Raika, telah lama hidup dalam kesendirian sejak kematian ayahnya. Dunia yang berada diambang kehancuran memaksanya untuk bertahan hidup hanya dengan satu-satunya warisan dari sang ayah; sebuah sniper, yang menjadi sahabat setianya dalam berburu.
Cerita ini mengisahkan: Perjalanan Raika bertahan hidup di kehancuran dunia dengan malam yang tak kunjung selesai. Setelah bertemu seseorang ia kembali memiliki ambisi untuk membunuh semua Wanters, yang telah ada selama ratusan tahun.
Menjanjikan: Sebuah novel penuhi aksi, perbedaan status, hukum rimba, ketidak adilan, dan pasca-apocalipse.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahril saepul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Camp.
Puluhan Wanters bergerak serempak menuju sebuah gua---Mio menebas beberapa Wanters tingkat 1 begitu juga dengan kami yang mengetahui maksud dari tindakannya, gua selebar 10 meter terpampang jelas di hadapanku.
Tanpa menghentikan langkah, kami terus bergerak dibekali cahaya dari Beasthearts; Mio membunuh semua Wanters yang menghalangi jalan secara terus menerus dengan teriakan keras ...
SLING
Seorang anak perempuan berusia 10 tahun terlihat saat tubuh Wanters terbelah.
Anak itu menodongkan Beasthearts dengan posisi telentang yang seharusnya ia todongkan kepada Wanters.
"Kau baik-baik saja?" tanya Mio, uap di tubuhnya perlahan menghilang.
Mata anak itu berkaca-kaca dengan lerai air mata, kemudian ia bergerak ke arah Mio dan memeluknya.
"Maaf aku-idak, akan keluar lagi, tolong ..." ucap anak itu seperti menyesali tindakan yang ia buat.
"Tidak apa-apa sekarang kamu aman, jangan khawatir," sahut Mio, mengelus kepalanya.
Yuto menatap anak itu dalam diam seperti memperhatikan sesuatu ...
"Dia Eldritch." Gumam dengan nada terkejut.
"Yuto! ..." Mio menatap tajam Yuto.
Yuya mendekati Yuto dari belakang, tangannya meraih bahu. "Sekarang bukan waktu yang tepat. Kita juga pernah dibantu oleh mereka, kan."
"Tapi, tidak sedikit dari mereka menindas kita, Yuya," balas Yuto seperti menahan amarahnya.
"Yuto, bukankah dia mirip seperti kita yang dulu ...
selalu mengharapkan pertolongan, tetapi tidak ada yang peduli.
Jika kita tinggalkan menurutmu apa yang akan terjadi? Bukankah kita yang jahat di sini."
Yuto hanya terdiam, walaupun terdapat getaran pada tubuhnya.
Tidak lama setelah itu, aku merasakan beberapa Wanters mulai mendekati kami.
"Mereka datang."
Wanters tingkat satu mendekat dengan cepat. Yuto mengaktifkan Beasthearts-nya kemudian menembak tepat pada kristal hingga hancur. Yuya melesat menghancurkan ke tiga inti mata sekaligus membunuhnya.
"Sebaiknya kita pergi dari sini, mereka bisa saja berdatangan kembali," saran Yuya, yang telah berkumpul.
Kami bergegas keluar gua sebelum kerumunan Wanters tak terkendali.
Sesampainya di luar mulut gua.
"Kak! Kita bisa pergi ke Camp tempat kak Feilin berada."
"Camp?" gumam Mio.
Kami semua menatap heran apa yang dimaksud oleh anak tersebut.
Anak itu melepas genggaman Mio, kemudian berlari. "Aku ingat lokasinya, ayo!" suruhnya.
"Tu-tunggu!"
Aku dan yang lain mengikutinya sembari memantau sekitar. Meskipun masih anak-anak, tetapi ia sudah menguasai cara mengaktifkan fury mode---beasthearts yang digunakannya juga memiliki Arcis tingkat lima. 'Benar-benar orang Eldritch ....'
Wanters mulai muncul satu persatu dari arah pepohonan. Perlawanan kami lontarkan setiap kali mereka mendekat.
DOR-DOR-SLING-SLING---SLING
Kami melakukan hal yang sama secara terus menerus tanpa ada hambatan. Namun, seperti yang ku-duga dari banyaknya Wanters; luapan energi yang jauh lebih besar terasa tidak jauh dari tempat kami berada.
"Yuya! Arah jam 11 ..."' ucapku.
"Arah jam 11?" gumam anak itu.
Kilauan cahaya merah terpancar di sebelah kiri kami. Yuya langsung bergerak cepat ke arah cahaya tersebut---setelah pepohonan besar tersingkirkan terlihat Wanters setinggi 15 meter yang telah bersiap menembakan energi dari mulut. Mio menarik anak itu.
BUSS-----TUGH
Yuya mengaktifkan perisai sekaligus menahan energi tersebut. Karena perisainya berwarna kuning; retakan kecil mulai terlihat, secara perlahan mulai menyebar ke segala area.
