Adeeva Rachella..
Dia terlahir sebagai Gadis Bisu, namun hal itu Adeeva sangat disayangi oleh kedua orang tuanya..
Hingga disuatu kejadian yang membuatnya tidak bisa untuk berbicara tentang keadilan kedua orang tuanya yang dibunuh oleh Pamannya sendiri..
Pamannya itu adalah Adik dari Ibunya Adeeva, dia adalah seorang gila dengan kekayaan itulah sebabnya dia membunuh kedua orang tuanya Adeeva karena ingin mengambil kekayaannya..
Hidup Adeeva berubah daratis saat kepergian kedua orang tuanya, dia tinggal bersama Pamannya namun dijadikan Pembantu oleh Istri dan Anak Pamannya..
Adeeva juga mendapat perilaku yang tidak pantas seperti sering dibully, disiksa dan lebih parahnya lagi dibuat hingga hampir mati oleh mereka..
Adeeva ingin menyerah, namun pada malam itu seorang Pria bernama Dellson Arden mengajaknya untuk keluar dari Neraka itu..
Adeeva setuju dengan hal itu, tetapi apakah kehidupan Adeeva akan berubah setelah bersama Dellson?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17-Iblis yang sebenarnya!
Setelah melihat aksi Dewi dan Jessy, kini mulailah Dellson bangun dari tempat duduknya dan berjalan kearah kamar..
Ditempat kerjanya juga terdapat kamar mandi ya, jadi tidak harus pergi kekamarnya dulu..
5 menit kemudian keluarlah Dellson dari kamar mandi, wajahnya yang benar-benar datar yang tidak bisa diekspresikan..
Dia berjalan kearah ruang ganti, dimana dia mengambil pakaian serba hitamnya..
Wow mau kemana Dellson?
Tentu saja membalas kejahatan yang dilakukan oleh Dewi dan Jessy..
Kini Dellson sudah selesai memakainya, dimana terlihat sangat jelas raut wajah Dellson mengeluarkan aura pembunuhnya..
" Tunggu kedatanganku, jangan harap kalian bisa tidur nyenyak malam ini"..
Nada bicara Dellson kali ini hanya santai namun menusuk, dia melihat kearah kaca didepannya dengan senyuman yang sangat jahat dan dendam..
Dellson keluar dari kamar gantinya, dia mengambil masker hitamnya, topi dan sarung tangannya tidak lupa pisau yang akan digunakannya untuk mencabut nyawa kedua setan itu..
( Visual pisau yang digunakan Dellson )
Dia berjalan kembali kearah komputernya, dimana dia menghidupkan ponselnya yang sedang dicharger itu..
Saat hidup, Dellson mendapat notif yang banyak dari Bibi Nuh dan Pak Mung mungkin kejadian siang tadi..
Kini Dellson mengambilnya dan mencoba untuk menghubungi Ben, namun ternyata ponsel Ben tidak aktif mungkin saja Ben masih dalam penerbangan kemari..
Dellson beralih untuk menghubungi seseorang, siapa seseorang itu?
[ Hallo Pa ]
Iya seseorang yang dihubungi Dellson adalah Papanya, dia memastikan Papanya tidak ada di Mansion agar dia bisa melakukan pembalasan terhadap wanita gila itu..
[ Ada apa Dellson? ]
[ Apa papa sedang di Mansion? ]
[ Tidak boy, papa sedang ada di Perushaan mungkin sekitar malaman papa kembali ada apa boy? ]
Wajah Dellson menyeringai, akhirnya dia bisa melakukan kesempatan ini untuk memusnahkan setan itu..
[ Tidak apa-apa pa, Dellson baru saja kembali dari London hanya ingin mampir namun Papa tidak ada di Mansion]
[ Ada Mama mu, datanglah ]
[ Baiklah pa ]
Dellson mengakhir panggilannya kepada Papanya, kini dia merasa sangat puas akhirnya dia bisa melakukan aksinya..
" Tunggu kedatanganku wanita gila, malam ini aku akan mencabut nyawamu"..
Dellson memasukkan ponselnya dan mulai keluar dari ruangan kerjanya.. Kini dia berjalan kearah luar dimana dia melihat Pak Mung telah membersihkan sesuatu..
" Pak Mung"..
" T-tuan"..
Pak Mung benar-benar terkejut saat Dellson memanggilnya dengan suara yang menakutkan..
" Tolong bersihkan semuanya, biarkan nanti saya yang mengurusnya"..
" B-baik tuan"..
Pak Mung tidak berani bertanya apapun lagi, karena terlihat raut wajahnya Dellson benar-benar menakutkan.. Dellson berjalan kearah mobilnya tanpa menunggu waktu lama Dellson masuk dan menginjak gasnya dengam kecepatan yang sangat tinggi..
***
Hanya dalam hitungan sejam saja akhirnya Dellson tiba di Mansion utamanya..
Dia pun menuruni mobilnya, dnegan cepat berjalan masuk kedalam Mansion itu..
