Gadis Penari & Tuan Amnesia
"Cepat serahkan uangnya!" rambut Andah tengah ditarik oleh Inggrid, sang ibu tiri yang selalu memperlakukan Andah dengan kasar.
Andah baru saja pulang dari tempat kerja, langsung disambut dengan bentakan oleh istri kedua ayahnya. Andah mengeluarkan beberapa lembar uang merah hasil kerjanya sebagai penari malam di sebuah klub khusus pria dewasa.
"Hanya segini?" Inggrid membelalakan mata menarik pakaian Andah.
"I-iya, Bu. Hanya segitu."
"Bohong!" Inggrid mengguncang tubuh Andah. "Cepat serahkan sisanya!"
Dengan kasar, sang ibu tiri meraba sesuatu di dalam bra Andah. Akhirnya, ia menemukan beberapa lembar lagi uang yang tersembunyi lalu mendorong Andah, dan beranjak.
"Bu, itu buat biaya kuliah aku."
"Kamu bisa mencarinya lagi esok! Biaya perawatan ayahmu sangat mahal tau nggak?" Inggrid masuk ke kamar dan langsung mengunci pintu. Sementara Andah hanya bisa termangu sendirian menatap depan pintu itu.
*
*
*
"Aah, gak bisa diakses!" rutuk Andah mencoba membuka akun pendidikannya mencoba mendaftar ulang secara online. Lalu sebuah notifikasi muncul pada akun akademik perkuliahannya.
Anda belum membayar uang SPP semester kedelapan. Silakan lakukan pembayaran!
"Huuuuufffttt." Andah hanya bisa menghela nafas panjang. Dia tengah duduk di halaman kampus di gazebo luas yang ada di halaman kampus.
Seseorang tiba-tiba duduk di sampingnya, duduk sembari menaruh tangannya di pangkal paha Andah. Secara refleks Andah menginjak kaki pria yang tidak sopan itu. Tidak hanya itu, suara tamparan membuat semua mata memandang ke arah mereka. Andah masih belum puas, sebelum tangannya mencicip pipi lelaki itu.
"Dasar kurang ajar!" desisnya dengan wajah marah.
Pria yang tak lain adalah teman kuliahnya, mengusap pipi yang terasa sedikit panas usai mendapat sentuhan kasar ala Andah. Laki-laki itu bernama Tama. Dia anak dari seorang manajer di sebuah perusahaan properti yang ternama. Tentunya memiliki uang yang jauh lebih banyak dibanding keluarga Andah.
"Sudah lah Ndah, kamu jangan sok jual mahal begitu! Aku rela membayarmu berapa pun asal kamu mau menemaniku malam ini!"
Ucapan Tama tersebut membuat Andah geram. Dia memilih mengangkat laptop, memasukannya ke dalam ransel, dan pergi.
"Kamu jangan sok jual mahal! Kamu butuh uang yang banyak buat kuliah kan? Atau, kamu menikah saja denganku! Aku akan menjaminmu dengan uang orang tuaku!"
Andah terus berjalan sembari menggerutu di dalam hati. 'Dikira nikah itu mudah apa? Dia pikir aku ini apa? Hah ... Dibiayai dengan uang bapaknya? Emangnya aku ini istri bapaknya?'
Saat malam datang, Andah sedang menyiapkan diri demi penampilan sebagai penari bagi para pria dewasa. Pakaian yang digunakan Andah sungguh sangat berbeda dengan tampilan sehari-harinya.
Di sini Andah terpaksa mengekspos tubuh yang selalu ia tutupi. Andah menambah bantalan di bagian dada agar membuat para pria dewasa yang menyaksikan tariannya jadi semakin terpesona.
"Gimana, Ndah? Udah jadi bayar SPP?" tanya Kak Yana, seseorang yang selalu melindunginya di tempat itu. Setiap ada yang ingin booking Andah untuk tampil secara pribadi, maka Yana lah yang akan menggantikan posisi itu.
