seorang pemuda berusia 18 tahun bernama Dylan Hopkins, adalah seorang dokter magang yang rajin, berwajah tampan dan berkharisma. ditengah kesibukannya, dia tiba-tiba mendapat telpon dari orang yang tak dikenal untuk menginformasikan bahwa
wanita yang dia pacari selama tiga tahun tiba-tiba melangsungkan pertunangan dengan pria lain.
wanita itu mengkhianatinya hanya karena dia miskin dan bukan dari keluarga kaya.
Yang lebih menyakitkan lagi, ditengah rasa sakit hati karena dikhianati sang kekasih,
Dia malah dipecat dari pekerjaannya.
namun suatu ketika, dia tiba-tiba mendapat kekuatan misterius dari cincin yang pernah dia berikan pada mantan pacarnya sebagai hadiah.
cincin tersebut merupakan cincin peninggalan yang ditinggal oleh orang tua kandungnya.
sejak saat itu kehidupan Dylan mengalami peningkatan baik ekonomi, ilmu medis, bela diri dan kekuatan super lainnya. bagaimana kisah selanjutnya nongkrong terus ya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudoelf Nggeok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyembuhkan Martin Scott
Dengan penuh antisipasi, Martin langsung berdiri dan meminta maaf, "Tuan Hopkins, anda benar-benar orang yang banyak ilmu, saya minta maaf atas kesalahan saya sebelumnya."
"Maafkan saya Tuan, maafkan saya!"
Martin untuk pertama kalinya membungkuk, seolah-olah melihat harapan hidup, dan kali ini bukan karena rasa kagum! Dan dia harus meminta maaf.
Jika Dylan menolak mengobati Martin, dia tidak bisa berbuat apa-apa selain membiarkannya pergi.
Kini benak Martin dipenuhi dengan perasaan curiga, jangan-jangan Dylan berasal dari klan besar atau tentara yang kuat. Dia datang kekota white Bear mungkin hanya untuk mencari pengalaman hidup.
Kalau tidak, mana mungkin orang yang memiliki kompetensi besar ini bisa datang ke daerah kecil ini?
Martin langsung mengubah panggilan Dylan dari Tuan Hopkins menjadi Master Hopkins. yang pertama dia hanya mengakui keterampilan medisnya, tapi Master Hopkins adalah sebutan kehormatan untuk kalangan mereka, tentu saja Martin merasa harus menunjukkan ras hormat kepada Dylan.
Baik guru Brian maupun Edgar tertegun dan tercengang.
Guru Brian tidak tahu kalau Dylan tahu banyak hal diluar keterampilan medis, dia juga seorang master seni bela diri yang mahir, sementara Edgar, dia sangat panik, karena sejak tadi dia selalu menghina Dylan.
Jantungnya berdebar kencang, mau tak mau dia pun ikut bangkit dan membungkuk bersama Martin, "Master Hopkins, saya minta maaf atas apa yang saya katakan kepada anda, saya mohon maafkan saya."
Master Hopkins, anda adalah pemenangnya.
Anda pemenangnya, Azka, Bram dan yang lainnya bangkit dan mengakui kekalahan.
Saat ini, hanya Dylan yang duduk didalam vila.
Jenny yang memakai kacamata berbingkai emas, matanya seketika berbinar, memberikan pandangan memikat terhadap Dylan.
Jenny sudah berusia dua puluh lima tahun, hampir semua wanita seusianya sudah menikah, namun karena jenny begitu hebat, dimatanya, dia menganggap semua pria tidak ada yang luar biasa.
Bahkan bosnya sendiri, salah satu toko besar disektor bisnis kota white Bear, Martin Scott hampir tidak membuatnya terpikat.
Namun hari ini, kekagumannya terhadap Dylan membuatnya gelisah tanpa alasan.
Dia sudah sering kali bertemu dengan pria yang brilian, muda dan tampan, tapi tak ada yang sebanding dengan Dylan, yang membuat Martin membungkuk dan memberi hormat dua kali dalam satu jam.
Jenny menjabat sebagai direktur Luxury Building Group sejak usianya masih muda dan telah menjadi asisten penting bagi Martin. Tentu saja, dia adalah seorang wanita yang berkemampuan hebat, kecuali untuk beberapa hal khusus.
Dia sudah tahu soal pertarungan rahasia antara Dylan dan Martin, hasilnya juga sudah diputuskan.
Dylan adalah pemenangnya. Dia telah meraih kemenangan telak.
Saat ini, Dylan layaknya seorang raja ditempat itu, duduk nyaman disofa tanpa ada raut kepuasan atau pun kebanggaan, seolah-olah semua yang terjadi dibawa kendalinya. Dia selalu tenang dan terkontrol, tanpa sengaja jenny melihat cincin dijari kelingking tangan kanannya, dia diam-diam kaget.
"Silahkan duduk semuanya!"
Dylan mengangkat secangkir teh dan menyesapnya, dia telah melewatkan tesnya hanya dengan beberapa kata sederhana saja.
Setelah semua orang duduk, dia berdiri dan mendekati Martin lalu berkata, "Martin, penyakitmu bukan penyakit biasa, lepaskan bajumu!"
"Oke, oke ..."
Martin tidak merasa risih mendengar cara Dylan memangilnya, sebaliknya, Martin malah berpikir sudah sepantasnya Dylan berlaku seperti ini. Karena tahu Dylan akan mengobati penyakitnya.
