Penyesalan terbesar karna telah salah mempercayai seseorang, Tunangan yang begitu di cintai nya menghianatinya padahal Ia sudah membuang satu-satunya Orang berharga dalam hidupnya yang seperti Keluarga baginya hingga meninggalkan dia untuk selama nya.
"dimana ini?" gumam Natalia celingukan memperhatikan sekitar.
Natalia Kembali ke masa lalu sebelum petaka itu terjadi, Natalia membalaskan dendamnya pada Orang yang telah menghianatinya.
ikuti kisahnya ya? bagaimana kisah cinta Natalia? Orang yang di masa kehidupan pertama telah Ia khianati demi Tunangan bajing*nnya kini takdir seolah menghukum Natalia dengan begitu mencintainya, akankah mereka bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sucii Amidasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bermain-main
"kenapa Paman?" tanya Natalia polos.
"tidak ada." jawab Steven segera bangkit dan berjalan cepat ke arah Sofa.
Natalia melototkan matanya, "Paman jorok..! kenapa tak cuci tangan?" sentak Natalia.
"Paman udah sangat lapar Alia." racau Steven dan Natalia tersungut-sungut keluar dari Ruangan kerja Steven.
Steven sendiri matanya sampai memerah menyantap begitu lahap sarapannya seolah-olah masakan Natalia begitu enak dan Steven seperti belum makan bertahun-tahun lamanya.
Natalia kembali ke Kamarnya, "aku sengaja buat Sandwichnya sedikit berantakan biar Paman tak curiga kalau aku sebenarnya udah mahir memasak setelah dia meninggal di kehidupan pertamaku." gumam Natalia begitu pelan nyaris berbisik.
Natalia mengalami kehidupan bagai Neraka sejak Steven meninggal dan Kean menjadi penerus Perusahaan Panelly di percaya oleh Natalia, Natalia sampai memiliki banyak bekas luka di 10 jarinya demi pandai memasak untuk Kean bahkan Natalia menganggap kalau Kean lah alasan Natalia bertahan selama itu.
Natalia melihat seluruh jemari tangannya yang mulus, "sekarang tanganku bersih dari bekas luka itu, Kenapa aku bisa begitu bodoh tak menyadari alasan Paman melarangku memegang pisau."
Natalia tersenyum pahit mengingat kehidupan pertamanya, lagi-lagi air matanya menetes dengan cepat Natalia menghapusnya.
"aku harus menemui Vinne dan Kean, aku tak boleh membuat mereka curiga pada Paman. perubahanku pasti sangat di curigai oleh mereka." gumam Natalia dengan tangan terkepal kuat.
"aku akan melindungi Paman dari Kalian berdua, tak akan aku biarkan kalian menyakiti seujung jarinya sedikitpun." ucap Natalia dengan dingin dan sorot mata tajam penuh dendam.
Natalia tahu tabiat Kean dan Vinne jika tak bisa mengendalikan nya berarti semua itu adalah ulah Steven, mereka pasti akan berusaha keras menyingkirkan Steven dari hidup Natalia supaya mereka bisa mengendalikan Natalia lagi.
.
Natalia membersihkan tubuhnya lalu setelah itu Ia Keluar dari Rumah dengan penampilan tertutup dari biasanya yaitu mengenakan celana bahan levis panjang juga Baju kemeja kebesaran. Natalia juga membuang semua baju-baju kekurangan bahannya juga semua make up yang membuat wajah Natalia seperti Tante-Tante.
"apa ini?" Steven terkejut saat hendak pergi ke Kantor malah melihat banyaknya kardus-kardus.
"Tuan Muda? Nona Alia sendiri yang meminta saya membuang pakaian-pakaian seperti biduannya itu dan juga semua alat make up yang ada di kamarnya. Nona muda juga ingin merubah model kamarnya yang katanya udah ketinggalan zaman dan keluar mencari pekerja desain kamar katanya." lapor Ella dengan semangat.
Steven begitu terkejut bahkan Ia membuka kardus-kardus itu dan melihat isinya memang semua pakaian kekurangan bahan yang belakangan ini selalu di kenakan Natalia.
"sebenarnya kenapa Alia? kenapa dia begitu berubah? kejadian apa yang membuatnya berubah 360° begini?" gumam Steven tak bisa berkata-kata.
"Tuan Muda?" sapa Ella.
"ahh? tak apa..! kalian buanglah kalau Alia memang minta begitu." balas Steven dengan wajah kikuknya lalu pergi begitu saja sesekali Ia menoleh melihat kardus-kardus berisi semua pakaian biduan Natalia itu dengan tak percaya tapi berusaha mempercayai semua itu nyata.
.
Natalia mengunjungi Mall terdekat dan menggesek kartu saktinya yang tanpa batas itu.
"huuh!! melelahkan sekali belanja sebanyak ini, sial..! kakiku mulai pegal." gerutu Natalia mengedarkan pandangannya lalu melihat salah satu pemuda berpakaian biasa menghampirinya.
"a--ada yang bisa saya bantu Nona?" tanya Pemuda itu dengan cemas-cemas.