Beruntung ia berhasil menahan energi tersebut sampai berhenti ... Mio menyerahkan anak itu kepadaku kemudian ia bergerak cepat bersama yang lain menuju Wanters yang sepertinya berada di tingkat 3.
"Hebat sekali! Kalian dari Kelompok mana?" tanya anak itu.
Aku tidak menjawab perkataannya dan fokus membidik inti mata yang berada di bagian leher bersama Yuto yang terus menembaknya hingga retak. Mio melempar pedang kiri membuat kristal itu hancur, ditambah Yuya---melompat seperti kilat menusukan pedang hingga menghancurkan inti mata tersebut.
'Huh!' Merasakan dua Wanters berada dekat di belakangku. Sigap aku mendorong diri bersama anak itu karena merasakan firasat buruk.
BRUGH
Benar saja mereka muncul tepat saat aku menghindar---menyergap tempatku berdiri sebelumnya.
Dalam posisi melindungi anak itu, aku melempar belati tepat pada inti matanya---bergegas secepat mungkin mendekat sampai aku berhasil menaiki satu tubuhnya kemudian menendang belati hingga menembus inti mata.
Wanters satu lagi telah bersiap dengan tangan tajam, hendak menebas diriku yang masih berada di atas tubuh Wanters.
SLUSGK
Memotong tubuh teman sendiri---aku memanfaatkan tangannya untuk merayap dengan cepat bergegas menusuk inti mata tersebut, aku ceroboh dan terpeleset hingga jatuh. "Sial! ..."
Mengingat ada sesuatu yang harus ku lindungi, tanganku mendorong refleks; menghindari serangannya
Wanters kembali menyerang-ku secara membabi-buta, aku terus menghindar hingga berhasil menaiki tubuhnya kembali dengan segenap tenaga aku kerahkan.
CREK----SLUKK
Setelah belati itu tertancap aku melompat---berlari ke arah anak itu yang sedang menatapku.
"Apa ada yang terluka?"
"Tidak ada ... Kakak bagaimana caramu mengalahkan mereka hanya dengan Beasthearts kecil itu?" tanyanya.
"Aku hanya melakukan apa yang biasa ku-lakukan," jawabku.
Yuya dan yang lain baru kembali.
"Syukurlah kalian baik-baik saja," kata Mio.
"Sebaiknya kita bergegas. Sebelumnya aku melihat mereka bergerak kemari," ujar Yuya.
"Kak, kita sebentar lagi akan sampai pada tempat itu, lebih baik ke sana, ayo."
Karena kami tidak mengetahui apapun, kami hanya bisa mengikutinya; sampai terdapat sebuah bendera merah yang tergantung di setiap pohon. Namun, di sana tidak terdapat apa-apa.
Tiga orang muncul dari arah pohon kemudian mendekati kami. "Putri Alicia, kenapa anda berada di sini?" tanya orang itu.
'Putri?' batin.
"Mmm ... aku hanya, ingin mencoba Beasthearts yang papa berikan, hanya itu. Untuk sekarang aku ingin pulang, tapi jangan bilang pada papa, yah," jawab Alicia.
Mereka bertiga hanya terdiam, aku menatap dengan seksama---ternyata mereka bertiga adalah orang Crusemark, karena terdapat tanda hitam dari tangan, leher dan kakinya.
"Baik! Biar saya antarkan." Orang paling depan menatap rekannya, "Kalian jagalah disini, jika ada rekan kita yang selamat, segera bawa mereka ke Camp!"
"Baik!" Jawab mereka serempak.
"Kalian berempat juga harus ikut, di luar akan sangat berbahaya."
Kami mengiyakan perkataannya, kemudian mengikuti orang itu yang bergerak ke salah satu batu besar yang terdapat lubang di bawahnya, ia memasuki lubang begitu juga dengan Alicia setelah itu kami.
Lubang itu tidak terlalu dalam, kami berada di sebuah lorong kotak selebar 7 meter dengan pencahayaan yang muncul dari garis-garis yang menyelimuti dindingnya.
Di ujung terdapat lingkaran putih---hampir sama seperti alat teleportasi yang ada di dalam kontainer ketika mengikuti Deathmatch. Namun dengan ukuran yang jauh lebih besar.
Aku mengikuti mereka dan berdiri di dalam lingkaran, garis bercahaya mulai bermunculan sebelum pandanganku menjadi putih semua.
BUSS
Aku menoleh ke sekitar; dari jauh terdapat sebuah dinding baja yang mengitari luasnya tempat ini, ribuan tenda memenuhi area disertai, hiruk pikuk orang-orang yang berjalan.
Sebagian banyak yang terluka sebagian lagi adalah orang-orang lansia atau orang yang sudah tidak mampu untuk bertarung.
Kebanyakan dari mereka adalah orang Crusemark, ada juga beberapa orang Eldritch yang memakai perlengkapan tingkat tinggi.
End bab 24
gabung yu di Gc Bcm..
caranya Follow akun ak dl ya
untuk bisa aku undang
terima kasih.