Elsya adalah seorang anak perempuan yang bisa melihat sosok tak kasat mata, saat memasuki taman kanak-kanak ia bertemu dengan sosok perempuan yang kini menjadi temannya, karena hal itu ia kadang terlihat berbicara sendiri dan membuat orang-orang di sekitarnya menganggap ia anak aneh.
Anggapan itu lah yang membuat ia tidak memilih teman di sekolah, dan ada hal lain yang menjadikan Elsya sasaran empuk para preman di sekolah untuk melakukan kejahatan padanya.
Elsya hanya tinggal bersama kakak kandungnya, kalau bukan support dari kakaknya ia tidak akan mampu bertahan.
Hingga suatu hari Elsya harus berpisah selama-lamanya dengan teman gaibnya, itu membuat Elsya sangat sedih dan memutuskan untuk menutup mata batinnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Saat Elsya dan Diki berjalan kembali ke penginapan, mereka melihat teman-temannya pada keluar dari penginapan.
"Mau kemana lu pada?" tanya Diki ke yang lain.
"Lu dari mana?" tanya Rio balik ke Diki.
"Dari makan gue, laper banget soalnya."
"Mau cari makan kita, sarapan ternyata buah aja mana cukup," ucap Andre.
"Oke lah."
"El, lu udah makan juga?" tanya Azizah.
"Sudah," ucap Elsya sambil menganggukkan kepalanya.
Yang lain pun langsung pergi mencari makan, karena tadi Andre bilang sarapan dari guru hanya buah, Diki pun langsung masuk duluan tanpa menunggu Elsya.
Tapi baru saja Diki membuka pintu penginapan, ia langsung terduduk sambil melihat ke dalam.
"Kenapa lu?" tanya Elsya saat melihat temannya terduduk begitu saja, Elsya pun melihat ke dalam penginapan.
"WOY!" teriak Diki dan berhasil menghentikan aksi kedua sejoli dihadapan mereka.
"Lu berdua ya! tau tempat dong, lu tau gak sih teman-teman sekelas harus nerima dampak dari kelakuan lu berdua!" ucap Elsya sudah tidak tahan melihat Sarah dan Leo, untungnya mereka berdua hanya melakukan kiss.
Tapi mereka berdua tidak peduli, bahkan terlihat kesal karena diganggu oleh Elsya dan Diki.
Bukannya meminta maaf, mereka berdua langsung keluar dari penginapan sambil bergandengan tangan.
"Kalem bro namanya juga anak muda," ucap Leo saat melewati mereka berdua.
"Gila banget mereka tuh," celetuk Diki.
"Biarin aja," ucap Elsya dan langsung mengambil satu buah di atas meja.
Elsya duduk sambil menelpon kakaknya, baru saja terhubung, panggilannya sudah di jawab.
"Halo Sya, gimana liburan lu?" tanya Elzein.
"Seru kak, lu gak nanya kabar gue dulu gitu baru nanya liburan gue gimana?" tanya Elsya.
"Gak perlu, sudah ada yang laporan," ucap Elzein memperlihatkan mbak Kun yang ada di dekatnya.
"Dih beneran pulang ternyata dia," ucap Elsya saat melihat mbak Kun tengah duduk di atas meja.
"Biasalah kangen katanya," ucap Elzein menggoda mbak Kun.
"Sembarangan ya lu Zein, gue gak ada ngomong gitu," ucap mbak Kun kesal ke Elzein.
"Terserah Kun."
"Lu di penginapan? Ko sepi," tanya Elzein.
"Yang lain lagi cari sarapan."
"Lu gak ikut?"
"Udah duluan tadi."
"Baik-baik lu ya sama temen-temen lu, jangan berantem."
"Iya iya."
"Siapa?" tanya Diki.
"Kakak gue," ucap Elsya.
"Ya udah El, gue mau ngobrol sama si Kun dulu."
"Oke see you kak."
Setelah Elzein menutup panggilannya lagi-lagi Elsya merasa ada sesuatu dengan mbak Kun, ia tidak biasanya pulang saat ikut liburan.
"Pikiran gue aja kali itu," ucap Elsya untuk menenangkan pikirannya sendiri.
Tak lama satu persatu temannya mulai kembali ke penginapan, mereka akan pulang sekitar jam satu siang nanti.
Saat ini di luar sangat panas, itu membuat mereka semua berkumpul di penginapan.
"Kumpul dulu yok di luar," ajak Azizah ke para cewek-cewek yang tengah rebahan di kamar.
"Sepulang dari sini kan kita mau lanjut liburan, untuk makanan dan camilan itu sudah lengkap semuanya," ucap Bian dan yang lain mulai bersorak kegirangan.