Tidak ada yang curiga dengan gayanya Dellson, karena Dellson memang membuka maskernya agar semua orang melihat bahwa dia akan melakukan pencabutan nyawa seseorang malam ini..
Brakkk!!!!...
Suara pintu terbuka dengan kasarnya, hal itu membuat Dewi dan lainnya terkejut..
" Dellson"..
Posisi Dewi yang sedang ada diruang tenga, sedang menikmati santainya sambil menonton drakor.. Dengan cepatnya Dellson berjalan kearah Dewi dan mengeluarkan pisaunya..
Dewi yang belum mengetahui kedatangan Dellson, dia hanya santai saja.. Dia menatap kearah Dellson..
Kini Dellson mendekat kearah Dewi dan menarik kerah bajunya Dewi sehingga membuat Dewi sedikit terangkat..
" Dellson apa yang kamu lakukan?"..
Dellson menyeringai, kini tatapan pembunuhnya keluar seketika Dewi menjadi terkejut dan takut..
" Kau telah mengusik wanitaku!"..
Mata Dewi terbelalak dia tidak menyangka akan secepat itu ketahuan,
" Dellson apa yang kamu katakan? Mama benar-benar tidak tau"..
Tiba-tiba..
Uhuk.. Uhuk..
" Jangan berlagak tidak pernah melakukan apapun, kau yang telah menyentuh wanitaku hingga dia masuk ICU dan sekarang aku akan membalasnya bagaimana kau memperlakukan wanitaku"..
Dellson menarik pisau yang ditusukkannya tadi, membuat Dewi menjadi terbelalak setelah itu Dellson menusukkannya kembali sehingga membuat Dewi benar-benar merasakan sesak didadanya karena menahan tusukkan itu diperutnya..
Setelah itu Dellson menarik kembali dan menusuknya sehingga sangat keras dan dalam..
Burrrr...
Sehingga membuat Dewi menyemburkan darah dari mulutnya, aura pembunuh Dellson benar-benar keluar saat ini dia tidak memikirkan lagi siapa didepannya..
Brakkk!!!..
Dellson melemparkan Dewi kelantai membuat Dewi benar-benar sudah sulit untuk bernafas...
" Nyonya"..
Teriak Maid saat dia mencoba untuk mengecek keadaan Nyonyanya, kini Dellson menoleh kearah Maidnya..
" Jangan berani-berani kalian membantunya, jika kalian membantunya maka kalian akan berakhir sepertinya"..
Seketika Maid itu menjadi takut, tiga tusukkan yang dilakukan Dellson membuat Dewi hanya tergeletak dilantai dengan darah yang mengalir..
Kini Dellson mendekat kearah wajahnya Dewi dan membisikkan sesuatu..
" Ucapakan selamat tinggal kepada dunia, bahwa hari ini aku menjadi malaikat pencabut nyawa"..
Mata Dewi hanya terbelalak dan mulutnya ternganga karena tidak bisa melawan dan merasa takut dengan nada bicaranya Dellson..
Dellson dengan sengajanya menginjak tangan Dewi sehingga terdengar suara..
Krekk..
Maid itu hanya menutup mulutnya dengan kedua tangannya dia benar-benar melihat aksi Dellson yang menyiksa Dewi..
Setelah itu, Dellson pergi meninggalkan Dewi yang sudah tekapar dengan nafas dileher saja dan nadinya mulai melemah..
Maid itu benar-benar tidak berani bergerak untuk membantu Dewi dia juga takut bahw Dellson akan melakukan hal itu kepada dirinya..
Saat Dellson keluar dari Mansion utamanya, kini dia menggunakan kaca mata hitamnya dan masuk kedalam mobilnya..
" Sekarang giliran kamu Jessy"..
Dengan nada aura pembunuhnya serta senyuman yang sangat menakutkan, malam ini Dellson benar-benar menjadi malaikat pencabut nyawa seseorang..
***
Dalam hitungan 30 menit akhirnya Dellson telah tiba di Apartemennya Jessy.. Dengan cara liciknya Dellson membawakan Bunga agar Jessy tidak curiga apa yang akan dilakukannya kali ini..
Dellson keluar dari dalam mobilnya, dan masuk kedalam lobby setelah itu berjalan kearah lift dan masuk.. Dellson menekan lantai 4 disanalah tepatnya Apartemen Jessy..
Setelah tiba di lantai 4, dengan cepatnya Dellson keluar dan berjalan dari keluar lift melewati 3 kamar orang setelah itu tepatnya kamarnya Jessy..
Ting.. Tong..
Suara bel berbunyi, itu adalah Dellson yang menekan bel tersebut.. Beberapa menit kemudian terdengarlah suara pintu dibuka..
Ceklek..
" Hey"..
" Dellson"..
Dengan senangnya Jessy bahwa melihat Dellson yang ada didepan pintu kamarnya, dia pun memeluk Dellson namun senyuman Dellson benar-benar menakutkan..