"kalian tak lihat belanjaan bajuku sebanyak itu? kenapa tak datang mengambilnya?" tanya Natalia jengkel pada Pria didepannya itu.
deg..!
"a--apa maksud Nona?" tanya Pemuda itu ternyata adalah pengawal bayangan Natalia di utus oleh Steven untuk melindungi Natalia.
"jangan pura-pura bodoh, aku tahu kalian utusan Pamanku. sana bawa barang-barangku ke Mobil kalian lalu tunggu belanjaanku yang lainnya." tukas Natalia tegas.
"ba--baik Nona." jawab Pemuda itu gelagapan.
mereka tidak menyangka Natalia menyadari nya adalah Pengawal utusan Steven padahal Ia sudah begitu berhati-hati selama ini.
Natalia kembali belanja dengan wajah berbinar tak lagi banyak membawa belanjaan, lagi-lagi Pengawalnya jadi korban membawa semua itu ke Rumah Panelly dan meletakkannya di Kamar sebelah Kamar Natalia sementara waktu karna Kamar Natalia yang sekarang akan di perbaiki oleh pekerja desain Kamar yang sudah Natalia bayar.
.
Natalia sedang duduk di Restaurant yang ada di seberang Mall tempat Natalia belanja besar-besaran tadi.
tak lama kemudian Sosok tinggi dan seorang wanita seksi datang diantar oleh pelayan Restaurant masuk ke Ruangan Natalia.
"Lia?" sapa Vinne berlari ke arah Natalia dan duduk disebelah Natalia tanpa merasa segan.
Natalia melirik sekilas sosok tinggi itu yang berwajah heran melihat Natalia, biasanya Natalia kan selalu berlari menghampirinya bahkan seperti lintah langsung menempel padanya.
Deg..!
"dia tak berdandan? kemana pakaian murahannya?" batin Kean terhenyak.
Vinne terkejut juga melihat Natalia tak bersolek seperti tante-tante dan juga tidak pakai baju ala biduan itu namun Ia merubahnya karna Ia berpikir Natalia masih sakit jadi tak mau pakai baju terbuka sampai sembuh.
"Lia akhirnya kamu mau mengajak ketemuan, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Vinne sok perhatian.
Natalia melihat Vinne dan Kean bergantian, "Kalian?? kenapa aku bisa begitu bodoh? mereka yang begitu dekat selalu kemana-mana berdua begini kenapa tak pernah aku curigai? aku benar-benar bodoh selama ini." batin Natalia diam saja.
"Lia?" panggil Vinne melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Natalia.
Natalia memejamkan matanya menekan amarahnya yang ingin sekali menampar serta menendang Vinne dan Kean saat ini, Ia tak boleh memperlihatkan perubahan yang begitu drastis sehingga Natalia sulit menghancurkan mereka nanti.
Natalia harus pandai bermain-main seperti mereka yang sedang bermain-main pada Natalia.
"aku memintamu bertemu kenapa dia juga datang?" tanya Natalia dengan wajah datar ke Kean yang terkejut.
Natalia menepis tangan Vinne yang begitu syok melihat Natalia bicara begitu dingin padanya.
"ak--aku pikir kau mau bertemu dengannya juga." jawab Kean tergagap karna tak mengira dengan perubahan Natalia saat ini seakan ada tembok tinggi yang membatasi mereka.
Natalia tersenyum sinis tapi merubah ekspresinya lagi menjadi lebih tenang, "ya sudah karna dia udah datang tak mungkin di usir."
"pesanlah makanan yang kalian mau." pinta Natalia.
"benarkah Lia?" tanya Vinne semangat dan Natalia mengangguk saja.
Vinne langsung melupakan ketidaksenangan Natalia tadi atas kehadirannya karna Natalia meminta Vinne memesan makanan disini yang harganya terbilang mahal.
Kean mengerutkan keningnya, "aku yakin Lia berubah, kenapa dia tak sehangat sebelumnya?" batin Kean.
"Lia?" Kean hendak memegang tangan Natalia namun Natalia yang refleks menepis tangan Kean yang semakin tak percaya menatapnya.
"ahh? maaf Kean..! ak--aku kaget, kenapa kau menyentuhku? aku jadi berpikir kau adalah Paman jadi aku menepismu." kata Natalia berakting begitu polos.
"ahh? iya juga, maaf." Kean pun jadi malu sendiri karna Ia tak pernah di tepis sekuat itu oleh Natalia tapi mendengar alasan Natalia sebenarnya masuk akal.
Vinne sudah selesai memesan makanan lalu beralih melihat Natalia dan mendengar penjelasan Natalia seperti itu pun juga mengangguk membenarkan lalu Ia memberanikan diri memegang tangan Natalia.
"sebenarnya kamu sakit apa Lia?" tanya Vinne begitu khawatir.
KAN lumayan uangnya Wkwkwkkw
kalo bisa sambil Live video ( jadi ga bisa apa² mereka berdua Wkwkwk 🤣)
Tapi kalo muka Tembok meh BEDA
aku mampir lgi😊