Dia pun melepaskan bajunya dan memperlihatkan tubuhnya yang kurus didepan semua orang. Baik guru Brian maupun Edgar, mereka menghela nafas, Martin sudah dua tahun kehilangan banyak berat badannya, kini tubuhnya kurus membuatnya seolah-olah orang lain, padahal usianya baru mencapai lima puluh tahun.
Kenyataannya, Martin terpaut empat belas tahun lebih muda dari guru Brian, sayang sekali dia memiliki kesehatan yang buruk.
Dylan tidak mengeluarkan jarum peraknya saat melihat tubuh Martin, dia hanya menekan dada lelaki itu lalu bertanya, "Apa ini sakit?"
"Ya!"
Jawab Martin sambil menganggukkan kepalanya.
"Oh iya, aku lupa, hanya seorang anak muda sepertiku yang tidak akan merasakan sakitnya."
Martin tidak tahu harus ngomong apa!
Dylan kemudian meletakkan telapak tangannya ketengah dada Martin, mempertahankan postur tubuhnya beberapa saat, tak ada yang tahu apa yang Dylan lakukan. Baru sekitar sepuluh menit berlalu Dylan mengangkat tangannya dan berkata, "Baiklah, kamu bisa mengenakan pakaianmu!"
Hem? Meski sudah melalui banyak hal dalam hidupnya, Martin masih kebingungan melihat pengobatan semacam ini. Dia pun penasaran lalu bertanya, "Apakah hanya begitu saja?"
Guru Brian juga memperlihatkan ekspresi yang sama.
"Master Hopkins, kami sangat menghormati tuan Scott, sebaiknya anda ..."
Kalau saja Edgar tidak melihat bagaimana Dylan memperlihatkan keterampilan medisnya, cara Dylan mengobati Martin, pasti Edgar sudah mengejeknya. Untungnya dia berhasil menekan keraguannya, lalu melanjutkan, "Lebih baik berhati-hati!"
"Habiskan kopi ini," Dylan menuangkan secangkir kopi dan memberikannya kepada Martin.
Eh ...
Martin entah kenapa, malu karena sakitnya yang parah membuatnya tidak bisa makan dan minum. Selama ini, dia hanya bergantung pada cairan infus, sebaliknya akan sulit baginya untuk meneguk air putih, apalagi secangkir kopi. Dia akan langsung memuntahkan semua yang dia makan ataupun minum.
Mengingat rasa sakitnya muntah dan bagaimana kondisi kesehatannya, Martin jadi tidak ingin meminum kopi itu.
Namun ketika melihat ekspresi pasif Dylan, mau tidak mau Martin memaksakan diri untuk mengambil secangkir kopi itu dan menyesapnya dengan hati-hati.
Dalam sekejap,Terlihat jelas dari mata Martin memperlihatkan beberapa perubahan telah terjadi. Penolakan yang dia tunjukan sejak awal berubah menjadi kejutan dan kegembiraan, dia sangat kegirangan.
Martin berhasil meminum secangkir kopi itu!
Dia benar-benar berhasil!
Sebelumnya, setiap kali meminum apapun, minuman itu tidak pernah sampai kedalam perutnya. Dia pasti akan memuntahkannya tanpa sadar, seperti dia telah memakan makanan yang berlebihan, atau orang yang bermasalah dengan pencernaannya.
Tapi kali ini, kopi itu tertelan dengan lancar ke tenggorokannya.
Sekarang Martin bisa merasakan dengan jelas perutnya tidak lagi terhalang, seolah-olah pipa air yang tersumbat mulai berfungsi kembali setelah dibersihkan. Dia bahkan bisa mendengar percikan itu dari dalam perutnya.
Rasanya enak, sangat enak sekali.
Martin kembali meneguk secangkir lagi, dia seperti orang yang tidak perna merasakan rasanya kopi yang enak sebelumnya. Dan itu yang membuat semua orang yang berdiri disamping tercengang, termasuk guru Brian, Edgar, Jenny dan Azka beserta yang lainnya.
Martin benar-benar bisa meminum sesuatu sekarang?
Semua orang yang tahu betapa Martin mengalami kesulitan meminum apapun selama dia sakit, semua orang benar-benar tercengang.
Sekarang dia malah meneguk beberapa cangkir kopi?
Beberapa saat kemudian Martin menyadari apa yang telah dia lakukan. Dia pun berhenti meminum kopi, lalu berkata sambil berdiri dengan raut wajah gembira, "akhirnya aku bisa minum sesuatu sekarang! Master Hopkins, anda benar-benar luar biasa!"
"Terimakasih, terimakasih sudah menolong saya. Saya akan menyerahkan hidupku pada anda mulai sekarang, kapanpun anda membutuhkan bantuan saya, jangan ragu untuk memberitahu saya, saya siap melayani anda kapan saja!" kata Martin.
Tidak ada yang menyangka, Dylan bisa menyembuhkan penyakit Martin hanya dalam waktu sepuluh menit saja. Sudah lama sekali dia tidak makan sesuatu yang dia inginkan, Martin terus mengucapkan terimakasih sambil meneteskan air mata. kemudian membungkuk sambil berkata, "Saya ingin meminta anda untuk membantu mengobati keluarga saya!"
"Jangan terlalu bersemangat, aku hanya menekan penyakitnya sementara, ini bukan penyakit biasa, meskipun tidak sulit mengatasi penyakitmu, aku tidak punya cukup waktu untuk melakukannya hari ini." kata Dylan memperingatkan.
**********