"Ini namanya liburan."
"Waaah waktunya bersantai kalau gitu."
"Ada kolamnya gak? mau berenang gue?" tanya Rio.
"Kolam renang pasti ada dong, iya kan Bian?" tanya Diki.
"Ada, kalau udah disana satu hal yang gue minta sama kalian, jangan melakukan hal aneh-aneh dan tetap jaga sopan santun kalian," ucap Bian lagi.
"Iya," jawab yang lain kompak.
"Itu aja, Azizah, Sarah, sama lu Leo ikut gue," ucap Bian dan berjalan ke arah kamar cewek.
"Kita di luar aja dulu kalau gitu," ajak Monica, yang lain pun setuju dan mulai berjalan keluar.
Saat di luar semua pada diam, tentu saja mereka semua takut karena ini menyangkut hal gaib, walaupun kodrat manusia lebih tinggi tapi manusia ini ada yang berbuat hal keji sehingga membuat mereka mereka yang tak terlihat menjadi marah.
"Lama ya mereka," celetuk Ana yang duduk di samping Elsya.
"Iya weh, semoga aja gak ada apa-apa."
Tak lama pintu kamar terdengar dibuka, seketika kami pun menjadi tegang.
"Mau kemana lu?" tanya Andre saat melihat Sarah dan Leo berjalan berdampingan keluar dari penginapan.
"Keluar sebentar," jawab Sarah sambil tersenyum.
Setelah mereka berdua menjauh, yang lain langsung masuk ke dalam penginapan karena memang cuaca sedang terik padahal baru jam sepuluh.
"Mereka mau kemana?"
"Jalan-jalan, setidaknya mereka sudah meminta maaf." Bian melihat ke arah Rayhan dan juga Elsya. "Coba tanyakan ke nenek itu, apa semua sudah aman?" pinta Bian.
Di saat itu Elsya keluar rumah dan duduk di tangga telat di samping sosok nenek penghuni penginapan.
"Nek?" ucap Elsya memulai pembicaraan.
"Sudah nak, nenek memaafkan mereka," ucap sosok nenek itu sambil terus melihat ke depan.
"Terima kasih nek," ucap Elsya.
"Nama kamu siapa nak?" tanyanya.
"Nama saya Elsya nek."
"Nak Elsya, ingat lah nak apa yang kamu miliki sekarang tidak selamanya ada untuk kamu," ucap si nenek dan berhasil membuat Elsya bertanya-tanya.
"Maksud nenek apa?" tanya Elsya meminta penjelasan lebih.
"Bukan apa-apa nak."
"Baiklah nek, sekali lagi saya mewakili teman-teman meminta maaf," ucap Elsya berusaha sesopan mungkin.
"Iya nak."
Elsya pun langsung masuk, dan menghampiri teman-temannya.
"Sudah aman," ucap Elsya, teman-temannya pun langsung tersenyum senang.
"Sekarang kita beres-beres baru ke penginapan guru," ucap Bian.
Karena selesai mandi tadi Elsya langsung membereskan barang-barangnya, ia hanya perlu mengeluarkan koper miliknya ke teras.
Sambil menunggu yang lain selesai beres-beres, Elsya memilih ke penginapan guru duluan.
Dalam perjalanan ke penginapan guru-guru tentu saja Elsya melihat banyak setan, Elsya berusaha untuk tidak melihat mereka, ia khawatir tak sengaja melakukan kontak mata dan membuat para setan itu mengikuti Elsya untuk meminta bantuan.
"Dari kelas berapa?" tanya seorang guru yang Elsya juga tidak tau namanya.
"Dua belas A pak," jawab Elsya.
"Kelas anak-anak kaya ternyata, sini ambil makan siang kalian," ucap sang guru.
Elsya pun mengikuti perintah guru tersebut, dan mengambil dua kresek merah makanan yang di berikan.
"Makasih bu," ucap Elsya.
"Iya, bilangin teman-temanmu nanti setelah sarapan ngumpul di sini ya."
"Siap bu."
Elsya pun kembali ke penginapannya dengan membawa dua kresek makanan di tangannya, "Lumayan berat ternyata," ucap Elsya.
"Ko lu pergi sendirian sih," ucap Diki dan mengambil alih makanan di tangan Elsya.
"Thanks bro." Elsya melemaskan tangannya karena cukup pegal padahal tidak terlalu berat. "Ah iya selesai makan nanti ngumpul di penginapan guru katanya," ucap Elsya menyampaikan ucapan gurunya tadi.
"Iya."
Mereka semua pun langsung makan setelah membereskan koper masing-masing.
jika bersedia km bs follow ak dan ak bs undang kamu mksh.