jonathan ikut meramaikan kerumunan itu, dan matanya terbelalak melihat seorang cantik yang sedang berputar-putar meliuk pada sebuah tiang.
"Dia bagai bidadari yang sedang terbang di awan," gumamnya.
"Benar sekali, dia adalah Suny, primadona tempat ini. Namun, ia sangat susah untuk dimiliki." celetuk penonton yang lain, terlihat jauh lebih muda darinya.
Setelah performance pembukaan usai, seperti biasa Andah dan yang lain memunguti uang hasil saweran yang diberikan untuknya. Mata Andah terbelalak saat melihat pria yang asing baginya, memberi saweran uang yang sangat tebal dengan wajah penuh senyuman. Andah mengambil uang yang disawerkan untuknya.
"Terima kasih, Tuan." Andah mengambil dari yang lain juga lalu pergi.
Andah sumringah tidak menyangka hari ini adalah hari keberuntungannya. "Hutangku akan langsung lunas kayaknya." celetuknya menghitung pendapatan menjelang ia pulang. Andah benar-benar ingin cepat pulang. Dia akan memberikan tarian khusus kepada suaminya malam ini.
"Hai, sepertinya malam ini kamu dapat banyak ya?" Seorang pria datang menghampiri Andah. Dia adalah Jerry, salah satu pihak keamanan yang mengusir Ojan sebelum malam ini.
"Iya, Bang. Lumayan banget malam ini."
"Kamu pasti haus banget, kebetulan aku punya ini." Jerry menyodorkan minuman bersoda berwarna merah muda.
"Waaah, tau aje Bang?"
Jerry sengaja membantu membukakan botolnya di depan Andah, agar Andah tidak mencurigai tutup botol yang telah dibuka sebelumnya. Mamih Lova telah membubuhi minuman itu dengan obat perangsang.
"Baik banget, Bang? Tau aja aku lagi haus banget habis jingkrak-jingkrakan." Andah mulai meneguknya, meski hanya sedikit dan meletakkannya kembali melanjutkan menghitung uangnya.
Kening Jerry berkerut melihat minuman yang masih bersisa itu. "Habiskan doong. Kalau nggak habis aku bisa sedih."
Andah tersenyum melihat Jerry merajuk. "Baik lah! Aku akan meminum semuanya sekaligus!" Andah langsung meneguk minuman itu dan meminumnya.
"haaaak!" Andah mengeluarkan suara sendawa yang sangat keras.
"Iiih, jorok!" Jerry pergi melambaikan tangan.
Andah hanya tersenyum dan melanjutkan proses menghitung. "Waaaah, malam ini bisa dapat sepuluh juta? Kalau digabungi dengan yang kemarin, terus nambah dikit lagi bisa lunas semua hutangku." Andah menepuk-nepuk uang tersebut ke telapak tangannya.
Andah mulai merasa aneh pada dirinya. Ia segera melapisi kostum dengan pakaian saat berangkat tadi. Namun, keadaan pada dirinya sungguh sangat aneh. Dia terus teringat akan tubuh suaminya yang bidang.
Andah ingin pergi meninggalkan lokasi, tetapi dicegat oleh beberapa orang. "Kamu mau ke mana?
takut lo brkl bpkmu smpe dipecat???