Yana sudah terbiasa akan pekerjaan yang dilakoni ini semenjak sepuluh tahun terakhir. Dia sudah terjun pada pekerjaan ini semenjak tamat SMA. Sementara Andah, baru beberapa bulan bekerja seperti ini. Di mana dia sebagai atlet wushu, telah dilupakan dan tidak digunakan lagi. Ditambah lagi, ayahnya tidak bisa menafkahi karena mengalami stroke.
Sebagai atlet wushu yang terlupakan, tak ada lagi job yang memberikannya uang. Namun tuntutan sang ibu tiri membuat Andah terpaksa memindahkan keahliannya dalam keindahan bela diri wushu menjadi penari yang berputar pada sebuah tiang besi.
"Waah, lalu rencana selanjutnya bagaimana? Batas pendaftarannya sampai kapan?"
Andah kembali menghela nafas. "Itu lah, Kak. Tinggal dua hari lagi sih, tapi aku tidak memiliki uang sama sekali. Ibu tiriku selalu saja mengambil uang hasil kerja kerasku."
Yana terlihat prihatin dengan keadaan Andah. Beberapa waktu ini, dia lah yang mengajak Andah bergabung bekerja di sini. Kala itu dia menemukan Andah yang berputus asa dengan keadaan.
"Kamu pakai uangku saja, Ndah? Lagian aku banjir job karena kamu juga." tawar Yana.
"Aku takut berhutang, Kak. Aku khawatir jika tidak bisa membayarnya."
Saat asik ngobrol, terdengar sebuah tepukan dari seorang wanita paruh baya dengan dandanan menor. "Kalian belum siap juga? Sudah waktunya kalian tampil!" ucap garang wanita yang biasa dipanggil Mamih Lova.
"Andah! Make up-mu tak terlihat! Cepat ditambah lagi! Yana, kamu bantu dia dandan!"
"Baik, Mih!" Yana mengambil perkakas kecantikannya segera menambah ketebalan bedak dan pewarna pada wajah Andah.
Beberapa waktu kemudian, tepat pukul 22.00 WIB, musik DJ mengalun diiringi tarian erotis para penari-penari seksi yang keluar dari peraduannya.
Tubuh para penari-penari seksi itu meliuk di sepanjang tempat yang tersedia. Ada beberapa penari yang sengaja berjalan di hadapan para tamu. Mereka beratraksi lebih dekat dengan para pria yang haus akan kemolekan tubuh wanita-wanita cantik itu.
Namun, para pria itu, dilarang untuk menyentuh penari tersebut. Kecuali, jika mereka berani booking penari secara eksklusif di ruangan VIP maupun VVIP.
Penampilan yang paling dinantikan oleh kaum pria yang kelaparan itu adalah aksi sang primadona yang selalu menghindar bila ingin di-booking secara eksklusif. Aksi dari penari yang satu-satunya perawan di antara yang lainnya. Orang itu adalah Suny. Suny merupakan nama panggung Andah sebagai penari malam ini.

Tubuh Andah yang ramping dan indah, dada yang penuh dan berisi (meskipun mereka tidak tahu itu hanya lah sumpalan berlaka) tengah asik meliuk-liuk berputar berpegangan pada tiang.
Kaki Andah menjepit tiang lalu tangannya dilepaskan, kemudian tubuh indahnya meliuk beratraksi pada tiang tersebut, meliuk-liukan tangan merebahkan diri lalu naik lagi.
"Suny ... I love you!" teriak salah satu pria melemparkan uang ke arah panggung tersebut. Lalu beberapa orang yang lain turut melemparkan uang kepada Suny, alias Andah.
Seseorang pada sebuah posisi tertentu menyaksikan penampilan Suny. Dia merasakan sesuatu terpendam tengah menegang di bawah sana. Dia berhalusinasi tengah mengecap indahnya tubuh itu.