" Mengapa kamu tidak kasih tau jika mau kemari?"..
" Aku baru pulang dari London, jadi langsung mampir kemari"..
" Ayo masuk"..
Jessy menarik tangannya Dellson untuk membawa masuknya, senyuman Dellson terukir dibibirnya saat masuk kedalam dengan cepatnya Dellson mengambil pisaunya dan bertepatan juga Jessy membalikkan badannya..
Jebbbb...
" Akh".. Suara Jessy yang terkejut saat Dellson menusuk perutnya
" Malam ini aku datang untuk mencabut nyawamu, karena kau telah menggangu wanitaku sehingga membuatnya masuk ICU".. Bisikkan Dellson dengan nada aura pembunuhnya
Mata Jessy langsung terbelalak, dia mendorong tubuh Dellson sehingga terlepas dari tusukkan itu..
Brak!!!..
Jessy terjatuh kelantai memegangi perutnya yang berdarah itu, wajah Jessy menahan rasa sakit tersebut..
" Dellson apa yang kamu lakukan?"..
Teriakkan Jessy membuat Dellson menyeringai, hal itu membuat Jessy terkejut saat menatap kearah wajahnya Dellson benar-benar menyeramkan..
" Sudah aku peringatkan bukan? Jangan pernah menyentuh Adeeva namun mengapa kamu masih saja tidak mendengarkan perkataanku?"..
Dellson berjalan maju membuat Jessy mundur dengan bantuan satu tangannya, dia benar-benar sudah sangat susah untuk bergerak karena tusukkan diperutnya..
" Kau sudah gila Dellson"..
" Haha aku memang sudah gila, karena kalian telah membangunkan iblis didalam tubuhku"..
Jessy benar-benar ketakutan, dia tidak tau hidupnya bakalan seperti ini..
Dellson semakin maju dan mendekat kearah Jessy hal itu membuat Jessy teriak meminta tolong..
" Tolong"..
Namun.
Jebbb...
Uhuk.. Uhuk..
Dellson menusuk kembali perutnya Jessy sehingga membuatnya terbatuk.. Dellson menarik pisaunya membuat Jessy menarik nafasnya setelah itu Dellson menusuknya kembali..
" Akhh"..
Brakkk!!!...
Jessy merebahkan dirinya diatas lantai tersebut, dia memegangi pisau yang menusuk perutnya dan mencabutnya sehingga membuatnya benar-benar merasakan kesakitan..
" Haha, bagaimana rasanya?"..
Jessy hanya mengatur nafasnya, luka tusukkan itu membuatnya sangat susah untuk bernafas dia menatap kearah langit-langit dikamarnya itu tidak menjawab apa perkataannya Dellson..
Dellson mendekat dan menginjak kakinya Jessy, hal itu membuat Jessy memberontak tetapi dia tetap saja kalah...
Krekkk!!!...
" Aaaaaa".. Teriak Jessy merasakan kakinya dalam sekejap patah
Plakk!!!... Plakk!!!!...
Dellson menampar wajahnya Jessy, setelah itu mencengkram dagunya Jessy dengan sangat keras sehingga membuat air mata Jessy mengalir..
" D-dellson maafkan aku, tolong berikan aku pengampunan"..
Dellson mengerutkan keningnya dia benar-benar merasa lucu dengan perkataannya Jessy..
" Pengampunan?"..
Jessy menganggukkan kepalanya, hal itu membuat Dellson terkekeh melihat responnya Jessy..
" Aku tidak akan memberikan kamu pengampunan, namun aku akan mengirimkan kamu ke neraka"..
Mata Jessy terbelalak saat mendengar jawabannya Dellson, kini Dellson mengambil kembali pisau tersebut dan menusuknya kearah dada Jessy dimana dia lakukan kepada Adeeva..
Jebbb...
Mata Jessy terbelalak mulutnya ternganga saat Dellson kembali menusuknya, setelah itu Dellson memegangi tangannya Jessy tiba-tiba.
Krekk!!!...
Jessy sudah tidak punya tenaga lagi, dia hanya bisa merasakan sakit dan sesak disemua tubuhnya, darah pun mengaliran dilantai..
Kini Dellson mendekat kearah wajahnya Jessy dan membisikkan sesuatu..
" Ucapkan selamat tinggal kepada dunia, karena malam ini aku menjadi malaikat pencabut nyawa"..
Jessy hanya menetes air matanya, dengan mulut yang ternganga dia benar-benar tidak menyangka bahwa Dellson akan membunuhnya dalam sekejap..
Dellson pun bangun dari jongkoknya, setelah itu berjalan kearah pintu keluar dimana Jessy hanya menatap kepergiannya Dellson..
Brakk!!!..
Suara pintu sudah tertutup, kini Dellson berjalan dengan santainya melewati lorong disetiap kamar itu..
" Tugasku sebagai malaikat pencabut nyawa telat selesai"..
Tebak apakah mereka berdua akan mati ditempat?