Diego Murphy, dia adalah seorang pembunuh berdarah dingin, dan dia juga adalah seorang mafia yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada klan Dark Knight. Bahkan dia telah mendapatkan julukan sebagai The Killer, siapapun yang menjadi targetnya dipastikan tidak akan pernah bisa lolos.
Ketika dia masih kecil, ayahnya telah dibunuh di depan matanya sendiri. Bahkan perusahaan milik ayahnya telah direbut secara paksa. Disaat peristiwa kebakaran itu, semua orang mengira bahwa dirinya telah mati. Padahal dia berhasil menyelamatkan dirinya sendiri.
Setelah beranjak dewasa, Diego bergabung dengan sekelompok mafia untuk membalaskan dendamnya dan ingin merebut kembali perusahaan milik ayahnya.
Disaat dia melakukan sebuah misi pembunuhan terhadap seorang wanita, malah terjadi sebuah insiden yang membuat dia harus menjadi menantu dari pembunuh ayah kandungnya sendiri. Sehingga dia terpaksa harus menyembunyikan identitasnya.
Apakah Diego berhasil membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
"Uhukkk... uhukkk..."
Terdengar suara anak kecil terbatuk-batuk. Rupanya Diego telah tersadar dari pingsannya.
Anak kecil itu sangat terkejut ketika melihat api yang membumbung tinggi merambat memasuki kamar. Bahkan kamar tersebut telah dipenuhi asap yang berkabut hitam.
Diego segera bangkit, dia menggoyang-goyangkan tubuh Tuan Abidzar, untuk membangunkannya. "Ayah! Bangunlah!"
Namun, tubuh Tuan Abidzar sama sekali tidak bergerak sedikit pun. Ayahnya telah meninggal dunia, membuat Diego menangis terisak-isak.
"Ayah, bangun! Jangan tinggalkan Diego!"
"Ayah!"
Siap tidak siap, Diego harus menerima kenyataan bahwa ayahnya sudah meninggal. Diego ingin sekali membawa tubuh ayahnya keluar dari vila, agar tubuhnya tidak terbakar. Tapi sayangnya api dengan cepat telah merambat mengenai tubuh sang ayah.
Anak kecil berusia 8 tahun itu tidak memiliki kekuatan untuk mengangkat tubuh ayahnya. Bahkan kini tubuh sang ayah telah habis dilahap oleh si jago merah.
"Tidak, ayah!"
"Ayaaaah!"
Diego menangis histeris. Dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan tubuh ayahnya.
Diego terpaksa harus keluar melalui jendela kamar. Telat sedikit saja, tubuhnya akan hangus terbakar.
Diego menjatuhkan dirinya ke tanah. Lututnya terluka mengenai bebatuan. Anak kecil itu hanya bisa menangis melihat vila yang sudah tidak terbentuk lagi, api terus berkobar-kobar menyelimuti vila tersebut.
Diego tidak sengaja mendengar suara seseorang yang sedang berjalan ke arah belakang vila. Diego segera berdiri, walaupun kakinya sangat merasakan kesakitan.
Diego bergegas berlari dengan tertatih-tatih memasuki area hutan yang ada di sekitar vila.
Rupanya orang yang sedang berjalan ke arah belakang vila itu adalah Pram. Mungkin karena dia tidak sengaja mendengar suara seorang anak yang sedang menangis, makanya dia segera mengecek area belakang vila.
Pram pun bersiul dengan santai setelah memastikan bahwa tidak ada siapa-siapa di belakang vila. Dia malah tertawa kecil melihat keadaan vila yang telah luluh lantak.
Sementara itu, Diego berusaha untuk terus berlari menjauhi area vila sambil terus menangis memanggil nama sang ayah.
"Ayah!"
"Aarrhhh... Ayah!"
Namun, tiba-tiba saja dia terperosok, jatuh ke dalam jurang. Membuat tubuhnya terus berguling-guling hingga sampai ke dasar bawah.
Buuukkk!
Kepalanya membentur sebuah batu kecil. Membuat kepala Diego terluka dan tidak sadarkan diri.
...****************...
Diego tersadar dari pingsannya. Dia sangat terkejut begitu menyadari bahwa dirinya saat ini sedang berada di sebuah ruangan yang sangat asing untuknya.
Anak kecil itu membuka matanya lebar-lebar ketika mendengar suara di sebuah acara berita di televisi. Suaranya terdengar samar-samar.
...Pemirsa, sudah satu minggu Tuan Abidzar dan putranya meninggal dunia karena kebakaran. Tentu saja berita duka ini sangat menyakitkan bagi semua orang yang mengenali mereka. Tapi sayangnya, Tuan Murphy tidak memiliki saudara ataupun anak lagi. Siapakah yang akan menggantikan posisi Tuan Abidzar di perusahaan Murphy?...
Diego terpaku. Rupanya dia telah tak sadarkan diri selama satu minggu. Bahkan orang-orang mengira bahwa dirinya telah meninggal. Tubuh orang-orang yang terbakar di vila memang telah menjadi abu, tak dapat terindikasi. Sehingga tidak ada satu orang pun yang tahu bahwa Diego masih hidup.
Seketika Diego menangis tersedu-sedu mengingat sang ayah.
"Ayah!"
"Aarrrghh...."
Setelah puas menangis, anak kecil itu nampak termenung. Dia baru menyadari bahwa saat ini dia sedang berada di sebuah ruangan yang sangat asing untuknya. Membuat dia menjadi penasaran, siapakah orang yang sudah menolongnya?