"Andah, hmmmfff ...."
Beberapa waktu kemudian usai tampilan bersama, Mamih Lova menarik Andah. Andah tergopoh mengikuti langkah kaki Mamih Lova.
"Ada apa, Mih?" tanya Andah heran.
"Saya dengar, kamu lagi membutuhkan uang untuk biaya kuliah semester terakhirmu kan?"
Andah mengangguk sedikit ragu. Dia seakan membaca keinginan Mamih Lova yang selalu saja membujuknya untuk menerima penampilan ekslusif terhadap pelanggan VIP. Karena sang mucikari ini telah dijanjikan akan mendapat uang yang besar jika berhasil membujuk Andah.
"Mih, aku mau menari secara ekslusif, asal tidak sampai anu. Kalau dia minta itu, aku serahkan sama Kak Yana boleh?"
Mamih Lova terlihat berpikir sejenak. "Nanti pinter-pinter kamu aja!"
Lalu Andah berjalan ke ruang VIP nomor satu seperti yang dikatakan Mamih Lova tadi. Dengan perasaan ragu, dia menarik kenop dan membuka pintu. Netra Andah langsung membulat mendapati sang penyewa dirinya adalah Tama, teman kuliahnya sendiri.
"Halo, Sayang. Akhirnya kamu datang juga." Tama langsung menyambut Andah, mengecup pipi meraba bagian sensitif milik Andah tanpa permisi.
Andah langsung mendorong Tama dan memutar tangan pria itu langsung menguncinya ke belakang. "Kurang ajar! Kau pikir kau ini siapa?"
"Hahaha, aku adalah pria kaya yang akan membayarmu, Sayang! Ayo kita habiskan malam ini berdua! Aku akan memberimu bayaran tinggi!"
Sebuah kepalan mendarat di ulu hati Tama. "Gue ini penari! Bukan pelacur! Cam kan itu!" Andah beranjak membuka pintu dan keluar.
"Heh, wanita sialan! Awas kau! Kau akan di-DO dari pihak kampus! Aku udah rekam aksimu tadi!" teriaknya.
Namun Andah tidak memedulikan teriakan Tama. Dia bergerak masuk dan duduk di ruang ganti, menghitung uang yang didapat hasil saweran pria hidung belang saat aksinya di panggung tadi.
Mendengar Andah kembali menganiaya pelanggan, Mamih Lova memarahi Andah menyuruh gadis itu pulang.
"Tapi, Mih? Uangku masih dikit," rajuknya.
"Saya tak mau tahu! Kamu membuat saya rugi karena harus membayar biaya pengobatan pelanggan-"
"Tapi Mih, Aku lagi butuh banyak uang?" bujuknya.
Mamih Lova hanya mengibaskan tangannya mengusir Andah. Andah segera mengganti pakaian. Dengan sedikit mendengkus kesal, dia meninggalkan klub pria dewasa tersebut.
Uang yang didapat tidak seberapa. Dengan menghela napas panjang, Andah memilih untuk pulang berjalan kaki karena lokasi tempat kerjanya tidak terlalu jauh dari rumah. Saat melewati jalan yang cukup gelap, kaki Andah tersandung benda besar yang biasanya tidak ada di sana.
Andah jatuh menimpa benda tersebut. Terdengar lenguhan suara pria membuat Andah cepat-cepat bangkit. Dia mengeluarkan ponsel dan menyalakan senter, langsung menyigi mencari tahu apa yang baru saja ditimpanya.
"Aaaagghhh!!!" Andah berteriak melihat sebuah tubuh yang penuh dilumuri darah tergeletak begitu saja.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
lencan
Hai Thor aku mampir 😊
2023-09-25
0
my name
malang sekali nasipmu andah
2023-03-14
0
Neng Sari Yantin 2004
sungguh miris kisah hiduh Andah😭😭
siapa laki² yg tergeletak itu?
2023-03-04
0